Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

MAJELIS ULAMA INDONESIA KABUPATEN MALUKU TENGAH
 
Nomor : 09/MUI/MT/I/2000 Masohi, 7 Januari 2000
Lampiran : 1 (Satu) Rangkap
Perihal : Laporan Khusus Kerusuhan di Masohi dan sekitarnya
Sifat : Sangat Mendesak untuk Mendapat Perhatian dan Penanganan
 
Kepada Yth,
1. Bapak Gubernur KDH Tk I Maluku
2. Bapak Pangdam XVI Patimura di Ambon
 
Assalaamu'alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh
 
Sehubungan dengan kerusuhan yang terjadi di kota Masohi dan
sekitarnya, maka bersama ini dapat kami laporkan kronologis
kerusuhan sebagai berikut:
 
I. Pemicu Awal
 
Sebagai pemicu awal adalah terprovokasinya masyarakat terhadap:
 
1. Pemberitaan TVRI Stasiun Ambon yang menayangkan terbakarnya
   Gereja Silo Ambon pada tanggal 29 Desember 1999 melalui Berita
   Daerah TVRI Ambon. Muatan pemberitaan yang dikemas dengan
   bahasa provokasi yang membakar emsosi kelompok agama tertentu,
   visualisasi gambar yang ditayangkan terkesan menonjolkan upaya
   pancingan amarah dan dengki massa untuk melakukan pembalasan.
 
2. Akibat pemberitaan tersebut di atas maka pada tanggal 30
   Desember 1999 serentak terjadi pembantaian dan pembakaran
   terhadap ummat Islam secara besar-besaran, ratusan rumah
   dibakar, puluhan wanita diperkosa dan dibunuh, kemudian
   kemaluan laki-laki dipotong dan dimasukkan kedalam mulut
   wanita. Sentra-sentra ekonomi ummat Islam dihancurkan, belasan
   rumah ibadah dibakar.
 
   Penyebaran wilayah perusuh meliputi:
   a. Dusun Rumalait Desa Tananabu
   b. Liang Awaiya
   c. Desa Makariki (Km 2)
   d. Dusun Soahuku Islam Desa Soahuku
 
3. Tanggal 31 Desember 1999 terjadi pembakaran dan pembantai di:
   a. Desa Tonitana Kec. TNS
   b. Desa Makariki
   c. Beberapa dusun minoritas di Kecamatan TNS (Waipis) KM 14.
   d. Kilometer 12 kelurahan Holo
   e. Kilometer 9 Transedf. Kilometer 7 Waitetesg. Kilometer 2 Makariki
 
4. Pada tanggal 31 Desember 1999 jam 19.30 WIT terjadi
   pembantaian terhadap 21 orang penduduk Rumalait Islam Desa
   Tananabu Kecamatan Amahai.
 
5. Pada tanggal 31 Desember 1999 jam 16.30 WIT terjadi
   penembakan terhadap spit boat di Tanjung Namano oleh aparat
   Kristen dan menewaskan 2 orang penduduk Muslim asal Desa Latu.
 
II. Rentetan Kerusuhan
 
Berdasarkan gambaran itikad buruk terhadap ummat Muslim
sebagaimana kami gambarkan dari poin satu sampai dengan poin
lima, maka pada tanggal 1 Januari 2000 Ummat Islam bangkit
untuk mempertahankan diri karena terjadi serangan oleh Ummat
Kristen terhadap Ummat Muslim di kota Masohi. Sesuai dengan
data dan fakta yang akurat di lapangan terjadi keberpihakan
yang jelas-jelas teridentifikasi aparat keamanan menembaki
kelompok Islam dan memberi peluang kepada kelompok Kristen
untuk melaksanakan aksi pembakaran rumah penduduk dan rumah
ibadah Islam dan pembunuhan serta pembantai terhadap ummat
Islam.
 
