101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci

oleh Raymond E. Brown, S.S.

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

91. Bagaimana halnya dengan doktrin yang menyatakan
    bahwa uskup adalah pengganti para rasul?
 
JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Doktrin itu  adalah  doktrin
Gereja  Katolik.  Saya  tidak melihat alasan apapun mengapa,
bukti  dari  Perjanjian  Baru  harus  dianggap  membahayakan
doktrin  itu. Kalau Perjanjian Baru dimengerti dengan nuansa
yang tepat, dan ada  kejelasan  pemahaman  terhadap  istilah
"rasul" dan "uskup," hal diatas tidak perlu terjadi.
 
Saya tekankan (no. 89) bahwa antara peranan "Keduabelas" dan
peranan para "rasul" ada perbedaan, walau ada beberapa orang
yang mengenakan kedua sebutan itu. Doktrin yang tadi disebut
tidak memaksudkan bahwa para uskup adalah pengganti kelompok
"Keduabelas."  Tentu  karena  hanya ada duabelas tahta untuk
mengadili ke  duabelas  suku  Israel,  maka  yang  mempunyai
peranan  itu  tidak  akan  lebih dari duabelas. Dalam Gereja
Perdana, tidak pernah ada usulan agar  anggota  "Keduabelas"
yang  sudah  meninggal  diganti.  (Penggantian Yudas terjadi
karena  ia  menyerahkan  jabatannya  diantara  para  anggota
"Duabelas"  itu.  Harus  ada  jumlah  duabelas untuk memulai
pembaharuan Israel karena dulu ada duabelas bapa bangsa bagi
Israel kuno).
 
Para  rasul dilain pihak, mempunyai peranan mewartakan Injil
serta  membentuk  komunitas-komunitas  orang  yang  percaya.
Seseorang  harus  bertanggungjawab  atas  pelayanan pastoral
atas komunitas-komunitas  yang  muncul  sebagai  hasil  misi
apostolik. Seperti telah saya tunjukkan, menjelang pertigaan
terakhir abad I atau bahkan beberapa tahun sebelumnlya, kita
menemukan  sebutan "uskup" bagi mereka yang memegang peranan
pemimpin dalam beberapa  komunitas.  Pada  tahap  sebelumnya
terdapat  banyak  uskup atau penilik dalam setiap komunitas;
pada tahap sesudahnya ada kebiasaan setiap  komunitas  hanya
mempunyai satu uskup. Karena itu benar jika orang mengatakan
bahwa uskup-uskup mengambil alih  tugas  pelayanan  pastoral
terhadap    komunitas-komunitas    yang    didirikan    oleh
evangelisasi apostolik. Jadi mereka  adalah  pengganti  para
rasul.
 
Penggantian   apostolik   memang  mencakup  kenyataan  bahwa
uskup-uskup pada dasarnya mengambil alih tugas  para  rasul,
tetapi  tidak  bermaksud  menjelaskan  bagaimana  para uskup
ditunjuk atau dipilih. Kita hanya mengetahui sedikit  sekali
tentang  hal  itu;  malah  tidak  yakin  apakah ada tindakan
formal sehubungan dengan hal  penggantian  ini.  Berdasarkan
analogi  dengan kebiasan Yahudi dan deskripsi yang ditujukan
kepada Timotius oleh Paulus dalam surat pastoral (2 Tim 1:6)
beberapa  orang berpikir, bahwa penumpangan tangan merupakan
tanda penggantian atau pengangkatan uskup. Timotius  sendiri
tidak disebut sebagai uskup dalam arti sebagai administrator
dari sebuah komunitas  lokal.  Ia  bertugas  agar  di  dalam
komunitas-komunitas ada presbiter pada uskup. Jadi merupakan
tugas semi-apostolik. Karena  itu  penumpangan  tangan  atas
dirinya  boleh  diartikan sebagai penunjukan dirinya sebagai
seorang  utusan  apostolik.  Dalam  1  Tim   5:22   Timotius
menumpangkan  tangan  pada  orang  lain,  tetapi tidak jelas
apakah mereka itu administrator Gereja.
 
Informasi lain kita  dapatkan  dari  Kisah  14:23.  Di  sana
dikatakan bahwa Paulus dan Barnabas menunjuk penatua-penatua
dalam, setiap Gereja di kota-kota  Asia  Kecil.  Kita  tidak
tahu  apakah secara historis hal itu sungguh terjadi sewaktu
Paulus masih hidup. Akan tetapi hal  itu  pasti  tidak  akan
dimuat  dalam  Kis.  seandainya  pada  tahun 80-an belum ada
tradisi  penunjukan  apostolik  atas  uskup-uskup.   Tradisi
semacam   itu  juga  terungkap  dalam  surat-surat  pastoral
seperti yang telah kita  lihat  di  atas.  Disana  dikatakan
bahwa   Paulus   menunjuk  utusan-utusan  apostolik  seperti
Timotius dan  Titus,  yang  kemudian  menunjuk  para  uskup.
Tradisi  itu  juga  didukung  oleh 1 Clemens 42:2 pada akhir
tahun 90-an. Menurut surat itu,  para  rasul  yang  ditunjuk
Kristus  berjalan dari satu kota ke kota lain sambil memilih
uskup-uskup dan diakon-diakon pertama di antara mereka  yang
bertobat.    Memang    itu   tidak   berarti   bahwa   semua
presbiter-uskup Gereja Perdana  ditunjuk  oleh  para  rasul.
Namun  ada  kemungkinan  besar  bahwa  beberapa  dari mereka
memang ditunjuk oleh para rasul.
 
Di lain pihak, sekitar tahun 100 Didakhe 15,1 mengajar orang
Kristen  agar  menunjuk  bagi diri mereka sendiri para uskup
dan para diakon. Lebih jauh kita harus berpikir bahwa  masih
ada  cara  lain  untuk  memilih  uskup. Misalnya berdasarkan
kenyataan bahwa  mereka  semua  menikah,  bisa  jadi  mereka
memilih  anaknya sendiri untuk menggantikan dirinya. Hal itu
termasuk masalah yang tidak kita miliki informasinya.  Jelas
bahwa  Gereja  mengembangkan  suatu patokan teratur mengenai
seleksi dan pentahbisan uskup-uskup; dan sejak  abad  ketiga
hal itu telah diikuti secara umum.
 
----------------------------------
101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci
Raymond E. Brown, S.S.
Cetakan kedua: 1995
Penerbit Kanisius
Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
 
ISBN 979-497-261-4

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team