Fiqh Prioritas

oleh Dr. Yusuf Qardhawi

Indeks Islam | Indeks Qardhawi | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

PRIORITAS PERJUANGAN PEMIKIRAN

YANG juga patut kita  beri  perhatian  dalam  usaha  perbaikan
masyarakat ialah mendahulukan segala hal yang berkaitan dengan
pelurusan pemikiran, cara pandang, dan cara bertindak  mereka.
Tidak diragukan lagi bahwa kita memerlukan suatu landasan yang
sangat kuat untuk melakukan  perbaikan  di  dalam  masyarakat.
Karena  sangat  tidak  masuk  akal, bahwa amal perbuatan dapat
meniti jalan  yang  benar,  kalau  pemikirannya  tidak  lurus.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang penyair:

"Bilakah bayangan akan lurus kalau tongkatnya sendiri bengkok?"

Oleh sebab  itu,  barangsiapa  yang  pandangannya  tidak  baik
terhadap suatu perkara, maka perilakunya yang berkaitan dengan
perkara itu juga tidak akan baik. Karena sesungguhnya perilaku
itu sangat dipengaruhi oleh pandangannya, baik ataupun buruk.

Atas   dasar  itu,  pertarungan  pemikiran  --yakni  pelurusan
pemikiran  yang  menyimpang,  dan  konsep-konsep  yang   tidak
benar--  harus  diberi  prioritas dan didahulukan atas perkara
yang lain. Hal ini digolongkan sebagai 'perang besar' --dengan
al-Qur'an   sebagai   senjatanya--   sebagaimana   yang  telah
disebutkan dalam surat al-Furqan; dan juga  tergolong  sebagai
perang  dengan lidah dengan memberikan penjelasan, sebagaimana
disebutkan dalam  hadits  Nabi  saw,  "Perangilah  orang-orang
musyrik dengan harta benda, jiwa, dan lidah kalian. "

PERJUANGAN PEMIKIRAN DI DALAM PELATARAN ISLAM

Ada dua jenis medan pertarungan dalam pemikiran:

Pertama,  pertarungan  di  luar   Islam,   melawan   atheisme,
orang-orang  Nasrani,  dan  orang-orang orientalis yang selalu
memerangi Islam, dari segi aqidah, syariah, warisan pemikiran,
dan  budaya.  Mereka  senantiasa  memerangi kebangkitan apapun
yang didasarkan pada Islam.

Kedua, pertarungan di dalam pelataran Islam, untuk membetulkan
arah  perbuatan  yang patut dilakukan dalam Islam. Mengarahkan
perjalanan  hidupnya,  dan  meluruskan  gerakannya,   sehingga
perbuatan  tersebut dapat meniti jalan yang benar untuk menuju
tujuan yang benar pula. Kami akan  mempersingkat  perbincangan
tentang hal itu, karena sesungguhnya perbaikan secara internal
merupakan dasar dan landasan yang harus kita beri prioritas.

 5 Diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas, 3: 124, 153; Abu Dawud
   (2504); Nasai, 6: 7; Darimi. 2: 213; Ibn Hibban, 11: 4708;
   Hakim, 2: 81; dan di-shahih-kan olehnya sesuai dengan syarat
   yang ditetapkan oleh Muslim dan disepakati oleh adz-Dzahabi.

