Penciptaan Alam (1/3)

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Sebagai yang telah dikatakan oleh R. P. de Vaux,  Kitab
Kejadian bermula dengan dua riwayat mengenai penciptaan
alam. Oleh karena  itu  kita  perlu  menyelidiki  kedua
riwayat    itu   secara   terpisah   untuk   mengetahui
kesesuaiannya dengan penyeiidikan-penyelidikan ilmiah.
 
RIWAYAT PERTAMA
 
Riwayat pertama memenuhi fasal I dan ayat-ayat  pertama
dari fasal II. Riwayat ini merupakan contoh yang sangat
menonjol  tentang  ketidaktepatan  ilmiah.  Kita  perlu
melakukan  kritik  sebaris demi sebaris. Teks yang kita
muat di sini adalah  teks  menurut  terjemahan  Lembaga
Bibel  Yerusalem,  (Ecole Biblique de Yerusalem). Dalam
bahasa Indonesia, diambil dari Al Kitab cetakan Lembaga
Alkitab Indonesia tahun 1962. (Rasjidi).
 
Fasal 1, ayat 1 dan 2,
 
1. "Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan langit
   dan bumi.
 
2. Maka bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu
   hal yang ketutupan kelam kabut; maka Roh Allah
   melayang-layang diatas muka air itu."
 
Kita  dapat  menerima  bahwa  pada  tahap  bumi   belum
diciptakan,  apa  yang  kemudian menjadi alam yang kita
ketahui sekarang masih tenggelam dalam kegelapan,  akan
tetapi  tersebutnya  adanya  air  pada periode tersebut
hanya merupakan alegori (kiasan) belaka mungkin  sekali
ini  adalah  terjemahan  suatu mitos. Kita akan melihat
dalam bagian ketiga dari  buku  ini  bahwa  pada  tahap
permulaan  dari  terciptanya  alam yang terdapat adalah
gas.  Maka  disebutkannya  air  di  situ  adalah  suatu
kekeliruan.
 
Ayat 3  sampai 5
 
3. "Maka firman Allah: Hendaklah ada terang. Lalu
   terangpun jadilah.
 
4. Maka dilihat Allah akan terang itu baiklah adanya,
   lalu diceraikan Allah terang itu dengan gelap.
 
5. Maka dinamai Allah akan terang itu siang dan akan
   gelap itu malam. Setelah petang dan pagi, maka itulah
   hari yang pertama."
 
Cahaya yang menerangi alam adalah hasil daripada reaksi
kompleks  yang  terjadi  pada  bintang-bintang. Hal ini
akan kita bicarakan pada bagian  ketiga  daripada  buku
ini.  Pada  tahap  penciptaan  alam yang kita bicarakan
sekarang,   menurut   Bibel,   bintang-bintang    belum
diciptakan,  karena  sinar  di  langit  baru disebutkan
dalam  ayat  14  dari  Kitab  Kejadian,  yaitu  sebagai
ciptaan  pada  hari  keempat,  untuk  "memisahkan siang
daripada malam," "untuk menerangi bumi." Dan ini  semua
betul. Tetapi adalah tidak logis untuk menyebutkan efek
(sinar)   pada   hari   pertama,   dengan   menempatkan
penciptaan     benda     yang     menyebabkan     sinar
(bintang-bintang)  tiga  hari  sesudah  itu.   Lagipula
menempatkan  malam  dan  pagi  pada hari pertama adalah
alegori (kiasan) semata-mata,  karena  malam  dan  pagi
sebagai   unsur  hari  tak  dapat  digambarkan  kecuali
sesudah terwujudnya bumi dan beredarnya di bawah  sinar
planetnya yaitu matahari.
 
Ayat 6 sampai 8
 
6. "Maka firman Allah: Hendaklah ada suatu bentangan
   pada sama tengah air itu supaya diceraikan dengan air.
 
7. Maka dijadikan Allah akan bentangan itu serta
   diceraikanlah air yang di bawah bentangan itu dengan
   air yang di atas bentangan. Maka jadilah demikian.
 
8. Lalu dinamai Allah akan bentangan itu langit.
   Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang kedua."
 
Mitos air diteruskan dalam  ayat-ayat  tersebut  dengan
memisahkan air menjadi dua lapisan, di tengahnya adalah
langit.  Dalam  riwayat   Banjir   Nabi   Nuh,   langit
membiarkan  air menanjak, dan air itu kemudian jatuh ke
tanah. Gambaran bahwa air terbagi menjadi dua  kelompok
tak dapat diterima secara ilmiah.
 
