Ahmadiyah Telanjang Bulat
di Panggung Sejarah

oleh Abdullah Hasan Alhadar

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

TITIK BERTOLAK - AWAL BERKAIT
 
SIAPA IMAM MAHDI ITU?
 
Satu hal yang menarik untuk disisipkan di sini masih perihal
KEDATANGAN  KEMBALI  ALMASIH  ialah,  bahwa  bukan saja kaum
Kristen yang memiliki kepercayaan "kedatangan  kembali"  itu
melainkan   pada   kaum  Muslimin  ternyata  pula  menyimpan
kepercayaan itu. Entah siapa yang  berhak  di  antara  kedua
ummat ini, ataukah keduanya sama-sama berhak?
 
Jika   kedatangan   Almasih  bagi  ummat  Kristen  merupakan
HALELUYAH KEMENANGAN, maka  bagi  ummat  muslimin  merupakan
DATANGNYA  YANG  HAQ  SIRNANYA  YANG BATIL. Bukankah Almasih
akan datang dan menyatakan bahwa Islam adalah Agama  sejati?
Bukankah  Almasih  akan  mendirikan  Shalat berjama'ah serta
menjadi ma'mum di shaf pertama? Alangkah  bahagia  saat-saat
demikian!
 
Disamping  kebahagiaan  ummat Muslimin karena Almasih datang
untuk kemenangan Islam, terpetik pula  sebuah  "kabar  suka"
bahwa  kebahagiaan  akan  melimpah,  kemenangan  akan mutlak
yaitu pada saat seseorang yang bergelar IMAM MAHDI datang di
tengah-tengah  ummat  Muslimin.  Yang  lebih meyakinkan lagi
ialah bahwa munculnya Imam  Mahdi  itu  bertepatan  waktunya
dengan  kedatangan Almasih. Beliau inilah yang didorong oleh
Almasih untuk menjadi  imam  dalam  shalat  berjama'ah  itu.
Kedatangan  Imam Mahdi telah tersebut dalam beberapa Hadits.
Di antara Missi-missinya yang utama ialah:
 
* Beliau akan membagi harta sama rata;
  
* Beliau menegakkan Agama pada akhir zaman seperti Nabi
  Muhammad saw. pada permulaan zaman.
  
* Beliau akan menegakkan keadilan di bumi.
  
* Beliau akan berperang atas Sunnah Rasul.
  
* Beliau akan membunuh babi dan salib.1
  
* Ummat Islam akan mendapat kesenangan dari padanya yang
  belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
  
* Beliau tidak membangunkan orang tidur dan tidak
  menumpahkan darah.
  
* Penduduk Bumi dan Langit serta burung-burung suka pada
  kekhalifahannya. Demikianlah missi-missi utamanya. Begitu
  hebat makna kedatangannya, bahkan terpetik berita-berita
  yang mengatakan bahwa meriam-meriam musuh yang memuntahkan
  peluru untuk membunuh kaum Muslimin konon mendadak berobah
  menjadi cairan dingin. Jika demikian kondisi dan situasinya,
  beliau tentunya sangat diharapkan mengingat penderitaan
  ummat sudah semakin parah.
 
Akan tetapi kapan beliau datang? Soalnya hanya tunggu  waktu
saja; dan sesudah sekian tahun bahkan sekian abad belum juga
terjawab "kapan beliau datang," maka yang menunggu bertambah
menderita sedang yang ditunggu belum juga tiba.
 
Last  but  not  least  harapan  ummat  yang  menderita telah
terpenuhi. Secara mengejutkan namun menggembirakan,  sejarah
Islam  telah  menampilkan  Imam  Mahdi; Beliau sudah datang!
Siapa orangnya, dimana munculnya,  kapan  datangnya,  inilah
yang  sulit  memastikan!  Sebab Imam Mahdi yang datang tidak
seorang melainkan banyak. Bahkan yang  menambah  sulit  lagi
masih  ada  Imam-imam  Mahdi  yang belum datang. Mereka juga
ditunggu-tunggu kedatangannya.
 
