Meminta Isteri Orang
Jaman Nabi Daud a.s.

 

 

Indeks Islam | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Subject: Re: [is-lam] Mohon dijelaskan QS 38:17-29
Date: Fri, 20 Aug 1999 02:08:43 +0400
From: Bambang Santosa <bambangs@emirates.net.ae
Reply-To: is-lam@isnet.org
To: is-lam@isnet.org

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum,

Saya baru saja membaca Qur'an surah Shaad (38) ayat 17-29 plus terjemahnya. Topiknya mengenai kisah Nabi Daud as yang mendapat cobaan Allah swt. Ayat 22-23 menjelaskan tentang dua orang yang berperkara dan meminta penyelesaian kepada Nabi Daud as, dan dijawab oleh Nabi Daud pada ayat 24. Selanjutnya, yang tidak jelas bagi saya adalah kelanjutan ayat 24 tersebut: "...dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat." dan ayat 25 : "Maka kami ampuni baginya kesalahannya itu..."

Pertanyaannya: Kesalahan apa yang telah diperbuat Nabi Daud? Mohon kiranya rekan-rekan isnetter bisa menjelaskan.

Wassalam,
-ronni fajar-

Jawaban:

Bismillah,

Yang saya dengar dari salah seorang penceramah begini:

Saat itu jamak bagi seseorang untuk meminta istri orang lain bak minta rokok. Seseorang bila melihat wanita cantik dan dia suka, dia bisa meminta suami orang itu untuk menceraikan istrinya, kemudian dia mengawininya. Terserah kepada suaminya, boleh menolak boleh menerima permintaan itu.

Saat itu N. Daud a.s. sudah menjadi raja dan mempunyai beberapa istri. Beliau melihat seorang wanita dan tertarik. N. Daud a.s. meminta kepada laki-laki suami wanita tsb untuk menceraikan si wanita dan kemudian N. Daud a.s. akan mengawini wanita yang sudah diceraikan tadi. Laki-laki tadi sangat mencintai istrinya dan sebenarnya enggan untuk melepaskannya. Tapi karena yang meminta adalah N. Daud a.s. yang raja, dia takut untuk menolak.

Allah s.w.t. mengutus dua orang laki-laki berperkara seperti yang diceritakan itu. Seorang laki-laki kaya (sebut si A) yang sudah punya 99 kambing meminta kambing dari seorang lain (sebut si B) yang miskin yang hanya punya satu kambing. Si B kalah berdebat dan harus melepas kambingnya, padahal dia tidak ingin. Nabi Daud a.s. memberi putusan bahwa si B boleh tetap memiliki satu kambingnya, dan si A tidak boleh memaksakan kehendaknya pada si B yang miskin.

Setelah itu, N. Daud a.s. sadar akan dirinya sendiri yang meminta istri orang lain padahal dia sudah kaya-raya dan raja, sudah punya banyak istri, dan tentu orang tersebut tidak bisa menolak kehendaknya. Setelah memberikan keputusan itu, beliau sadar bahwa Allah s.w.t. mengirim dua orang berperkara tersebut untuk menyadarkan beliau. N. Daud a.s. kemudian bersujud dan bertobat atas perilakunya sendiri.

"... Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat" (As Shad: 24)

Dan kemudian Allah s.w.t mengampuninya.

"Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." (As Shad: 25)

Setelah itu N. Daud mencabut permintaannya kepada laki-laki suami wanita tsb. Sang laki-laki sangat senang karena dia tidak jadi kehilangan istri tercintanya.

Dan sejak itu meminta istri orang lain diharamkan oleh N. Daud a.s.

Salam,
Bambang Santosa

Indeks Islam | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team