Bumi Sebagai Pusat Edar Jagad Raya

dikumpulkan dari berbagai sumber
untuk mempercepat penyebaran informasi secara efisien
dan menambah percepatan kemajuan Indonesia tercinta ...

Dari Situs Uung Gantira (Facebook)

Artikel asli ditayangkan dalam situs ini, agar

  1. Jika situs aslinya sudah tidak ada, pola pikir yang digunakan oleh pengikut faham geosentrisma masih terekam di situs ini.
  2. Memberikan gambaran ayat-ayat dan hadits yang digunakan sebagai landasan kelompok ini.

Catatan: Situs ini saya ambil sebagai acuan BUKAN karena kebenarannya, namun karena relatif lengkap dan menggunakan bahasa Indonesia; sehingga lebih cocok untuk kalangan yang tidak mampu berbahasa Inggris. Artikel aslinya banyak kesalahan ketik dan ejaan, saya betulkan, tetapi sama sekali tidak mengubah arti. Enjoy!

 

Klik untuk menuju ke situs aslinya
Gambar 1. Halaman muka situs Uung Gantira


Yang Benar Itu Bumi Memutari Matahari atau Matahari Memutari Bumi?

Teori Matahari sebagai pusat alam semesta pertama kali dicetuskan oleh seorang ilmuwan Yunani yang bernama Aristarchus (abad ke-3 SM). Pendapat ini kemudian dibantah oleh seorang filosof Yunani lain yang bernama Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 SM, dan tidak ada bantahan selama 15 Abad. Lalu diperkuat oleh seorang ilmuwan yang bernama Iskandar Ptolomeus yang hidup pada tahun 151-127 SM dan tidak dibantah selama 12 Abad.

Kemudian Nicolas Copernicus yang hidup pada tahun 1473-1543 M, membaca buku-buku Aristarchus, akhirnya memunculkan kembali teori bahwa bumi dan planet-planet lainnya berputar mengelilingi matahari. Lalu didukung lagi oleh Galileo-Galilei yang hidup pada tahun 1564-1642 M, yang didukung sampai saat ini bahwa bumi dan planet-planet memutari Matahari.

Pertanyaannya manakah yang kita yakini dengan teori-teori yang terus berganti ini?

Sering kuperhatikan matahari terbit dan tenggelam, mata, perasaan dan logikaku mengatakan bahwa mataharilah yang mengeliling bumi. Tapi teori-teori yang ada di sekolahan mulai dari SD, SMP, SMA, S1 dan S2 memaksaku untuk mengatakani bahwa bumi yang mengelilingi matahari, walaupun hati kecilku menolaknya, namun demi sebuah nilai di sekolahan dengan terpaksa aku menyetujuinya.

Setelah membaca hadist-hadist shahih dan tafsir Al-Qur'an, hati dan keyakinanku mulai menguat kembali dan mengatakan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. Namun aku masih belum berani mengungkapkan hal ini pada khalayak umum. Karena kemungkinan besar orang-orang akan mengatakan bahwa aku orang bodoh dan tidak memahami ilmu pengetahuan serta salah menafsirkan Al-Qur'an dan hadist.

Setelah membaca buku yang berjudul "Matahari Mengelilingi Bumi" yang ditulis oleh Ahmad Sabig bin Abdul Lathif Abu Yusuf terbitan Pustaka Al-Furqon, keyakinanku makin kuat dengan dalil-dalil yang diungkapkannya. Beberapa dalilnya yaitu:

  1. QS. Al-Maidah ayat 3: "... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadam nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu sebagai agama bagimu..."
  2. Hadist Riwayat Thobroni dalam al-Kabir dengan sanad Shahih. Berkata Abu Dzar ra: "Rasululah saw meninggalkan kami, dan tidaklah terdapat seekor burung yang mengepakkan kedua sayapnya di angkasa melainkan beliau telah menyebutkan ilmunya kepada kami."

Ini menandakan bahwa semua ilmu sudah sempurna setelah Rasulullah diutus. Beberapa dalil yang menyatakan akan diamnya bumi adalah:

  1. "Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan bergeser dan sungguh jika keduanya akan bergeser tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia itu Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. Fathir: 41)
  2. "Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kalian. (Dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapatkan petunjuk. (QS. An-Nahl: 15),
  3. "Dan telah Kasmi jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya bumi (itu) tidak goncang bersama mereka... (QS. al-Anbiya:31),
  4. "Dia Menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoncangkan kamu... (QS. Luqman: 10),
  5. "Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? (QS. Al-Mulk: 16)

Ayat-ayat ini sangat jelas menunjukkan bahwa bumi tidak bergerak, karena seandainya bumi itu bergerak mengelilingi matahari maka berarti dia bergeser dari satu tempat ke tempat lainnya dan ini bertentangan dengan zhohir ayat ini. Dan Allah mengancam mereka dengan dijungkirbalikkan bumi dan diancam dengan akan dijadikan bumi bergerak. Seandainya yang diklaim oleh para astronom itu benar bahwa bumi bergerak maka apa fungsi ancaman ini?

