Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

Kondisi Korban Kerusuhan sangat Memprihatinkan
Media Indonesia - Nusantara (1/11/00)
 
TERNATE (Media): Warga muslim Ternate hingga hari ketiga Idul
Fitri, Senin, masih tampak berbondong-bondong mengunjungi
sekitar 50 ribu umat Islam asal Kecamatan Tobelo, Galela,
Jailolo, Ibu, dan Loloda, Kabupaten Maluku Utara, yang kini
ditampung di posko pengungsian dengan membawa makanan dan kue
kering. Mereka mengunjungi pengungsi akibat kerusuhan yang
pecah di hampir seluruh daerah di bagian utara Pulau Halmahera
sejak 27 Desember lalu dan telah menewaskan ribuan orang,
termasuk anak-anak dan wanita.
 
Sejak hari I Idul Fitri 1420 H, pengungsi yang tampak hanya
berbekal pakaian seadanya itu sibuk menerima kunjungan warga.
Seruan untuk membantu pengungsi terus menggema dari
corong-corong masjid dan surau di seluruh pelosok Kodya
Ternate (berpenduduk sekitar 120 ribu jiwa).
 
Dari Ternate Antara melaporkan pengumpulan bantuan berupa
makanan siap saji dan berbagai jenis kue kering Lebaran itu
dikoordinasi oleh sukarelawan dari setiap kelurahan. Kondisi
ribuan pengungsi tersebut umumnya memprihatinkan, karena
mereka pergi dari kampung halaman hanya berbekal pakaian di
badan. Puluhan tenda darurat, gedung sekolah, restoran/rumah
makan, dan gudang di ibu kota provinsi termuda di Indonesia
itu disulap menjadi tempat penampungan pengungsi.
 
Gelombang pengungsi dari kawasan itu hingga saat umat Islam di
Kodya Ternate melaksanakan salat Idul Fitri masih terus
berlanjut. Kapal TNI AL KRI Pattimura, Sabtu (8/1),
mengevakuasi sekitar 1.500 pengungsi yang terkurung di Kompi C
Bantalyon 732/Banau di Tobelo.
 
Suasana duka dan kesedihan menyelimuti ribuan pengungsi yang
tiba dengan KRI Pattimura di Dermaga A Yani Ternate. Mereka
bersyukur kepada Allah swt, karena masih mempertemukan mereka
dengan saudara-saudaranya di Ternate.
 
Hari Idul Fitri di Ternate tahun ini tidak seperti tahun-tahun
lalu. Warga kota Ternate sejak pukul 09.30 WIT (selesai salat
Id) lebih banyak memilih mengunjungi ribuan pengungsi di
tenda-tenda dan gedung yang disediakan pemda setempat.
Beberapa warga kelurahan di Kodya Ternate datang dengan
membawa ketupat, ikan, dan daging serta kue-kue kering untuk
pengungsi. Sebagian besar mereka ibu-ibu dan anak-anak dengan
pakaian seadanya. Tidak ketinggalan pula Gubernur Maluku Utara
Surasmin SH. Gubernur usai melaksanakan salat Id di Masjid
Muthaqin langsung mengunjungi pengungsi di Ternate.
 
Beberapa pengungsi yang ditemui di Bioskop Mitra mengatakan
kekerasan di Tobelo dua pekan lalu itu sangat sadis, sehingga
membuat ribuan orang tercabut dari tempat tinggalnya. "Kami
harus meninggalkan tanah kelahiran, rumah, dan ladang tempat
menggantungkan hidup," kata Hassan Djamal, 47, warga Desa
Togoliuwa, Kecamatan Tobelo.
 
Ia mengatakan keluarganya masih dilindungi Tuhan, meski
berbekal pakaian di badan, tetapi saudara-saudaranya telah
menjadi korban dalam kerusuhan pekan lalu. Penuturan yang sama
juga disampaikan Harun Abdullah, 39, warga Desa Popilo. Harun
mengatakan rumah, harta benda, dan ladang tempat
menggantungkan hidupnya telah dibakar. Anak-anak pun dipaksa
menyaksikan kekerasan pada usia sangat dini. Ia menyatakan hak
atas hidup, hak atas rasa aman, bebas dari penyiksaan,
penghilangan paksa dan hak-hak ekonomi tak lagi terjamin di
desa mereka. (Z-2)


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team