Tidak  diragukan  lagi  bahwa  kita  sekarang  ini  menghadapi
berbagai arus pemikiran yang tidak benar:

a. Arus Pemikiran Khurafat:

   1. Khurafat dalam aqidah;
   
   2. bid'ah dalam ibadah;
   
   3. Pemikiran yang stagnan;
   
   4. Taqlid dalam fiqh;
   
   5. Perilaku yang negatif; dan
   
   6. Permainan yang tidak benar dalam politik.

b. Arus Pemikiran Literal

Yakni  arus  pemikiran  yang  literal.  Arus  pemikiran   ini,
walaupun  keras dalam perkara agama dan pembelaannya, memiliki
sifat-sifat yang menjadi ciri khas penganutnya; seperti:

   1. Kontroversialisme dalam Aqidah;
   
   2. Formalisme dalam ibadah;
   
   3. Zahiriyah dalam fiqh;
   
   4. Parsialisme dalam memberikan perhatian;
   
   5. Kering dalam ruh;
   
   6. Kasar dalam melakukan da'wah; dan
   
   7. Menyempitkan diri dalam perselisihan pendapat.

c. Arus Pemikiran yang Reaktif dan Keras

Ada  lagi  aliran  yang  menolak   masyarakat   dengan   semua
institusinya.  Walaupun pengikut aliran ini memiliki kelebihan
dalam hal semangat dan keikhlasannya, tetapi  ada  sifat-sifat
lain yang dimiliki olehnya; antara lain:

   1. Keras dan kaku dalam menjalankan ajaran agama;
   
   2. Membanggakan diri sehingga merasa superior dan
      melecehkan masyarakat;
   
   3. Memiliki wawasan yang sempit dalam memahami agama,
      kenyataan hidup, suMah kauniyah, dan sunnah kemasyarakatan;
   
   4. Tergesa-gesa mengambil tindakan sebelum waktunya;
   
   5. Cepat mengkafirkan dan tidak hati-hati;
   
   6. Mempergunakan kekuatan untuk mewujudkan cita-citanya;
      dan
   
   7. Berprasangka buruk kepada selain kelompoknya.

d. Arus pemikiran yang moderat

Akan tetapi,  ada  pula  arus  pemikiran  yang  moderat,  yang
didasarkan  pada keseimbangan dalam memahami agama, kehidupan,
dan perjuangan untuk memenangkan  agama.  Arus  pemikiran  ini
juga  memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari arus
pemikiran   lainnya;   antara   lain   penekanannya   terhadap
prinsip-prinsip berikut ini:

   1. Memahami ajaran agama dengan pemahaman yang
      menyeluruh, seimbang, dan mendalam;
      
   2. Memahami kehidupan nyata tanpa meremehkan atau
      takut kepadanya. Yaitu kehidupan nyata kaum Muslimin
      dan kehidupan nyata musuh-musuh mereka;
      
   3. Memahami sunnatullah dan hukum-hukum-Nya yang tetap
      dan tidak berubah-ubah, khususnya hukum yang berkaitan
      dengan masyarakat manusia;
      
   4. Memahami tujuan syariah, dengan amalan lahiriah
      yang tidak stagnan;
      
   5. Memahami masalah prioritas, yang berkaitan dengan
      fiqh pertimbangan;
      
   6. Memahami perselisihan pendapat dan tata caranya,
      serta menghadapinya dengan sifat yang diajarkan oleh
      Islam (bekerja sama dalam masalah yang disepakati dan
      memberikan toleransi kepada orang yang berselisih
      pendapat dengannya);
      
   7. Mempertimbangkan antara perkara-perkara syariah
      yang tetap dengan perubahan zaman;
      
   8. Menggabungkan antara pendapat salaf dan khalaf
      (antara pendapat yang orsinil dan pendapat yang
      modern);
      
   9. Percaya kepada adanya perubahan pemikiran, kejiwaan
      dan perilaku yang didasarkan kepada perubahan budaya
      manusia;
      
   10.Mengemukakan Islam sebagai proyek peradaban yang
      sempurna, untuk membangkitkan umat dan menyelamatkan
      manusia dari filsafat materialisme modern;
      
   11.Mengambil jalan yang paling mudah dalam memberikan
      fatwa dan memberikan kabar gembira dalam melakukan
      da'wah;
      
   12.Memunculkan nilai-nilai sosial dan politik dalam
      Islam, seperti: kebebasan, kehormatan, musyawarah,
      keadilan sosial, dan menghormati hak asasi manusia;
      
   13.Mau berdialog dengan orang lain dengan cara yang
      baik, yaitu dengan para penentang dari orang-orang
      bukan Islam, atau orang Islam yang inferior secara
      pemikiran dan keruhanian; dan
      
   14.Mempergunakan jihad sebagai jalan untuk
      mempertahankan kehormatan kaum Muslimin dan negeri
      mereka.

