Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

From: <mailto:ever@indosat.net.id>peter
To: <mailto:fica-net@fica.org>FICA-Net Mailing List
Sent: Tuesday, June 27, 2000 3:47 PM

Maluku Report 56

Provided By Masariku Network 2000

DATA KETERLIBATAN TNI/POLRI DALAM PENYERANGAN
12 - 25 JUNI 2000 DI KOTAMADYA AMBON DAN SEKITARNYA

* 12 Juni 2000

* Gereja Santo Jakobus di Galala dibakar bersama 36 rumah penduduk. 6 warga sipil ditembak mati sedang dua anggota Brimob yang bertindak mencegah penyerangan juga ditembak oleh penembak gelap. Menurut keterangan petugas kesehatan polisi, peluru yang digunakan adalah peluru organik TNI dari senjata laras panjang. Jenis peluru tidak diinformasikan.

* 21 Juni 2000

* Dua orang warga Muslim, yaitu Yamin Faisal (27 th) dan anak perempuannya terbunuh. Pembunuhnya diisukan lari ke asrama Polisi. Sekitar Pkl. 13.20 serentetan tembakan diarahkan ke asrama Polisi dari arah Galunggung. Sejumlah keluarga langsung keluar rumah dan mengungsi

* 22 Juni 2000

* Sekitar pkl. 08.00 para penyerang kemudian menyerbu ke arah perumahan perwira Polda Maluku/Brimob, di bawah lindungan tembakan senjata otomatis yang tidak henti-hentinya. Penyerbuan ini disertai juga oleh penjarahan. Gudang senjata Polri/BrimobAnggota bobol. Polri di asrama yang diserang mengidentifikasi bunyi granat dan senjata otomatis itu sebagai yang digunakan kesatuan-kesatuan TNI AD. Sekitar pkl. 17.00, sejumlah rumah perwira Polri (Wakapolda, Irpolda, kadit Lantas, Kadit Logistik dan sejumlah blok rumah perwira) dan barak polisi dibakar. Selain itu Gereja Paroki Tantui juga dibakar penyerang. Wakadansat Brimob, Mayor Pol Eddy Susanto tertembak mati. Selain itu Sertu Robinson (Brimob) dan Serma Taufik (Sabhara Perintis) luka tertembak, di samping 7 orang warga sipil. Gudang senjata dan amunisi di Tantui diberitakan bobol oleh perusuh.

* Penyerangan kembali dilancarkan oleh kelompok-kelompok laskar jihad ke arah asrama Polisi, terutama ke gedung gereja Protestan, Efrata di lingkungan kompleks Polisi. Pasukan Brimob yang mencegah gerakan penyerangan lasykar jihad mundur, karena serangan disertai oleh tembakan beruntun yang dikenal berasal dari senjata-senjata organik TNI, ke posisi-posisi mereka. Gereja Efrata akhirnya dibakar

* Menurut keterangan resmi Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Drs. Dewa Astika (dimuat oleh SK Siwalima, Kamis 22 Juni 2000), oknum-oknum TNI (Yon 405) dan Polri terlibat dalam penyerangan tanggal 21 dan 22 Juni 2000. Keluarga anggota Polri dan Brimob yang berdomisli di asrama Tantui menyelamatkan diri ke arah desa Galala, Latta, Lateri dan Halong. Dalam penyerangan dua hari itu pasukan Brimob berkekuatan sekitar 1 SSK yang bertugas di wilayah kota Ambon terhalang memberikan bantuan keamanan oleh blokade semua jalan darat ke Tantui yang menggunakan ban-ban mobil yang dibakar. Akhirnya pasukan Brimob tersebut harus melewati laut dengan landing boat. Dalam perjalanan melalui laut landing boat itu ditembaki dari pantai dengan senjata organik. Selain itu 2 SSK TNI AD dari wilayah kota yang semula diperintahkan Dan Sektor A membantu pengamanan Tantui, tiba-tiba batal diberangkatkan tanpa alasan yang jelas.

* Sepanjang malam, 22 Juni 2000, seruan berjihad digemakan dari pengeras suara mesjid Al Fatah diselingi dengan bunyi tembakan senjata otomatis, dentuman granat dan bom rakitan.

