Persepsi penentuan hilal Ramadhan di Indonesia
... dari masa ke masa ...

... pemikiran, renungan, uneg-uneg pribadi yang sering resah melihat kondisi bangsa dan negara ...
... ayo bersama-sama memajukan Indonesia
...

Di Indonesia, kita sering mengalami perbedaan penentuan bulan Ramadhan maupun bulan haji. Sedemikian seringnya, bahkan mungkin sudah menjadi kebiasaan yang akan berulang setiap beberapa tahun. Oleh karena itu saya melakukan penelitian "sosial" (bukan astronomis maupun keagamaan). Caranya adalah dengan mencatat setiap perbedaan yang terjadi pada penentuan bulan Ramadhan antara Muhammadiyah dan Pemerintah RI. Perbedaan maupun persamaan tersebut tidak saya hubungkan secara langsung dengan sudut ketinggian bulan, karena terlalu teknis dan sulit dipahami oleh masyarakat awam. Saya parameter pilih yang lebih mudah diamati sehari-hari yaitu umur bulan (jam:menit:detik) dari mulai konjungsi (bulan baru) astronomis sampai dengan saat Maghrib pertama setelah terjadi setelah konjungsi tersebut.

Dalam tabel persepsi hilal, Gambar 1, di bawah ini digunakan hal-hal berikut ini:

  1. Hitungan bulan baru astronomi, kontur Hilal ICOP adalah garis hilal untuk seluruh Indonesia berdasarkan hitungan perangkat lunak Accurate Time - ICOP, kriteria Odeh.
  2. Zona waktu: WIB (GMT+7) dan Lokasi: 7° 49' 0" S | 112° 22' 0" E. Lokasi rumah pribadi:-)
  3. Waktu Maghrib yang digunakan adalah pendekatan. "Kondisi bulan pada Magrib Pertama" maksudnya setelah terjadi bulan baru astronomis.
  4. Bulan baru astronomi, ijtimak, atau konjungsi merupakan istilah yang sama.
  5. Citra bulan setiap bulan kalender berdasarkan perangkat lunak QuickPhase Pro dapat dilihat daring di sini. Penjelasan gambar dapat diikuti di sini.

Gambar 1. Persepsi hilal Ramadhan di Indonesia

Usulan Penyelenggaraan Sidang Isbat di masa mendatang

Andaikan Kemenag menganggap perlu mempertahankan Sidang Isbat untuk melihat hilal, sebaiknya diselenggarakan pada waktu Maghrib pertama setelah konjungsi astronomis terjadi (lihat Gambar 2).


Gambar 2. Usulan Penyelenggaraan Sidang Isbat Kemenag

Umur bulan

Pada Gambar 3 disajikan umur bulan (benda langit) menurut beberapa tradisi keilmuan dan agama.


Gambar 3. Umur bulan (benda langit) menurut beberapa tradisi (sumber)

Sumber Pustaka


oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Facebook - PerkuliahanTweeter - Djoko LuknantoLinkedin - Djoko LuknantoFacebook - Djoko Luknanto
(Djoko Luknanto, Jack la Motta, Luke Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/hilal/, http://luk.tsipil.ugm.ac.id/hilal/)

Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
alamat:
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676, 519788