Sebagai bahan renungan, berikut kami sampaikan keterlibatan
aparat keamanan dan aparat pemerintah daerah:
 
1. Kapolres Maluku Tengah atas nama: Benny B. Von Bulow
   melakukan perintah terselubung terhadap anggota Polres Maluku
   Tengah yang beragama Kristen untuk menembaki Ummat Muslim
   secara membabi buta, melucuti seluruh jenis persenjataan dari
   anggota Polres Maluku Tengah yang beragama Islam dan data
   lapangan yang disaksikan kaum Muslimin bahwa aparat yang
   terlibat langsung yang nota bene beragama Kristen adalah:
 
   Tanggal 31 Desember 1999 pukul 07.30 BTWI di Kampung Sugiarto,
   yang melakukan penembakan atas nama Lettu Pol. Alex Louw
   (Kaset IPP Polres Maluku Tengah) dan Sertu Alex Litaay
   (Anggota Polres Maluku Tengah)
 
   Tanggal 31 Desember 1999 Polres Maluku Tengah telah mengetahui
   secara jelas dan pasti kasus penembakan oleh oknum aparat yang
   beragama Kristen yang menewaskan 2 orang Islam asal Desa
   Latu.Penembakan di laut Tanjung Namano dengan menggunakan
   speed boat milik masyarakat Kristen yang bernama Cama Luisina,
   namun tidak dihiraukan dan sampai pada saat ini speed boat
   tersebut masih melakukan aksi kejar mengejar dan menembak di
   laut.
 
   Tanggal 1 Januari 2000 aparat yang terlibat langsung dalam
   menembaki ummat Islam di Kompleks Bahtera Kelurahan Ampera dan
   Kampung Kodok KelurahanAmpera adalah Serka Alex de Fretes,
   Serka John Lesnusa, Sertu Alex Latumeten, Sertu Risard Souisa,
   Serma Yacob Lopuha, Sertu Buce Sopacuaperu, Serka Yopi
   Tomasoa.
 
2. Dandim 1502 Maluku Tengah atas nama CH. Sidabutar terkesan
   dalam pelaksanaan tugas pengamanan selalu menggunakan strategi
   untuk membela dan memenangkan kelompok Ummat Kristen dan
   berupaya untuk menyudutkan posisi ummat Islam, fakta dan data
   yang dilapangan disampaikan sebagai berikut:
 
   Tanggal 1 Januari 2000 terjadi perintah terselubung terhadap
   anggota Kodim 1502 yang beragama Kristen untuk menembaki Ummat
   Islam pada Kampung Sugiharto (belakang sekolah MTsN Filyal),
   oknum aparat yang dimaksud adalah: a) Mayor Inf. Herman
   Asaribab (Wadanyon 731 Kabaresi), b) Sertu Y. Hattu (Anggota
   Yon 731 Kabaresi), c) Serka Daniel Apanat (Anggota Yon 731
   Kabaresi) Perintah terselubung yang sama oleh Dandim 1502
   Maluku Tangah kepada aparat yang beragama Kristen untuk
   menembaki aparat yang beragama Muslim, terbukti aparat yang
   beragama Islam yang ditembaki pada saat bersama-sama melakukan
   tugas pengamanan adalah Kopda Ma'ruf MS (Anggota Kodim 1502
   Maluku Tengah) Sertu AZ. Hatani (Anggota Kodim 1502 Maluku
   Tengah), Kapten Inf. Nur Wahyu Widodo (Pasi Ter Opa Kodim 1502
   Maluku Tengah), Sertu Arianto (Anggota Polres Maluku Tengah).
 
3. Kasdim 1502 Maluku Tengah atas nama Mayor N. Wairata,
   secara terang-terangan menembaki Ummat Islam di Kampung Kodok
   pada tanggal 5 Januari 2000. Kasus penembakan itu disaksikan
   oleh banyak Ummat Islam dan sempat diabadikan dengan kamera
   foto. Ketika senjata yang dipergunakan kehabisan peluru yang
   bersangkutan sempat mengangkat tangan sebagai isyarat menyerah
   kepada ummat Islam sambil berkata "Kita sama-sama ukhuwah
   Islamiyyah" karena takut dikeroyok massa ummat Islam, kemudian
   yang bersangkutan mendapatkan pengawalan dari Batalyon 611
   Awang Long Kalimantan Timur yang bertugas di tempat tersebut.
 
4. Bupati Kepala daerah Tingkat II Maluku Tengah atas nama
   Rudolf Rukka, pada tanggal 31 Desember 1999 pukul 22.00 BTWI
   sempat tersadap suara melalui HT, yakni pembicaraan antara
   Bupati Kepala Daerah Tingkat II Maluku Tengah kepada Dandim
   1502 Maluku Tengah, yang isinya sebagai berikut: Bupati
   memerintahkan Dandim 1502 untuk memanggil masyarakat Saparua,
   Kamarian dan Waraka untuk berkumpul di Desa Makariki dengan
   tujuan mengadakan penyerangan terhadap ummat Islam yang berada
   di Masohi, kemudian pada saat terjadi kerusuhan, Bupati dengan
   sengaja menghilang dari Kota Masohi.
 