Untuk memudahkan Kita mengenal  para  Imam  Mahdi  tersebut,
baiknya  kita memisalkan mereka dalam dua masa. Masa pertama
ialah masa "mereka yang belum datang" dan masa  kedua  ialah
"masa  mereka  yang  sudah  datang." Mereka yang akan datang
menurut aliran Syiah Sabaiyah  adalah  Ali  bin  Abi  Talib;
Menurut  Syiah  Kaisaniyah  adalah  Mohammad  Ali Hanafiyah.
Menurut Syiah AI-Jaridiyah, Mohammad bin Abdullah  An-Nafsus
Zakiyah  adalah  Mahdi  yang  ditunggu-tunggu. Menurut Syiah
Imamiah, Mohammad bin  Hasan  Al-Askari  adalah  Mahdi  yang
ditunggu-tunggu.  Adapun  para  Mahdi  yang  "sudah  datang"
antara lain ialah:  Ubaidullah  bin  Mohammad  Alhabib  oleh
Syiah  Qaramithah  dianggap  Mahdi.  Mohammad bin Ismail bin
Ja'far  oleh  golongan  Syiah  Ismailiyah  dianggap   Mahdi.
Golongan  Muwahidin  menganggap  Mohammad bin Taumert adalah
Mahdi. Segolongan  Muslim  di  India  menganggap  Ahmad  bin
Mohammad  Berelvi  adalah Mahdi. Golongan Ahmadiyah di India
menganggap Mirza Ghulam Ahmad adalah Mahdi. Golongan Babiyah
menganggap  Ali Mohammad Al-Bab adalah Mahdi. Penduduk Sudan
Afrika menganggap  Mohammad  Ahmad  Donggola  adalah  Mahdi.
Mahdi-mahdi  yang  lain seperti Mahdi dari Rief Afrika, dari
Tunisia,  dari  Marokko,  dari  Pegunungan  Shahrazur,  dari
Kurdistan, dari Senegal dan Mahdi dari Jawa timur Indonesia,
merekapun telah datang dan masing-masing membawa missi-missi
utamanya.2
 
Demikian  kumpulan  Mahdi yang tercatat dalam sejarah Islam.
Kenyataan dari mereka yang  telah  datang  itu  sama  sekali
tidak   sanggup  memenuhi  missi-missi  utamanya.  Jangankan
seluruh missi sanggup dipikulnya, pada tugas pembagian harta
sama-rata    saja,    beliau-beliau    itu   tidak   sanggup
melaksanakannya;  Juga  mereka  tidak  membunuh  BABI   atau
memecah SALIB, baik harafiyah maupun kiasan. Apalagi memberi
kesenangan   pada   kaum   Muslimin   yang   belum    pernah
dirasakannya.
 
Bagaimana dengan Mandi-mahdi yang belum datang?! Apakah kaum
Muslimin harus menanti kedatangan mereka? Padahal, penantian
itu  membuat  ummat  jadi lamban. Lebih-lebih penantian yang
tak menentu,  entah  tahunan,  puluhan  tahun,  abad  bahkan
ribuan   tahun.  Ummat  Muslimin  akan  kehilangan  langkah,
statis, mati gerak, bahkan tertelan zaman.  Mengambil  sikap
yang  baik  adalah  tidak  menanti dan tidak terlintas dalam
pikiran untuk menanti. Lebih baik lagi ialah  membuang  jauh
doktrin kedatangan kembali Almasih maupun Almahdi.
 
Namun  andaikata sejarah Islam nanti menampilkan tokoh-tokoh
tersebut, maka biarkanlah  nama  beliau,  tempat  munculnya,
waktu datangnya berada dalam ketentuan TUHAN.
 
Catatan kaki:
1 Ali Mohammad Ali Dhukhayyil, Al-Imam Mahdi, Darut-turas
  Al-Islami, 1974, Beirut, hal. 13.
2 H.M. Arsyad Thalih Lubis, IMAM MAHDI, Medan, Firma
  Islamiyah, 1967, hal 8 dan hal. 94/95/96.
 
---------------------------------------------
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Abdullah Hasan Alhadar
PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980
Jln. Tamblong No.48-50, Bandung
Telp. 50708, 57177, 58332

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team