Cahaya Sejarah Kenabian (3/3)

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

PERTANYAAN (10) CAHAYA SEJARAH KENABIAN                (3/3)
 
Dari Qur'an:
 
"Dan ketika Kami  menyediakan  tempat,  rumah  (suci)  untuk
Ibrahim, firman Kami: Bahwa janganlah engkau mempersekutukan
Aku dengan barang suatu apapun,  dan  sucikanlah  Rumah  Aku
untuk  orang-orang  yang  thawwaf  (berkeliling  Ka'bah) dan
orang-orang   yang   berdiri   [mengerjakan   ibadah]    dan
orang-orang yang rukuk dan sujud (dalam sembahyang).
 
Dan  permaklumkanlah  kepada  manusia  itu mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang  kepada  engkau  dengan  berjalan
kaki dan mengendarai onta: mereka datang dari segenap negeri
yang jauh.
 
Supaya mereka menyaksikan keuntungan-keunlungan buat mereka,
dan  mereka  menyebut  nama  Tuhan selama beberapa hari yang
ditentukan, karena Tuahan  telah  memberikan  kepada  mereka
binatang ternak; sebab itu makanlah sebagiannya dan sebagian
berikanlah kepada orang miskin yang sengsara." 22: 26-28.
 
Itu  adalah  tindakan  Ibrahim  yang   luar   biasa,   untuk
meninggalkan  anak  yang  pertamanya di padang pasir Arab di
mana tidak ada buah-buahan, air dan kota.
 
Tetapi  dia  mempunyai  dua  tujuan  untuk   mencapai,   dan
masing-masing cukup besar untuk membuat Ibrahim berkeinginan
menghancurkan  pengorbanan  yang  demikian  dan   berikhtiar
sekuat-kuatnya.
 
Yang pertama dari dua tujuan itu ialah;
 
Mendirikan  Rumah  Suci  dan  menyerahkan  untuk  mesjid itu
anaknya   sebagai   wali   yang   akan   menyembah    Tuhan,
menghantarkan  kebaktian  sesuai  dengan  Agama  Tuhan  yang
benar,   dan   mengajarkan   anak-anaknya   dan   masyarakat
prinsip-prinsip  yang  benar.  Oleh karena itu Ibrahim tidak
hanya  meluaskan   kepercayaannya,   tetapi   juga   membuat
kelangsungan dari kepercayaan itu lebih meyakinkan.
 
Ketidak-berhasilan  Ishak  di  dalam  tugas  keagamaan  ini,
kepercayaan akan dilanjutkan  melalui  anak-anak  Ismail  di
Arabia.
 
Dari Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Wahai  Tuhan  kami,  sesungguhnya  aku menempatkan sebagian
dari turunanku di lembah yang tiada mempunyai tanam-tanaman,
di dekat Rumah SuciMu.
 
Wahai   Tuhan   kami,   supaya   mereka   tetap  mengerjakan
sembahyang; sebab  itu,  jadikanlah  hati  manusia  tertarik
kepada   mereka,  dan  berilah  buah-buahan,  menjadi  rizki
mereka, mudah-mudahan mereka berterima.kasih." 14: 37.
 
Kita tidak mengetahui keluasan dari pertumbuhan  kepercayaan
lbrahim  di  tanah Arab. Sejarah tidak menerangkan pada kita
dengan jelas keadaan keagamaan di negara Arab selama periode
yang  panjang (lama), dari masa Ibrahim sampai akhir abad ke
lima tarikh Kristen.
 
Pada abad ke-enam kita temui sebagian besar orang-orang Arab
menyembah berhala, tetapi meskipun demikian, kita temui pada
waktu yang sama, beberapa  upacara-upacara  dan  pelaksanaan
yang dapat dihubungkan hanya dengan ajaran Ibrahim.
 
Ziarah   ke   Rumah  Suci  di  Mekkah  dan  Sunnat  (Chatan)
diselenggarakan dan dilakukan oleh seluruh  suku  Arab  yang
bukan     Kristen.     Sepanjang     upacara-upacara     dan
pelaksanaan-pelaksanaan ini, kita temui  sebagian  kecil  di
antara  orang-orang  Arab, percaya pada Tuhan, menyembahNya,
dan menolak menyembah patung.
 
Tujuan Ibrahim kedua adalah menyiapkan anak-anak Ismail  dan
bangsa  yang  disatukan,  untuk dijayakan masa depannya, dan
rakyat yang berbicara bahasa  Arab  akan  diperkenankan  dan
dihormati  dengan  hadirnya  Nabi terakhir di antara mereka,
bila mereka siap untuk  menerima  pesannya  yang  besar  dan
meluaskan kata-kata Tuhan ini ke seluruh dunia.
 
Dari Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Dan  ketika  Ibrahim  dan  Ismail  meninggikan  azas  rumah
(Baitullah) itu keduanya berkata: Tuhan kami Terimalah kami,
sesungguhnva Engkau Maha Mendengar dan Maha Tahu.
 
Tuhan  kami, jadikanlah kami berdua menjadi orang yang patuh
kepada Engkau, dan jadikanlah keturunan kami umat yang patuh
juga  kepada  Engkau,  dan  tunjukkanlah  kepada kami jalan,
serta ampunilah kami sesungguhnya Engkau Penerima Taubat dan
Penyayang.
 
Tuhan Kami! Utuslah untuk mereka seorang Rasul dari golongan
mereka,    yang    akan     membacakan     kepada     mereka
keterangan-keterangan  Engkau,  dan  mengajarkan  Kitab  dan
kebijaksanaan   kepada   mereka   dan   menyucikan   mereka,
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan Bijaksana." 2: 127-129.
 
Permintaan  Nabi  Ibrahim itu dijawab, dan pada abad ketujuh
A.D. permintaan ini telah dijawab.
 
Nabi yang diharapkan telah tiba dengan suatu cara yang belum
pernah  didapati  sebelumnya dengan penunjukkan yang sanggup
mendukung       kebenaran,       melindungi        kebutuhan
kebebasan-kebebasan  dan  membuka jalan untuk azas-azas yang
baik.
 
Ini adalah cara menggunakan  akal  (logika)  sebagai  maksud
utama  untuk  meyakinkan dan menunjukkan kepada setiap orang
yang mengancam kebebasan-kebebasan yang suci itu.
 
Ya, di abad ke-tujuh dunia diberkati  dengan  hadirnya  Nabi
yang terakhir dengan seluruh umat, yaitu Nabi Muhammad, yang
timbul dari mereka, pusat negera Arab, untuk menerangi Timur
dan Barat.


DIALOG TENTANG ISLAM DAN KRISTEN   Prof. Wilson & Muhammad Jawad Chirri Alih Bahasa: H.M. Ridho Umar Baridwan, S.H. Penerbit P.T. Alma'arif, Bandung, Cetakan Kelima, 1981  

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team