   Berdasarkan saksi mata pada saat terjadi penyerangan terlihat
   dengan jelas beberapa pimpinan teras Pemda Maluku Tengah yang
   beragama Kristen terlibat langsung untuk memimpin penyerangan
   terhadap ummat Islam. Oknum tersebut antara lain:
 
   Drs. GA. Noya Asisten III Setwilda Pemda Maluku Tengah
   M. Tanamal, SH. Sekretaris DPRD Dati II Maluku Tengah
   Matheis Tanamal, SH. Kabag Hukum Pemda Maluku Tengah
   Drs. Jhon M. Musi Kepala Dinas Perdagangan Pemda
     Tingkat II Maluku Tengah
   Drs. Roni Hetharia, Kepala Bagian Ekonomi Pemda
     Tingkat II Maluku Tengah
   Drs. J. Kapressy, Kepala Dinas Catatan Sipil Pemda
     Tingkat II Maluku Tengah
 
III. Analisis dan Kesimpulan
 
Dengan meletakkan kebenaran dan keberadaan ummat Islam dalam
melaksanakan ibadah puasa telah dengan sengaja kelompok ummat
Kristen mengganggu kegiatan dan aktivitasnya untuk terpancing
dan larut dalam kerusuhan yang terjadi sejak tanggal 30
Desember 1999 sampai dengan laporan ini disampaikan dapat kami
menganalisis dan berkesimpulan sebagai berikut:
 
A. Analisis
 
1. Keterlibatan Ummat islam secara frontal dalam kerusuhan
   adalah dalam rangka pembelaan diri terhadap upaya penyerangan
   yang telah direncanakan secara sistematis oleh kelompok yang
   anti terhadap ummat Islam
 
2. Bupati Kepala daerah Tingkat II Maluku Tengah dan
   jajarannya yang bergama Kristen, Dandim 1502 Maluku Tengah,
   Kapolres Maluku Tengah, Kasdim 1502 Maluku Tengah dan
   anggota-anggotanya yang beragama Kristen telah terlibat dalam
   merekayasa dan melaksanakan kerusuhan secara terencana.3.
   Akibat kerusuhan yang telah berlangsung sejak tanggal 30
   Desember 1999 sampai dengan laporan ini disampaikan telah
   menimbulkan:
 
   Korban jiwa dan harta
   Lumpuhnya kegiatan ekonomi masyarakat
   Lumpuhnya aktivitas pemerintahan.
   Ummat Islam telah merasa terganggu pelaksanaan ibadah puasa
     Ramadhan karena selalu mendapat ancaman serta hantaman
     dengan berbagai cara dan dalil oleh umat Kristen.
 
B. Kesimpulan
 
Dari keseluruhan kronologis dan analisis yang kami sampaikan,
kami berkesimpulan bahwa kerusuhan yang terjadi di Kota Masohi
dan sekitarnya telah mengarah pada unsur SARA.
 
Demikian laporan kronologis ini kami sampaikan untuk
selanjutnya dimohon bantuan material untuk menanggulangi
korban kerusuhan dan bantuan moril serta petunjuk guna menuju
upaya penyelesaian atau paling tidak upaya mencapai
pemberhentian pertikaian antara kedua kelompok. Atas
perhatiannya disampaikan banyak terima kasih.
 
Wassalaamu'alaikum warahmatullohi Wabarokaatuh.
 
MAJELIS ULAMA INDONESIA
 
KABUPATEN MALUKU TENGAH
 
KETUA SEKRETARIS
 
S. Silawane Hafid Sabban
 
Tembusan Kepada Yth.
1. DPP Majelis Ulama Indonesia di Jakarta
2. Bpk. PanglimaTNI di Jakarta
3. Bpk. Kapolri di Jakarta
4. Bpk. Kapolda Maluku di Ambon
5. Pertinggal
 
Lampiran Surat No. 09/MUI/MT/I/2000
 
Tentang
SIKAP DAN KEINGINAN UMMAT ISLAM MALUKU TENGAH TERHADAP
KONSPIRASI KERUSUHAN YANG BERLANGSUNG DI MASOHI DAN SEKITARNYA
SEJAK TANGGAL 30 DESEMBER 1999 SAMPAI DENGAN TANGGAL 8 JANUARI
2000
 
