Perjanjian Lama dan Sains

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

              SEKEDAR MENGEMUKAKAN FAKTA
 
Hanya sedikit hal-hal yang  tersebut  dalam  Perjanjian
Lama,  dan  juga dalam Perjanjian Baru yang menimbulkan
konfrontasi  dengan  pengetahuan  modern.  Tetapi  jika
terdapat  hal-hal  yang  tidak sesuai antara teks Bibel
dengan Sains, maka soalnya menjadi sangat penting.
 
Dalam bab-bab  yang  terdahulu,  kita  telah  menemukan
dalam  Bibel kesalahan-kesalahan sejarah dan kita telah
menyebutkan beberapa  masalah  yang  telah  dibicarakan
oleh  ahli tafsir Yahudi dan Kristen. Ahli-ahli Kristen
condong   untuk   mengecilkan   persoalannya.    Mereka
berpendapat  bahwa adalah normal jika seorang pengarang
buku  agama  menyajikan  fakta-fakta   sejarah   dengan
menghubungkannya  dengan teologi, menulis sejarah untuk
keperluan agama. Kita akan melihat dalam Injil  Matius,
sikap  yang  bebas terhadap sesuatu kenyataan, dan kita
dapatkan   tafsiran-tafsiran   yang   tujuannya   untuk
menjadikan   yang  tidak  benar  menjadi  benar;  suatu
pikiran yang obyektif dan logis tidak akan merasa  puas
dengan cara yang demikian.
 
Dengan  memakai  logika, orang dapat menunjukkan banyak
kontradiksi  dan   kekeliruan   dalam   Bibel.   Adanya
sumber-sumber  yang  berlainan telah menyebabkan adanya
versi yang berlainan mengenai sesuatu  hikayat.  Tetapi
di  samping itu kita dapatkan bermacam-macam perubahan,
bermacam-macam  tambahan.  Pada  mulanya  tambahan  itu
sebagai  tafsiran,  tetapi  kemudian  naskah  asli  dan
tafsiran disalin lagi dan semua isinya  dianggap  asli.
Semua  ini  sudah diketahui oleh ahli-ahli kritik teks,
dan mereka kemukakan secara jujur.
 
Mengenai Taurah, R.P. de Vaux dalam bukunya:  Pengantar
Umum   (Introduction  Generale)  yang  ditulis  sebelum
menterjemahkan Taurah telah menunjukkan  bermacam-macam
kepincangan  yang  tak  perlu  lagi saya ulangi di sini
karena  banyak  lagi  yang  akan  saya  sebutkan  dalam
penyelidikan  ini.  Kesimpulan  dari  semua  itu adalah
bahwa kita tidak boleh memahami teks-teks Taurah secara
harafiah.
 
Di bawah ini adalah suatu oontoh yang menarik:
 
Dalam  Kitab  Kejadian (6, 3) Tuhan memutuskan, sebelum
Banjir Nabi Nuh, untuk membatasi umur  manusia,  paling
panjang  hanya  120  tahun.  "Hidupnya tidak akan lebih
dari 120 tahun." Tetapi kemudian, dalam Kitab  Kejadian
(II, 10-32) kita dapatkan bahwa sepuluh orang keturunan
Nabi Nuh hidup sampai umur antara  148  dan  600  tahun
(lihatlah  tabel  mengenai anak turunan Nabi Nuh sampai
Abraham).  Kontradiksi  antara  dua  kalimat   tersebut
adalah menyolok. Tetapi adalah mudah untuk menerangkan.
Kalimat  pertama  (Kitab  Kejadian  6,3)  adalah   teks
Yahwist,   yang  sebagai  kita  telah  membicarakannya,
dibuat pada abad X S.M. Sedangkan kalimat kedua  (Kitab
Kejadian  II,  10-32)  merupakan  teks  yang lebih muda
(abad   VI   S.M.)   dari    tradisi    pendeta-pendeta
(Sakerdotal)   yang   merupakan   dasar  dari  silsilah
keturunan (genealogi)  yang  memberi  gambaran  tentang
lamanya  hidup  seseorang  secara tepat tetapi ternyata
tidak benar dalam keseluruhannya.
 
Kontradiksi dengan Sains modern  terdapat  dalam  Kitab
Kejadian, yaitu mengenai tiga persoalan:
 
1). Penciptaan alam dan tahap-tahapnya.
2). Waktu penciptaan alam dan waktu timbulnya
    manusia di atas bumi.
3). Riwayat banjir Nuh.


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille   Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979 Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team