Sebelum 1948: Suasana perkampungan di Bali. Lukisan I.
Djata. (sumber
foto)
1938: Menurut Rudolf Bonnet (April 1960), lukisan
"Perjuangan Balean Batur
dengan Leak di kuburan" dilukis oleh Gusti Njoman Gdé
dari Beduluh, Bali. (sumber
foto)
1938-1958: Lukisan W. (Walter) Spies "Iseh im
Morgenlicht".
Juru foto: P. (Paul) Spies. (sumber
foto)
Sebelum 1952: Sawah, pohon kelapa, dan pemancing.
Lukisan G. (Gusti) Agung Purga. (sumber
foto)
Sebelum 1977: Pemain rebab dan seruling di Bali. Lukisan I
Made Sukada. (sumber
foto)
Sebelum 1945: Panen padi di sawah. Lukisan W.J. Tohdjiwa.
(sumber
foto)
1948: Jaratku melihat ayahnya di neraka karena
dia belum menikah, sehingga tidak mempunyai
keturunan.
Jaratku sudah dewasa namun belum menikah. Ayahnya
masih disiksa di neraka karena mempermalukannya
karena tidak mempunyai keturunan. Tanpa keturunan
tidak ada yang dapat memuliakan jiwa orang tua.
Lukisan ini merupakan satu-satunya lukisan yang
ditandatangani dengan huruf Bali dengan nama I
Wajang Tohdjiwa (I Wayan Todjiwa). (sumber)
|
Sebelum 1948: Pertemuan seorang petani dengan seorang
dewi.
Pelukis tidak dikenali. (sumber
foto)
Sebelum 1948: Menyiangi sawah dan membangun pura. Lukisan I.
Tombelos. (sumber
foto)
Sebelum 1948: Membajak sawah di Bali. Lukisan I Dewa Njoman
Tjita. (sumber
foto)