19. Harits ibn 'Abdillah al-Hamadani
al-A'war1
Dalam kitab Shahih, Imam Muslim mengutip Quthaibah dan
Jarir yang menceritakan Harits dari Mughirah yang menerima
kabar dari Sya'bi. Kesimpulannya, Harits al-A'war
pendusta. Menurut Abu Ishaq, Harits itu pendusta. Pendapat
serupa dinyatakan oleh Jarir. Amar ibn 'Ali berkata:
"Yahya dan 'Abdurrahman tidak meriwayatkan hadits
dari Harits."
Riwayat dari Yahya ibn Mu'in tentang Harits itu
masih kontroversial. Akan tetapi 'Utsman al-Darimi
mengatakan tidak dapat diikuti atau diterima. Abu
Zara'ah berkata: "Hadits Harits tidak dapat
dijadikan hujjah." Menurut Abu Hatim, Harits itu lemah,
dha'if, ia tidak termasuk orang yang haditsnya
dijadikan hujjah." Kata al-Nasa'i: "Hadits
Harits tidak kuat, alias lemah."
Ibn Hajar berkata: "Aku sudah membaca kitab Mizan
karya al-Dzahabi. Di situ dikatakan bahwa al-Nasa'i
yang sangat kritis terhadap para perawi hadits, menerima dan
menjadikan hujjah hadits dari Harits al-A'war. Padahal
mayoritas (jumhur) ulama memandangnya dha'if. Namun,
walaupun mereka juga meriwayatkan al-A'war itu dusta,
tapi mereka meriwayatkan haditsnya. Asy-Sya'bi hanya
mendustakan hikayat-hikayat al-A'war, bukan
haditsnya."
"Menurut saya," demikian ibn Hajar, "Imam
Nasa'i tidak berhujjah dengan hadits al-A'war.
Dalam kitab Sunannya, beliau hanya meriwayatkan satu hadits
dari al-A'war. Itu pun disertai sanad lain, yaitu ibn
Maysarah. Ada pula hadits lain yang diriwayatkan darinya,
yaitu hadits tentang al-yawm wa al-laylah, juga disertai
sanad lain. Inilah keseluruhan hadits al-A'war yang ada
pada Nasa'i." Hafidh menyatakan bahwa ibn Hibban
dalam kitab shahihnya memasukkan hadits al-A'war
sebagai hadits yang dapat dijadikan hujjah. Namun ibn Hajar
mengaku tidak menemukan itu pada kitab Shahih ibn Hibban.
Ibn Hibban memang meriwayatkan satu hadits melalui sanad Amr
ibli Murrah dari Harits ibn 'Abdillah al-Kufi dari ibn
Mas'ud. Jadi lbn Hibban tidak meriwayatkan dari Harits
al-A'war, melainkan dari Harits ibn 'Abdillah. Dan
Harits yang terakhir ini memang dipandang tsiqat oleh ibn
Hibban. Ibn 'Adi berkata bahwa pada umumnya riwayat
al-A'war tidak digubris orang. Ibn Hibban menyatakan
bahwa A'war adalah orang yang berlebih-lebihan dalam
memuji 'Ali atau bertasyayyu'.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa ulama
hadits sepakat bahwa al-A'war ialah perawi yang
dha'if, tidak tsiqat, dan haditsnya tidak dapat
dijadikan hujjah. Namun penulis Dialog Sunnah-Syi'ah
menganggapnya sebagai salah seorang perawi yang adil dan
tsiqat.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
2/145.
|