* 23 Juni 2000 Subuh, pkl. 05.00 laskar jihad yang berbasis di desa Waihaong kembali menumpuk dan mulai bergerak ke arah asrama Polres pp Ambon dan Lease di Perigilima/Tanah Lapang Kecil. Dari pinggiran sungai yang berseberangan dengan asrama Polres, mereka mulai melempari asrama dengan bom rakitan dan granat. Aksi ini dijawab dengan tembakan sporadis dari arah asrama Polres, terutama untuk melindungi warga/keluarga Polres yang bergegas keluar dari lokasi asrama. Penyerang juga menembak ke arah asrama Polres dengan berbagai jenis senjata yang diidentifikasi anggota Polres sebagai senajata organik (SS1, AK, MK3, M16 dan SKS). Sekitar pkl 06.30 mulailah gerak penyerangan dan pembakaran barak-barak asrama. Saksi mata di dekat kawasan tersebut (Tanah Lapang Kecil) dan sejumlah prajurit Batalyon 509 menginformasikan bahwa sejak saat itu ada gerakan pulang-pergi panser TNI AD dari arah Waihaong ke dekat asrama Polres dan kawasan (Kristen) Tanah Lapang Kecil. Setiap kali, panser tersebut diikuti oleh puluhan masa laskar jihad yang terus mengambil posisi penyerangan ke dua arah yaitu ke arah asrama Polres dan ke arah Tanah Lapang Kecil (lokasi Kampus Universitas Kristen Indonesia Maluku). Bagian tertentu dari gedung gereja Protestan Sinar Kasih di kompleks asrama Polres kemudian terbakar oleh ledakan granat yang di lempar dari luar kompleks asrama Api sempat dipadamkan warga di dalam kompleks Polres. Sejak pkl 09.45, Kapolres pp Ambon dan Lease dikhabarkan keluar asrama dan berlindung di Markas Yonif 733, Victoria. Dari sana beliau memerintahkan evakuasi senjata dan amunisi milik Polres dari gudang Polres. Evakuasi itu dilakukan oleh dua panser milik TNI AD.

* Dari Tanah Lapang Kecil, warga yang merasa terancam mulai menembak dengan senjata rakitan ke arah posisi penyerang. Tembakan itu kemudian dibalas tembakan gencar ke arah Tanah Lapang Kecil oleh panser TNI AD. Pasukan Kostrad 509 kemudian bergerak mundur dari posisi blokade jalan masuk ke arah Kampus. Panser kemudian bergerak ke arah kampus UKIM hingga ke dekat gerbang Kampus UKIM. Panser kemudian menembaki kampus. Beberapa anggota berseragam hitam keluar dari panser dan kemudian menembak ke dalam kampus. Laskar Jihad kemudian bergerak melontarkan bom dan granat dari berbagai arah ke Kampus dan selanjutnya memasuki kampus dengan lindungan tembakan senapan otomatis untuk melanjutkan aksi pembakaran. Bangunan kampus terbakar satu-per-satu. Setelah penyerangan terhenti di dalam kampus ditemukan selongsong peluru standard TNI, roket, dan pecahan granat tangan yang disimpan sebagai alat bukti keterlibatan TNI AD kelak.

* Dari 4 orang berseragam polisi yang terlihat ikut membantu menunjukan jalan bagi laskar Jihad memasuki asrama Polres dari arah belakang serta melindungi mereka dengan tembakan, teridentifikasi dua orang masing-masing Serma Taher dan Serma Darwin Tati.

* 24 Juni 2000

* Serangan kembali di arahkan oleh laskar jihad dengan back-up tembakan panser TNI ke lokasi asrama Polres. Sisa bangunan gereja dan bangunan lain dalam asrama Polres yang belum terbakar habis, kembali dibakar oleh penyerang. Permintaan masyarakat kepada Gubernur untuk penambahan pasukan Brimob guna mengamankan lokasi disetujui Gubernur. Satuan Brimob yang berbasis di Halong kemudian bergerak menuju kota tetapi mereka tidak pernah tiba di lokasi konflik. Mereka ternyata masuk ke markas Polda dan mengawal lokasi sekitar rumah Kapolda, sementara Polres diserang. Penyerangan kemudian mengakibatkan pemukiman Kristen yang berbatasan dengan asrama Polres hancur dan terbakar.

* 25 Juni 2000

Pkl. 03.00 subuh ledakan granat dan letusan senjata otomatik kembali terdengar di sekitar Tanah Lapang Kecil dan Batugantong (keduanya pemukiman Kristen). Selain itu sejumlah tembakan masih terarah ke kompleks asrama Polres yang telah hancur terbakar. Penyerang yang kemudian bergerak kembali ke arah asrama Polres diusir dengan tembakan aparat Polri yang masih berada di dalam kompleks asrama. Sitausi ini bertahan hingga pkl. 05.00. Lokasi pemukiman (Kristen) Kampung Kolam kemudian menjadi sasaran tembakan senjata otomatik dan lontaran granat. Menjelang fajar sejumlah granat dilontarkan ke dalam pemukiman Kristen (Kampung Kolam, Batugantong dan Tanah Lapang Kecil). Api akibat ledakan granat di Kampung Kolam kemudian membesar ketika sejumlah kantong plastik dilemparkan penyerang yang menyusup ke dekat pemukiman yang mulai ditinggalkan penghuni.