Sedangkan dalil hadistnya adalah dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah saw bersabda:"Tatkala Allah swt menciptakan bumi maka bumi itu bergerak, lalu Allah menciptakan gunung-gunung dan menancapkannya di atas bumi maka bumi itu pun tenang." (HR Ahmad&Tirmidzi).

Sedangkan beberapa dalil yang menyebutkan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi adalah:

  1. "... Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah matahari dari barat..." (QS. al-Baqoroh:258),
  2. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini lebih besar." Maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (QS. Al-An'am:78),
  3. "Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri..." (QS. Al-Kahfi:17),
  4. "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan. Masing-masing dari keduanya beredar di dalam garis edarnya." (QS. al-Anbiya:33),
  5. "Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat..." (QS. al-Arof:54),
  6. "Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. az-Zumar:5)
  7. "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya." (QS. asy-Syam:1-2)
  8. "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa serta Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir, kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin:38-40)

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa matahari lah yang bergerak mengelilingi bumi. Seandainya bumi yang berotasi, niscaya Allah Ta'ala tidak mengatakan bahwa mataharilah yang terbit.

Dalil lain dari hadist adalah

  1. Dari Abu Dzar ra bahwa pada suatu hari Rasulullah saw pernah bersabda: "Tahukah kalian ke manakah matahari itu pergi?" Mereka berkata: "Allah dan Rpsul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda:"Sesungguhnya matahari itu berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang.' Maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawa Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang.' Maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan kepadanya: 'Bangunlah!" Terbitlah dari barat. 'Maka dia pun terbit dari barat." Rasulullah saw bersabda: "Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang dia belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya." (HR. Bukhari, Muslim)
  2. Dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda:"Ada seorang nabi dari Bani Israil yang berperang, maka dia berkata kepada kaumnya: 'Jangan ada yang mengikutiku seseorang yang sudah memiliki istri dan dia ingin berkumpul dengannya namun belum sempat berkumpul, dan jangan pula seseorang yang telah membangun rumah namun belum memasang atapnya, juga jangan seseorang yang telah membeli kambing sedangkan dia sedang menunggu kelahiran anaknya.' Maka nabi itu pun berperang, dan dia mendekat pada desa yang dituju saat shalat Ashar, maka dia berkata kepada matahari: 'Engkau adalah makhluk yang diperintah dan saya pun diperintah, Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku sebentar.' Maka matahari itu pun ditahan sampai Allah Ta'ala memberikan kemenangan baginya." (HR.Bukhari)

Di sini dijelaskan dengan gamblang bahwa matahari bergerak dan tidak dijelaskan bumi bergerak. Bagaimana pendapat para ulama shalafus shalih terdahulu adalah