Itulah arus  pemikiran  yang  harus  kita  percayai  dan  kita
anjurkan,  serta  kita  anggap sebagai ungkapan hakiki tentang
Islam, sebagaimana diturunkan oleh Allah SWT dalam  Kitab-Nya,
dan  yang  ditunjukkan  oleh  Rasulullah  saw dalam sunnah dan
sirah-nya; serta seperti apa yang dipahami dan diterapkan oleh
para  sahabat  dan  khulafa' rasyidin serta yang dipahami oleh
para tabi'in  yang  mengikuti  mereka  dengan  baik;  sehingga
mereka  menjadi  abad yang terbaik dalam perjalanan hidup umat
ini.

TUGAS PENTõNG ARUS PEMIKIRAN MODERAT

Tidak diragukan lagi bahwa  arus  pemikiran  di  atas  menjadi
tumpuan harapan bagi hari esok dan masa depan umat. Kita harus
berusaha keras untuk  menganjurkan  orang  berpikiran  seperti
itu;  mendidik  para  pendukungnya;  memberikan  jawaban  yang
memuaskan terhadap  musuhnya;  melakukan  dialog  dengan  para
penentangnya.

Di  antara  perkara  yang  kita  ketahui  bersama sekarang ini
dengan  bukti-bukti  yang  cukup  memadai   ialah   bahwasanya
kekuatan-kekuatan  yang menentang --baik yang ada di dalam dan
di luar-- lebih takut  terhadap  arus  pemikiran  seperti  ini
daripada  yang  lainnya.  Bahkan  kekuatan itu cenderung lebih
membenci dan memusuhinya daripada arus-arus pemikiran lainnya.

Dahulu musuh-musuh Islam mewaspadai arus pemikiran yang  keras
dan  kaku,  namun  kini  telah  muncul  ancaman baru, sehingga
mereka berkata, "Hati-hati terhadap  Islam  yang  moderat.  Ia
lebih  berbahaya  daripada  yang  lainnya. Arus-arus pemikiran
yang lain umurnya pendek dan tidak dapat  hidup  lama.  Adapun
arus   pemikiran   Islam   yang   moderat   ini  terus-menerus
berlangsung dalam tempo yang cukup lama. Kemoderatan arus  ini
--menurut  dugaan mereka-- tidak dapat dianggap aman. Ia mulai
bergerak dengan moderat  tetapi  kemudian  berkembang  menjadi
ekstrem, karena sesungguhnya ekstremitas tetap tersimpan dalam
Islam, sebagaimana yang mereka katakan.

Dari sini musuh-musuh Islam mengkhawatirkan bahaya Islam  yang
terus  merangkak  menuju  mereka,  yang mereka namakan sebagai
'bahaya hijau,' sekaligus mereka jadikan sebagai  musuh  baru,
sebagai  ganti  'bahaya  merah'  yang  telah  lenyap bersamaan
dengan lenyapnya komunisme dari  daratan  Eropa.  Akan  tetapi
musuh-musuh Islam yang betul-betul sadar, percaya bahwa bahaya
Islam hanyalah khayalan belaka dan bukan kenyataan.

Arus pemikiran yang moderat ini mesti  menghadapi  orang-orang
seperti  itu  dan  menyingkapkan  kepalsuan  mereka, serta mau
melakukan dialog dengan orang-orang yang moderat dari kalangan
mereka.

