Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

Mulai Terkuak Keterlibatan RMS dalam Kerusuhan di Maluku
 
AMBON-Keterlibatan RMS dalam kerusuhan di Maluku mulai
terkuak. Sejauh ini berbagai pihak resmi masih mengelak jika
dimintai keterangan soal di atas. Kapolda maupun ABRI setempat
sejauh ini mengelak bahkan membantah tentang hal itu.
 
Wartawan Republika yang melakukan investigasi ke Kecamatan
Pulau Haruku, Maluku Tengah, mendapatkan dokumen menarik yang
beredar secara terbatas di tengah masyarakat Hukuku, terutama
di desa Kariu.
 
Sebuah kampung hunian kelompok agama tertentu (Kristen) pada
tanggal 14 Februari 99 diserang oleh kelompok yang lain
(Islam). Penyerangan ini dilakukan setelah penyerang
memperoleh bahan-bahan yang membuat mereka geram.  Kegeraman
mereka menjadi lebih kuat setelah diperoleh beberapa dokumen
tertulis yang disembunyikan di dalam tanah.
 
Tampaknya penduduk menyembunyikan barang-barang berharga di
dalam tanah. "Beta temukan ini barang di dalam tanah," kata
seorang lelaki yang membawa parang panjang kepada wartawan
Republika S Sinansari ecip, Minggu (18/4) di Keriu. Dia
menyerahkan selembar kertas foto kopi surat perintah tugas
dari Presidium Sementara RMS di Ambon.
 
Surat tugas tersebut ditujukan kepada tiga orang penduduk di
sana untuk mengadakan perjalanan ke Jawa dalam penggalang
dukungan dan dana. Surat tugas dikeluarkan di Ambon pada 14
November 1998, ditandatangani oleh O Patarima SH (ketua umum)
dan Drs Ch Patasiwa (sekjen).
 
Danramil Letda La Afy mengelak ketika dimintai konfirmasi.
"Soal itu adalah urusan atasan," jawabnya. Sedang Camat Drs
Salamor mengaku tidak mengetahui hal itu. "Kalau bapak
mendapatkannya dari masyarakat, silakan," ujarnya.
 
Ketika kerusuhan di Ambon pecah pada tanggal 19 Januari '99,
beberapa bendera RMS dikibarkan, antara lain di Gunung Nona.
Tapi, baik Kapolda maupun pihak gereja membantahnya.  Mereka
menyatakan bahwa RMS sudah tidak ada lagi.  Bendera-bendera
RMS yang dikibarkan dianggapnya tidak ada sementara banyak
saksi terang-terang melihatnya. Di Negeri Belanda sendiri, RMS
masih aktif bergerak. Pimpinannya di tangan anak-anak muda
yang lebih lincah dan luas mengadakan hubungan. Selain bendera
RMS, pada hari-hari itu juga ada papan tripleks di depan
pelabuhan laut yang berbunyi "Ini daerah Israel" dan di tempat
lain bertuliskan "I love you Israel". n eci

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team