  1. Imam Abdul Qohir al-Baghdadi al-Isfiroyini berkata, "Ahlus Sunnah sepakat atas tetap dan tenangnya bumi, dan bahwasanya bumi itu hanya bergerak kalau terjadi sesuatu misalnya gempa atau lainnya." (al-Farqu Bainal Firoq hal. 254),
  2. Imam Ibnu Hazm: "Terdapat sebuah dalil yang paten dan bisa langsung disaksikan dengan pancaindera bahwa matahari mengelilingi bumi dari timur ke barat kemudian dari barat ke timur." (Dalam al-Fishol 2/99),
  3. Syaikhul Islam Ibny Taimiyah: "Siapapun yang berada di bumi lalu melihat keadaan matahari saat terbit, saat berada di tengah-tengah, juga saat tenggelam. Di tiga waktu ini matahari berada pada kejauhan yang sama dan juga dalam satu bentuk, maka dia akan mengetahui bahwa matahari itu beredar dalam sebuah garis edar yang berbentuk bulat." (Majmu' Fatawa 6/589),
  4. Imam Ibnu Qayyim al Jauziya: "Kemudian perhatikan hikmah dari terbitnya matahari pada alam semesta, bagaimana Allah menentukannya, seandainya matahari hanya terbit di satu tempat di langit lalu berhenti dan tidak bergerak, maka sinarnya tidak akan sampai ke banyak arah, karena bayangan salah satu bagian bumi yang bulat akan menghalangi bagian lainnya, maka bagian yang tidak terbit matahari di situ akan menjadi malam selamanya, dan bagian yang matahari terbit di situ akan siang selamanya, maka keduanya akan menjadi binasa. Dari sinilah maka hikmah Allah menuntut agar matahari itu terbit saat pagi hari dari timur kemudian terbit bagi daerah bagi daerah yang sebelah barat dan begitu seterusnya matahari selalu bersinar dan akan menyinari setiap bagian bumi sehingga dia menuju ke arah barat, dan akan menyinari bagian yang tadinya masih gelap saat pagi hari, dengan ini maka terjadilah pergantian malam dan siang yang dengannya maka bisa teraturlah kemaslahatan hidup manusia." (Miftah Darus Sa'ada 2/55)
    Juga berkata: "Kemudian perhatikan penciptaan bumi yang masih tetap sebagimana saat diciptakan, yaitu berhenti, tidak bergerak, dan tenang, agar bisa menjadi tempat tinggal bagi hewan, tumbuhan, dan benda-benda lainnya, juga agar hewan dan manusia bisa bekerja dan bisa beristirahat, seandainya bumi itu bergoncang dan bergoyang maka mereka tidak akan bisa tenang hidup di atasnya dan tidak akan ada bangunan yang tetap berdiri tegak."
  5. Imam Abdul Azuz bin Baz: "Telah tersebar pada zaman ini di kalangan para penulis dan pengajar bahwa hanya bumi itu berputar sedangkan matahari itu tetap, dan pendapat ini diikuti oleh banyak orang, maka banyak sekali pertanyaan seputar masalah ini. Oleh karena itu, saya berpandangan bahwa wajib bagi saya untuk menulis masalah ini secara ringkas untuk menerangkan kepada pembaca akan batilnya pendapat ini dan menerangkan kepada mereka pendapat yang benar. Maka saya katakan Al-Qur'an dan as-Sunnah serta kesepakatan para ulama dan realita yang ada menunjukkan bahwa matahari itu beredar di garis edarnya sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah ta'ala sedangkan bumi itu tetap tidak bergerak yang mana Allah menyiapkannya sebagai tempat tinggal dan Allah memantapkannya dengan gunung-gunung agar tidak bergerak bersama mereka."
  6. Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin: "Adapun pendapat kamu tentang peredaran matahari mengelilingi bumi yang dengannya akan terjadi perubahan siang dan malam, maka kamu berpegang dengan zhohir dari nash al-Kitab dan as-sunanah bahwasanya mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi yang dengannya terjadi pergeseran waktu siang dengan malam, sehingga ada dalil yang qhot'i yang dijadikan hujjah untuk bisa memalingkan dhohir yang bisa dijadikan hujjah untuk bisa memalingkan dhohiral-Kitab dan as-Sunnah, dan manakah dalil itu? Maka wajib atas setiap mu'min untuk berpegang teguh dengan zhohir al-Kitab dan as-Sunnah dalam masalah ini ataupun lainnya. Adapun yang disebutkan oleh para astronom, itu semua belum sampai pada derajat meyakinkan, oleh karena itu kita tidak akan meninggalkan kitab Allah dan sunnah Rasulullah saw hanya oleh itu semua. Dan kami katakan pada yang mengajarkan ilmu fisika bahwa dia harus menerangkan kepada para siswanya bahwa al-Quran dan as-Sunnah menegaskan bahwa terjadinya siang dan malam itu karena matahari yag berputar mengelilingi bumi bukan sebaliknya.
  7. Syaikh Abdullah ad-Quwaisy banyak mengatakan bahwa matahari yang bergerak mengelilingi bumi dan bahwasanya bumi itu diam tidak bergerak dalam kitab beliau al-Marid, sebuah buku yang membantah Sayyid Quthb dalam tafsir Zhilal-nya, karena harus diakui oleh kawan maupun lawan bahwa tafsir ini banyak terpengaruh oleh ajaran orang kafir barat, terutama sekali yang berhubungan dengan ilmu astronomi dan tata surya.
  8. Syaikh Abdul Karim bin Sholih al-Humaid dalam kitabnya berjudul "Hidayatul Hairon Fi Mas'alatid Dauron" (Petunjuk bagi orang yang bingung tentang masalah peredaran matahari dan bumi) menjelaskan bahwa yang benar adalah matahari mengelilingi bumi, sedangkan bumi mengelilingi matahari adalah sebuah pendapat yang batil, diambil dari orang-orang kafir yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya.