Di  samping itu, arus pemikiran ini selayaknya juga menghadapi
anak-anak mereka sendiri dan para mahasiswa yang ada di  dalam
negeri  Islam, dan juga orang-orang yang mengaku sebagai orang
Islam tetapi mereka memusuhi  proyek  peradaban  Islam  dengan
seluruh  kekuatan  yang  mereka  miliki.  Mereka  berdiri pada
barisan musuh umat dan  agamanya.  Mereka  adalah  orang  yang
disifatkan   oleh  Rasulullah  saw  yang  mulia  dalam  hadits
Hudzaifah yang disepakati ke-shahih-annya bahwa mereka adalah:

   "Para penganjur kepada pintu-pintu neraka Jahanam.
   Barangsiapa menyambut ajakan mereka, mereka akan
   dilemparkan ke dalamnya." Kemudian para sahabat
   berkata, "Tunjukkan sifat-sifat mereka kepada kanu
   wahai Rasulullah." Beliau kemudian bersabda, "Mereka
   berkulit seperti kita, dan berbicara dengan bahasa
   kita." 6

Oleh sebab itu,  adalah  penting  bagi  kita  untuk  memerangi
orang-  orang  yang merusak pemikiran umat, menyesatkan mereka
dari hakikat dan identitas yang asli  (fitrah  Islam).  Mereka
meletakkan  racun  berbisa  dalam  madu  yang manis, dan dalam
lemak yang lezat; berupa bahan bacaan (majalah, tabloid dsb.),
atau  audio-visual  (berupa  musik  dan tontonan-tontonan yang
menjijikkan).  Media-media  seperti  itu  menghancurkan  moral
anak-anak  kita, sebagaimana penyakit AIDS yang begitu dahsyat
membunuh manusia.

Sesungguhnya   saudara-saudara   kita    yang    ter-Barat-kan
(Westernized)  membawa  pemikiran  para penjajah, setelah para
penjajah itu  sendiri  mencabut  tongkatnya  dan  meninggalkan
tanah  air  kita. Merekalah yang membawa kembali konsep-konsep
Orientalis dan Salibis, yang kebanyakan tidak  bekerja  dengan
tulus  untuk  kemajuan  peradaban kita pada hari ini. Kalaupun
ada yang betul-betul tulus  hatinya,  mereka  tidak  mempunyai
perangkat   yang   baik   untuk   memahami   peradaban   kita,
sumber-sumber dan warisan yang  diberikan  olehnya.  perangkat
yang  paling  penting  adalah  bahasa  dan  cita rasa terhadap
bahasa tersebut.

Pertarungan kita yang hakiki adalah pertarungan  kita  melawan
"para  ekstrimis"  yang  sebenarnya.  Mereka terdiri atas para
pengikut sekularisme dan sisa-sisa  Marxisme.  Pada  hari  ini
mereka  menggunakan  baju  liberalisme Barat, yang mempertajam
senjata pena mereka untuk  memerangi  Kebangkitan  Islam,  dan
kebangkitan  barunya;  mengacaukan da'wahnya; menghalangi para
dainya; dan menciptakan istilah-istilah baru untuk  menjauhkan
umat  dari  agamanya  (Islam);  seperti:  Islam  politik, atau
fundamentalisme.   Mereka   jugamenciptakan   perpecahan   dan
pertempuran berdarah antara rakyat dan pemerintahan Islam yang
sedang berkuasa, untuk melemahkan kekuatan negara. Pertempuran
itu  tidak  pernah  berhenti,  karena  bila  satu  pertempuran
selesai, maka muncul pertempuran lainnya  dengan  bentuk  yang
baru dan lebih dahsyat.