Pkl 07.45 pancer TNI AD kembali bergerak ke arah Batugantong sambil melepaskan tembakan ke arah pemukiman. Aksi penembakan oleh panser ini juga terjadi 24 Juni 2000 ke arah desa Kristen Galala, sementara laskar jihad melontarkan bom bakar dan granat.

Sekitar tengah hari sejumlah roket atau mortir ditembakan dan jatuh menghancurkan sejumlah rumah di Batugantong. Beberapa mantan anggota TNI mengidentifikasi roket itu sebagai peluru standard yang ditembakan dari jarak sekitar lokasi panser (500 m dari sasaran). Laskar Jihad yang memaksa mendekat di bawah lindungan tembakan panser ke gedung gereja Katolik Hati Kudus Yesus di Batugantong, masih ditahan oleh masa Kristen dengan senjata dan bom rakitan. Tidak ada kesatuan militer yang mengusir atau menahan gerakan para laskar jihad itu.

Informasi terakhir menyatakan bahwa :

* Beberapa hari sebelum tanggal 21 Juni 2000, Dan Ton Kostrad 509, dikenal bernama Tulus (pangkat tidak disebut) dan salah seorang Dan Ru Kostrad 509, dikenal bernama Gufron (pangkat tidak disebut) menjual ratusan buah peluru standard TNI dalam jumlah kepada para pemuda Kristen maupun Muslim.

* Dan Ton, Tulus juga terlihat di lapangan menuntun laskar jihad bergerak di lokasi pengawasannya.

* Anggota laskar jihad berusia remaja nampak bergerak menyerang dengan membawa FN 22. Lainnya, yang dewasa membawa senapan laras panjang yang diidentifikasi sebagai senjata organik TNI.

* Dua buah roket standard TNI yang ditembakan ke gedung gereja Kalvari dan Rehoboth, tidak meledak lalu diamankan untuk barang bukti.

* Empat orang anggota Yon 509 (nama dirahasiakan) siang ini menyatakan kepada Pendeta Jemaat bahwa mereka tidak akan kembali ke kesatuan karena perilaku Komandan yang menyimpang dari tugas mereka (membantu laskar jihad menyerang) mengancam keselamatan mereka.

DATA KETERLIBATAN TNI POLRI DALAM PENYERANGAN DESA DUMA KECAMATAN GALELA MALUKU UTARA. PADA TANGGAL 19 JUNI 2000

* Letnan Kolonel Guruh RM. DAN YON 512 Brawijaya sebagai pengendali keamanan di daerah Halmahera Utara Timur.

* Letnan Kolonel Sutrisno DANSEKTOR Pemulihan Ketertiban dan Keamanan di Maluku Utara. Kedua Oknum Perwira TNI tersebut perlu dimintakan pertanggung-jawaban mereka atas keterlibatannya/keberpihakannya dan atau kesengajaan yang dilakukan sehingga terjadi pembantaian terhadap umat kristen di Desa Duma dengan alasan sebagai berikut :

* Di desa Duma ada satu (1) pos keamanan dengan kekuatan satu (1) peleton dibawah pimpinan DANTON bernama Let-Da Masyudi (Yudi) dari kesatuan 512 Brawijaya.

* Konsentrasi penyerangan terjadi disekitar Gedung Gereja Duma yang berjarak hanya sekitar 180 meter dari Pos 512 Brawijaya.

* Pada saat terjadi penyerangan oleh kelompok JIHAD ternyata tidak ada langkah-langkah yang dilakukan oleh aparat keamanan untuk menghalangi atau mencegah para penyerang untuk masuk ke desa Duma padahal untuk masuk ke desa Duma harus melewati sejumlah Pos dan personil TNI yang cukup banyak

* Aparat keamanan baru datang sekitar 50 menit setelah terjadi pembantaian umat kristen di desa Duma serta pengrusakan desa tersebut.

* Bantuan dari kelompok kristen dari desa tetangga ternyata dihadang oleh aparat keamanan dan terkesan membiarkan pembantaian yang terjadi di desa Duma.

* Pada tanggal 20 21 Juni 2000, pihak kelompok kristen berusaha untuk menolong dan menyelamatkan warga desa Duma yang disandera di Soa-Sio namun juga dihalangi oleh aparat bahkan ditembaki oleh aparat sehingga jatuh korban dua (2) orang meninggal dunia dan 1 (satu) orang luka berat. Demikian fakta lapangan yang dapat disampaikan sampai dengan hari ini, tanggal 25 Juni 2000

Provided By Masariku Network 2000

Masariku@egroups.com


ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team