Sebuah argumen dari orang-orang saat ini adalah para guru IPA di SD dan mungkin untuk kalangan mahasiswa menerangkan bahwa pergerakkan matahari ke arah barat sebenarnya adalah karena gerakan rotasi bumi. Lalu tatkala ada yang bertanya, "Kalau memang begitu mengapa yang kelihatan bergerak kok matahari?" Dengan entengnya mereka menjawab: 'Bahwa itu sama dengan seseorang yang naik mobil atau kendaraan lainnya yang cepat, maka seakan-akan yang dia rasakan bahwa yang bergerak adalah pepohonan dan bangunan di sekitarnya dan dia sendiri merasa kayaknya diam dalam mobil.

Apakah sebuah dunia ilmiah hanya didasarkan pada sebuah kata 'Seakan-akan'?

Padahal semua orang mengetahui bahwa secepat apapun mobil dan di jalan sebagus apapun maka dia akan tetap merasakan bahwa dia bergerak. Fenomena lainya adalah dalam salah satu hadist shahih dijelaskan bahwa suatu saat nanti matahari akan terbit dari Barat, dimana saat itu pintu tobat telah tertutup namun suasana bumi belum terjadi kiamat yang menghancurkan bumi dan seisinya. Kalau seandainya bumi berotasi memutari matahari dengan kecepatan 30 km per detik sebagaimana yang dipercayai sebagian ilmuwan saat ini, maka mestinya saat itu bumi orang-orang pada beterbangan dan gedung hancur karena dengan kecepatan tinggi tiba-tiba arahnya berlawanan?

Namun kalau kita meyakini bahwa yang bergerak itu adalah matahari yang mengelilingi bumi maka perpindahan terbit matahari dari arah barat yang tidak membuat bumi hancur itu masuk akal. Atau pertanyaan lainnya "Mengapa air tidak tumpah dari bumi padahal bumi berbentuk bulat?" orang-orang yang mengaku ilmuwan menjawab dengan entengnya bahwa tidak tumpahnya air dari bumi itu karena pengaruh gerakan rotasi bumi, karena sebuah benda kalau bergerak dengan cepat, maka yang berada di dalamnya tidak akan tumpah. Lalu dibuktikanlah dengan gelas yang berisi air tanpa ada penutup, apabila dibalikkan dengan pelan, niscaya air itu akan tumpah, apabila dibalikkan dengan gerakan sangat cepat, maka air itu akan tetap di dalam gelas. Kalau teori tidak tumpahnya air ini benar karena gerakan rotasi bumi, maka bagaimana kalau seandainya bumi itu gerakan rotasinya berkurang drastis dari yang biasanya dicapai dalam sehari 24 jam menjadi setahun. Dimana dalam salah satu hadist shahih dijelaskan bahwa pada saat datangnya Dajjal yang hidup selama 40 hari, dimana satu hari pertama lamanya satu tahun, satu hari kedua lamanya satu bulan, satu hari ke tiga lamanya Jumat dan hari lainnya sama. Kemungkinan orang-orang akan berjatuhan. Namun kalau teori matahari yang mengelilingi bumi maka hal itu tidak akan menyebabkan hancurnya bumi. Hadist kejadian ini lengkapnya, "Pada suatu hari Rasulullah saw menceritakan kepada kami sebuah hadist yang panjang tentang Dajjal. (Diantara lafazh hadist itu adalah) Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, berapa lamakah Dajjal hidup di bumi?" Rasulullah saw menjawab: "Empat puluh hari, satu hari pertama sama dengan satu tahun, satu hari kedua sama dengan satu bulan, satu hari ketiga sama dengan satu Juma'ah, dan hari berikutnya sama dengan hari-hari biasa." (HR. Muslim)

Ternyata semakin kusadari bahwa selama ini kita telah dibodohi oleh teori-teori yang berasal prasangka dan praduga orang-orang yang mengaku ilmuwan. Sungguh kita harus memperdalam Al-Qur'an dan Hadist. 

Situs aslinya ada di
http://www.kompasiana.com/uung_gantira/yang-benar-itu-bumi-memutari-matahari-atau-matahari-memutari-bumi_5510c924813311583bbc6c9a


oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Facebook - PerkuliahanTweeter - Djoko LuknantoLinkedin - Djoko LuknantoFacebook - Djoko Luknanto
(Djoko Luknanto, Jack la Motta, Luke Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/aneh/, http://luk.tsipil.ugm.ac.id/aneh/)

Pensiunan Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
alamat:
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676, 519788