Sesungguhnya usaha untuk mengalihkan  pertarungan  dari  jalur
itu, dan upaya untuk menciptakan musuh-musuh yang berasal dari
kalangan aktivis Islam itu sendiri, yang  berselisih  pendapat
dengan  sebagian  orang  dalam masalah-masalah cabang di dalam
fiqh, ataupun cabang di dalam aqidah, ataupun dalam memberikan
prioritas  amalan,  atau  dalam masalah-masalah kecil lainnya,
merupakan  satu  kelalaian  besar  akan  hakikat  musuh   yang
mengintai  dari  semua arah. Musuh-musuh ini menginginkan agar
umat Islam saling membunuh antara satu  bagian  dengan  bagian
yang lainnya. Mereka hanya ingin menonton pertarungan itu dari
jauh, kemudian di akhir pertarungan mereka memberikan  pukulan
yang  mematikan  terhadap semua kelompok yang sedang bertarung
itu. Kalau ada di antara para da'i Muslim yang  melakukan  hal
itu,  maka  ini  adalah  musibah  yang  sangat  besar.  Karena
sesungguhnya  ketidaktahuan  terhadap  masalah   seperti   itu
dianggap  sangat  membahayakan.  Dan  siapa  yang melakukannya
padahal  dia  mengetahui  masalah  yang  sebenarnya,   sungguh
merupakan  musibah  yang  lebih besar, yang sudah barang tentu
bahayanya juga jauh lebih  besar.  Sebab,  ia  dapat  dianggap
sebagai  satu  bentuk  pengkhianatan terhadap Islam, umat, dan
kebangkitan.

Salah seorang penyair berkata,

   "Kalau kamu tidak mengetahui bahwa kamu sedang diadu
   domba maka itu adalah suatu musibah. Tetapi bila kamu
   mengetahuinya, maka musibahnya lebih dahsyat. "

Saya yakin bahwa arus pemikiran moderat  ini  mempunyai  tugas
besar  yang  harus  diusahakan  dengan serius. Tugas itu mesti
dilakukan dengan kejujuran  dan  keikhlasan  untuk  menyatukan
barisan kaum Muslimin --barisan orang-orang yang bekerja untuk
Islam-- di atas landasan yang tidak  mengandung  pertentangan,
atau  di atas dasar rukun aqidah yang enam: iman kepada Allah,
malaikatNya,  kitab-kitab  suci-Nya,   rasul-rasul-Nya,   hari
akhir,  dan  takdirnya.  Selain didasarkan kepada rukun amalan
yang lima: dua kalimah syahadat, mendirikan salat,  menunaikan
zakat,  puasa  di  bulan  Ramadhan, haji ke Rumah Allah. Serta
didasarkan kepada dasar-dasar sifat dan  perilaku  yang  baik,
serta  menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan yang diharamkan,
khususnya dosa-dosa besar.

Sebenarnya kita  dapat  melakukan  pertemuan  yang  didasarkan
kepada  landasan-landasan  utama  tersebut,  dan tidak mengapa
bagi kita  untuk  berselisih  pendapat  dalam  masalah-masalah
juz'iyyat   dan  kecil.  Kita  boleh  berbeda  pendapat  dalam
masalah-masalah  furu'iyah,  berbeda  pendirian,  dan  berbeda
pendapat  dalam  mengambil  kesimpulan  hukum melalui ijtihad.
Perbedaan seperti itu diperlukan dalam menjalankan agama,  dan
sudah  menjadi  tabiat manusia biasa, serta sifat alam semesta
dan kehidupan ini, sebagaimana yang telah saya paparkan secara
terperinci  dalam  buku  saya,  al-Shahwah  al-Islamiyyah bayn
al-lkhtilaf al-Masyru' wa al-Tafarruq al-Madzmum.

Saya telah menyebutkan pada  berbagai  buku  yang  saya  tulis
bahwasanya boleh saja jumlah jamaah para aktivis Islam menjadi
banyak, asal jumlah yang  banyak  itu  mempunyai  spesialisasi
masing-masing,  dan  bukan  jumlah  yang  banyak tetapi saling
bertentangan   dan   bermusuhan   satu   sama   lain.   Karena
sesungguhnya  pertentangan  dan  permusuhan  akan  menyebabkan
kehancuran.