Ayat 9 sampai 13
 
9. "Maka firman Allah: Hendaklah segala air yang di
    bawah langit itu berhimpun kepada satu tempat, supaya
    kelihatan yang kekeringan itu; maka jadilah demikian.
 
10. Lalu dinamai Allah akan yang kekeringan itu darat,
    dan akan perhimpunan segala air itu dinamainya laut;
    maka dilihat Allah itu baiklah adanya.
 
11. Maka firman Allah: Hendaklah bumi itu menumbuhkan
    rumput dan pokok yang berbiji dan pohon yang
    berbuah-buah dengan tabiatnya yang berbiji dalamnya di
    atas bumi itu; maka jadilah demikian.
 
12. Yaitu ditumbuhkan bumi akan rumput dan pokok yang
    berbiji dengan tabiatnya dan pohon-pohon yang
    berbuah-buah yang berbiji dalamnya dengan tabiatnya;
    maka dilihat Allah itu baiklah adanya
 
13. Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang
    ketiga."
 
Fakta bahwa pada  suatu  periode  dalam  sejarah  bumi,
ketika  bumi  ini  masih  tertutup  dengan air, terjadi
bahwa daratan-daratan mulai muncul,  adalah  suatu  hal
yang  dapat  diterima  secara ilmiah. Akan tetapi bahwa
pohon yang  mengandung  biji-biji  bermunculan  sebelum
terciptanya matahari (yang menurut Kitab Kejadian, baru
tercipta pada hari keempat), dan juga bahwa  siang  dan
malam  silih berganti sebelum terciptanya matahari, hal
tersebut sama sekali tak dapat dipertahankan.
 
Ayat 14 sampai 19
 
14. "Maka firman Allah: Hendaklah ada beberapa benda
    terang dalam bentangan langit supaya diceraikannya
    siang dengan malam dan menjadi tanda dan ketentuan masa
    dan hari dari tahun.
 
15. Dan supaya ia itu menjadi benda terang pada
    bentangan langit akan menerangkan bumi; maka jadilah
    demikian.
 
16. Maka dijadikan Allah akan kedua benda terang yang
    besar itu, yaitu terang yang besar itu akan
    memerintahkan siang dan terang yang kecil akan
    memerintahkan malam, dan lagi segala bintang pun.
 
17. Maka ditaruh Allah akan dia dalam bentangan langit
    akan memberi terang di atas bumi.
 
18. Dan akan memerintahkan siang dan malam dan akan
    menceraikan terang itu dengan gelap maka dilihat Allah
    itu baik adanya.
 
19. Setelah petang dan pagi maka itulah hari yang ke
    empat."
 
Di sini gambaran yang diberikan  oleh  pengarang  Injil
dapat  diterima.  Satu-satunya  kritik  yang dapat kita
lemparkan terhadap ayat-ayat tersebut adalah tempat dan
letaknya dalam hikayat penciptaan alam seluruhnya. Bumi
dan bulan  telah  memisahkan  diri  daripada  matahari;
menempatkan   penciptaan  matahari  dan  bulan  sesudah
penciptaan bumi adalah bertentangan dengan hal-hal yang
sudah  disetujui  secara  pasti  dalam ilmu pengetahuan
mengenai tersusunnya alam bintang-bintang.
 
Ayat 20 sampai 23
 
20. "Maka firman Allah: Hendaklah dalam segala air itu
    menggeriak beberapa kejadian yang bernyawa dan yang
    sulur menyulur, dan hendaklah ada unggas terbang di
    atas bumi dalam bentangan langit.
 
21. Maka dijadikan Allah akan ikan raya yang
    besar-besar dan segala binatang sulur menyulur yang
    menggeriak dalam air itu tetap dengan tabiatnya, dan
    segala unggas yang bersayap dengan tabiatnya, maka
    dilihat Allah itu baik adanya.
 
22. Maka diberkati Allah akan dia, firmannya: Jadilah
    biak dan bertambah kamu dan damaikanlah air yang di
    dalam laut itu dan hendaklah segala unggas itupun
    bertambah-tambah di atas bumi.
 
23. Setelah petang dan pagi maka itulah hari yang
    kelima."
 
Ayat-ayat tersebut mengandung hal-hal  yang  tak  dapat
diterima
                                       (bersambung 2/2)


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille   Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979 Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team