Dengan rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Kami atas nama
ummat Islam Maluku Tengah menunjukkan sikap dan keinginan
terhadap kerusuhan yang terjadi dan telah banyak menewaskan
nyawa ummat Islam, membumihanguskan rumah dan harta benda
serta rumah ibadah dan telah melahirkan penderitaan dan
kesengsaraan, oleh karenanya kami menyatakan sikap dan
keinginan sebagai berikut:
 
1. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Maluku Tengah, Rudolf
   Rukka, Kapolres Maluku Tengah, Benny B. Von Bulow, dan Dandim
   1502 Maulku Tengah, Ch Sidabutar adalah tiga serangkai pejabat
   sipil dan militer yang beragama Kristen, harus bertanggung
   jawab penuh terhadap kerusuhan yang terjadi di Masohi dan
   sekitarnya.
   
2. Latar belakang kerusuhan yang terjadi adalah suatu
   konspirasi yang bermuatan SARA yang telah disusun secara rapi
   dan pada gilirannya berkeinginan untuk menghancurkan ummat
   Islam di Maluku Tengah
   
3. Untuk mencapai upaya perdamaian dari kedua belah pihak yang
   bertikai, paling tidak upaya penghentian pertikaian bias
   dicapai dengan mulus apabila tiga serangkai yang kami
   ungkapkan diatas segera dicopot jabatannya dan diganti dengan
   personil yang berpikir netral dan nasionalis, dalam waktu
   sesegera mungkin. Kiranya sikap dan keinginan yang kami
   tawarkan diatas adalah sebuah solusi yang terbaik, oleh
   karenanya kebijakan dan kearifan pihak-pihak yang berkompeten
   terhadap upaya penyelesaian kerusuhan di Masohi dan sekitarnya
   dapat menjadi agenda yang ekstra ketat. Demikian sikap dan
   keinginan kami sampaikan untuk selanjutnya mohon segera
   direlisir.
 
MAJELIS ULAMA INDONESIA
KABUPTEN MALUKU TENGAH
 
KETUA SEKRETARIS
 
S. Silawane Hafid Sabban
 
Menanggapi bantahan Gereja Masehi Injili di Halmahera, dapat
Kami tegaskan sebagai berikut:
 
1) Seorang supir, namanya Nyongpua, mobil Taf PT global Galela
   menyaksikan di jalan wilayah Kotalamo, seorang mahasiswi
   (wanita) STAIN Ternate (belum diketahui namanya) kini masih
   tergeletak di jalan raya Kotalamo dalam kondisi habis
   diperkosa dan saat ini sepotong kayu sedang menancap dilobang
   kemaluannya. Wanita hamil dicincang.
   
2) Seorang pensiunan ABRI AD yang bernama Pieter Siedobo
   membantai Imam Masjid Dokolamo atas nama H.Jailan Taoboku
   digantung didepan masjid. Imam masjid Desa Mamuya disalib di
   depan masjid. Sekitar 600 orang lebih ummat Islam warga Desa
   Transtole Togoliya/Gamsungi II dibantai secara tragis kemudian
   diangkut dengan truck dan dibuang di sungai.
 
3) Pembakaran dan pengrusakan terhadap:
   a) Rumah ibadah
       i) 7 buah masjid di Tobelo
      ii) 8 buah masjid di Galela, nama yang sudah diketahui
         (1) Masjid At Taqwa Desa Tutumalelo
         (2) Masjid Nurul Jihad Desa Solemuli
         (3) Masjid Al Muttaqin Desa Gurua
         (4) Masjid Al Muhajirin Desa Togoliwa
         (5) Masjid Al Ikhlas Desa Sanger Alam
         (6) Masjid At Taqwa Desa Gamhuko
   b) Instalasi pemerintah
      a) Madrasah Ibtidaiyah Desa Dokulamo
      b) Madrasah Tsanawiyah Negeri Dokulamo
      c) Madrasah Aliyah Negeri Selu (MAN Galela, 1 lokal)
         Puskesmas Pembantu Desa Dokulamoe, Puskesmas sekitar
         Desa Singo, Lolonga dan Limau
 
Data terambil dari :
 
Posko Galela di Galela atas nama Syamsul Bahri
Badan Koordinasi Solidaritas Ummat Islam MUI Prop. Maluku Utara
 
Ajid bin Tahir
 
Seket. MUI Tk I Maluku

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team