Kita harus berusaha dengan gigih untuk menyatukan para aktivis
yang  berkhidmat  untuk Islam, menyokong da'wahnya, menegakkan
syariahnya, dan menyatukan umatnya. Usaha gigih  dalam  bentuk
pemikiran   dan  tindakan  praktis  untuk  mendekatkan  jurang
pemisah, menanamkan kepercayaan,  menanamkan  suasana  toleran
dan  prasangka  baik,  menjernihkan  jiwa  dari perasaan ujub,
tertipu, dan menuduh serta menghina orang lain.

   "Seseorang telah dianggap berbuat jahatr apabila dia
   telah melakuan penghinaan terhadap saudaranya yang
   Muslim." 7

Menurut pandangan saya, pekerjaan tersebut tergolong prioritas
yang  sangat  penting  dan harus didahulukan di lapangan Islam
pada hari ini. Jika para aktivis Islam tidak menyadari  adanya
perpecahan  yang sedang mereka jalani, maka seluruh umat Islam
akan dilindas. Mereka akan dimangsa oleh taring dan kuku tajam
musuh Islam dan umat Islam. Arus pemikiran akan dimatikan demi
arus pemikiran yang lain. Satu kelompok akan dibunuh  menyusul
kelompok yang lain sampai semuanya dapat dimusnahkan.

Apabila  kita pada hari ini memiliki kekuatan untuk menyatukan
berbagai kekuatan umat kita yang besar,  dari  satu  benua  ke
benua  yang  lain, maka hendaknya kita berjerih payah --paling
tidak-- untuk menyatukan kekuatan  besar  yang  terpisah-pisah
itu agar dapat menyongsong Kebangkitan Islam. Kebangkitan yang
dapat diajak untuk berdialog dan saling memahami, yaitu dengan
menghilangkan  ganjalan-ganjalan  dan  ektremisme, mendekatkan
konsep-konsep berlainan, mengatur langkah, menghadapi berbagai
masalah  perjalanan  hidup  umat  dalam  satu barisan, bekerja
sama, dan memberikan toleransi pada perbedaan pendapat.  Usaha
saling   memahami,   bekerja  sama  dan  menyatukan  pandangan
merupakan satu  kewajiban  agama,  dan  keperluan  hidup  yang
sangat  mendesak.  Jika  kita  tidak dapat disatukan oleh satu
pemikiran, maka hendaknya kita dapat disatukan  oleh  pelbagai
bencana   yang  mengancam  kita;  sebagaimana  dikatakan  oleh
Syauqi,

   "Kalau jenis diri kita ini wahai Ibn Talh memisahkan
   kita, maka sesungguhnya pelbagai musibah yang mengancam
   seharusnya dapat menyatukan barisan kita."

PENERAPAN HUKUM SYARIAH ATAUKAH PEMBINAAN DAN INFORMASI

Terjadi  suatu  perdebatan  di  sini   bahwasanya   kebanyakan
orang-orang   yang   bekerja  di  lapangan  Islam  --khususnya
orang-orang yang sangat ambisius-  memberikan  perhatian  yang
sangat  besar  kepada  persoalan  yang mereka sebut "penerapan
syariah Islam". Mereka hanya memberikan perhatian kepada  satu
segi  saja, yaitu penerapan hukum Islam, terutama hukum hudud,
qishas, dan ta'zir.

Sesungguhnya  tidak  dapat  dipungkiri  lagi  bahwa  pekerjaan
tersebut  merupakan  salah  satu bagian dari Islam, yang tidak
boleh kita lalaikan, atau kita berpaling darinya. 8

Akan tetapi kalau kita sangat berlebihan memberikan  perhatian
kepadanya  dan  membicarakannya,  serta  menganggapnya sebagai
masalah yang utama dan puncak tujuan kita,  maka  sesungguhnya
hal  ini  akan  membawa  kesan  yang  buruk terhadap pemikiran
Islam, dan amal Islami,  atau  kesan  yang  tidak  baik  dalam
pemikiran   masyarakat   awam.   Keadaan   seperti  ini  dapat
dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam, yang  dapat  membahayakan
syariah  dan  da'wahnya. Saya selalu mengatakan, "Sesungguhnya
hukum-hukum saja tidak akan dapat menciptakan masyarakat,  dan
tidak  dapat membangun umat. Sesungguhnya yang dapat membentuk
masyarakat  dan   membangun   umat   adalah   pendidikan   dan
pengajaran,    kemudian    hukum-hukum   tersebut   memberikan
perlindungan dan perisai kepadanya."

Oleh sebab  itu,  kita  mesti  memberikan  perhatian  terhadap
persoalan  yang  hakiki  ini dari segi pemikiran dan tindakan.
Kita harus membuat rencana  pengembangan  dan  rancangan  yang
sesuai untuk mempersiapkan "Pendidikan Islam yang Sempurna dan
Modern" yang terus  mengikuti  perkembangan  anak-anak  Muslim
sejak  dari  buaian,  hingga  mereka  keluar dari universitas,
dengan mempergunakan metode yang sesuai, sistem yang  menarik,
sarana audio visual, teknnologi canggih, yang dapat mewujudkan
pentingnya agama bagi kehidupan, dan  menegaskan  kesempurnaan
Islam,  keadilan  hukum-hukumnya,  kemukjizatan kitab sucinya,
keagungan  Rasul,  keseimbangan   peradaban,   dan   kekekalan
umatnya.

Pendidikan itu tidak harus  dilakukan  dalam  pelajaran  agama
atau  pendidikan  Islam  saja.  Tetapi dimasukkan dalam setiap
mata  pelajaran,  bahan-bahan  kajian   ilmiah   dan   sastra.
Pendidikan  itu  dimasukkan dalam mata pelajaran dan ilmu-ilmu
sosial,  bahasa  dan  sastra,  dan   juga   dimasukkan   dalam
kegiatan-kegiatan  sekolah. Suasana di sekolah, tempat belajar
harus diusahakan yang Islami agar dapat  membantu  menumbuhkan
generasi  Muslim  yang  percaya  kepada Allah, bangga terhadap
agama dan umatnya. Generasi yang tumbuh dengan sempurna dengan
ruh,  akal,  tubuh  dan  perasaannya,  ikhlas kepada tuhannya,
berkhidmat kepada negaranya, toleran terhadap orang lain,  dan
melakukan kebaikan untuk seluruh umat manusia.

Kita   harus   menghadapi   pemikiran   fiIsafat,   metodologi
materialisme dan komunisme, yang kosong dari  ruh  agama,  dan
bertolak  belakang  dengan filsafat Islam tentang pandangannya
terhadap Allah dan  manusia,  serta  tentang  hidup  dan  alam
semesta, dan tentang agama serta dunia.

Di   samping  itu  kita  juga  mesti  membuat  penelitian  dan
pengembangan  dalam  bidang  lainnya,  misalnya  dalam  bidang
informasi  dan  kebudayaan,  yang  memiliki pengaruh dan kesan
yang luar biasa terhadap kehidupan  individu  dan  masyarakat.
Perangkat  informasi  yang membentuk pemikiran, kecenderungan,
perasaan, trend pemikiran dan jiwa manusia.

Dalam keadaan apapun, bidang inforrnasi ini tidak  boleh  kita
berikan  kepada  orang-orang  yang tidak percaya kepada Islam,
sebagai  rujukan  yang  paling  tinggi  dalam  kehidupan  kaum
Muslimin  dan  jamaah  Muslim,  dalam  bergaul,  berpikir  dan
berperilaku.

Ada dua titik tolak yang saling menyempurnakan dalam  tindakan
yang dapat kita lakukan.

Pertama,  mempersiapkan  ahli  informasi  Muslim  dalam  semua
bidang  kehidupan,  pada  semua   peringkatnya,   yang   mampu
menampilkan  bahwa  Islam  mempunyai  berbagai  kemampuan yang
besar untuk setiap zaman.

Termasuk dalam kelompok ini adalah para seniman dari  berbagai
bidang; seniman dalam bidang nasyid, drama, dan lakon.

Atas  dasar  itu,  kita  memerlukan  orang  yang dapat menulis
skenario, sutradara (pengarah), artis, juru kamera,  dan  juga
eksekutifnya.

Perkara   ini   tidaklah   mudah,   karena   berkaitan  dengan
hukum-hukum agama dan non-agama.  Kita  harus  membuat  target
tertentu,  prasarana  yang  jelas, pentahapan yang jelas, agar
tidak  mengalami  kekurangan,  dan  pembinaan  manusia   dapat
dilakukan dengan sempurna. 9

Kedua, kita berusaha  mempengaruhi  para  ahli  informasi  dan
seniman di masa kini. Karena sesungguhnya di antara mereka ada
orang-orang Islam yang salat dan mau berpuasa,  tetapi  mereka
--karena  latar  belakang pendidikan dan budayanya-- menyangka
bahwa apa yang mereka lakukan tidak bertentangan dengan Islam,
dan  tidak  mendatangkan kemurkaan Allah. Bahkan sebagian dari
mereka  ada  yang  telah  mengetahuinya,  akan  tetapi  mereka
terpengaruh   dengan   gaya  hidup  orang  di  sekitarnya  dan
kebiasaan hidupnya sehari-hari.

Kita harus berusaha dengan keras untuk meraih mereka, sehingga
mereka memahami ajaran agama mereka dan bertobat kepada Thhan,
dan akhirnya mereka bergabung dengan  kafilah  dai  islam  dan
sifat-sifat utamanya.

Pada  tahun-tahun terakhir ini saya telah menyaksikan beberapa
orang seniman dan artis yang bertobat, dan para  bintang  film
wanita.  Akan  tetapi  kebanyakan mereka telah menjauhkan diri
dari seni dan para seniman, untuk  menyelamatkan  diri  mereka
sendiri. Mereka lari membawa agamanya.

Sebetulnya,  ada  tindakan  yang  lebih baik yang dapat mereka
lakukan. Ialah  tetap  berada  dalam  bidang  sulit  itu,  dan
mempergunakan  perkataan  Umar  bin  Khattab setelah dia masuk
Islam sebagai pedoman mereka:

   "Demi Allah, tidak ada suatu tempat yang dahulu saya
   pergunakan untuk menyebarkan kejahiliyahan kecuali
   tempat itu harus sayapergunakan juga untuk menyebarkan
   Islam."

Tindakan seperti ini  tidak  dapat  dilakukan  kecuali  dengan
melakukan   kerja   sama  berbagai  pihak,  dan  menyingkirkan
kerikil-berikil tajam di jalanan.

Catatan kaki:

6 Muttafaq 'Alaih dari Hudzaifah, al-Lu'lu' wal-Marjan.

7 Diriwayatkan okh Muslim dari Abu Hurairah r.a.

8 Lihat buku kami Malamih al-Mujtama' al-Muslim al-ladzi
  Nansyuduh, bab "at-Tasyri' wal-Qanun."

9 Lihat buku kami Malamih al-Mujtama' al-Muslim al-ladzi
  Nansyuduh, bab "al-Lahw wa al-Funun."
 
------------------------------------------------------
FIQH PRIORITAS
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy
Robbani Press, Jakarta
Cetakan pertama, Rajab 1416H/Desember 1996M

 

Indeks Islam | Indeks Qardhawi | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team