Kisah-kisah Sufi

oleh Idries Shah

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis | Tentang Penterjemah


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

TIGA EKOR IKAN
 
Konon, di sebuah kolam tinggal tiga ekor ikan: Si Pandai, Si
Agak Pandai, dan  Si  Bodoh.  Kehidupan  mereka  berlangsung
biasa  saja  seperti  ikan-ikan lain, sampai pada suatu hari
ketika kolam itu kedatangan-seorang manusia
 
Ia membawa jala; dan Si Pandai melihatnya  dari  dalam  air.
Sadar   akan   pengalamannya,   cerita-cerita   yang  pernah
didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai  memutuskan  untuk
melakukan sesuatu.
 
"Hampir  tak  ada  tempat berlindung di kolam ini," pikirnya
"Jadi saya akan pura-pura mati saja."
 
Ia mengumpulkan  segenap  tenaganya  dan  meloncat  ke  luar
kolam,  jatuh  tepat  di  kaki  nelayan  itu.  Tentu saja si
Nelayan  terkejut.  Karena  ikan  tersebut  menahan   nafas,
nelayan  itu  mengiranya  mati:  ia pun melemparkan ikan itu
kembali ke kolam. Ikan  itu  kemudian  meluncur  tenang  dan
bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.
 
Ikan  yang  kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apa
yang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai  dan
menanyakan  hal  itu."  Gampang saja," kata Si Pandai, "saya
pura-pura mati, dan nelayan  itu  melemparkanku  kembali  ke
kolam."
 
Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekat
kaki nelayan. "Aneh,"  pikir  nelayan  itu,  "ikan-ikan  ini
berloncatan ke luar air." Namun, Si Agak Pandai ini ternyata
lupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke kepis.
 
Ia kembali  mengamat-amati  kolam,  dan  karena  agak  heran
memikirkan  ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupa
menutup kepisnya. Menyadari hal ini, Si Agak-Pandai berusaha
melepaskan   diri  ke  luar  dari  kepis,  membalik-balikkan
badannya, dan masuk kembali ke kolam. Ia  mencari-cari  ikan
pertama,    ikut   bersembunyi    di   dekatnya  --nafasnya
terengah-engah.
 
Dan ikan ke tiga, Si Bodoh, tidak bisa  mengambil  pelajaran
dari  segala  itu,  meskipun  ia telah mengetahui pengalaman
kedua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak-Pandai  memberi
penjelasan  secara terperinci, menekankan pentingnya menahan
nafas agar di
 
"Terimakasih: saya sudah mengerti," kata Si Bodoh.  Sehabis
mengucapkan  itu, ia pun melemparkan dirinya ke darat, jatuh
tepat dekat kaki nelayan. Sang nelayan  langsung  memasukkan
ikan  ketiga itu kedalam kepisnya tanpa memperhatikan apakah
ikan itu bernafas atau tidak. Berulang  kali  dilemparkannya
jala  ke  kolam,  namun  kedua ikan yang pertama tadi dengan
aman bersembunyi dalam sebuah ceruk. Dan  kepisnya  sekarang
tertutup rapat.
 
Akhirnya  nelayan  itu  menghentikan  usahanya.  Ia  membuka
kepisnya, menyadari bahwa ternyata  ikan  yang  di  dalamnya
tidak  bernafas.  Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanan
kucing.
 
Catatan
 
Konon, kisah ini disampaikan  oleh  Husein,  cucu  Muhammad,
kepada  Khajagan  ('Para  Pemimpin') yang pada abad ke empat
belas mengubah namanya menjadi Kaum Naqsahbandi.
 
Kadang-kadang peristiwanya terjadi di  sebuah  'dunia'  yang
dikenal sebagai Karatas, di Negeri Batu Hitam.
 
Versi  ini  dari Abdul 'Yang berubah' Afifi. Ia mendengarnya
dari  Syeh  Muhammad  Asghar,  yang  meninggal  tahun  1813.
Makamnya di Delhi.
 
------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H   S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
         
                                           (terjemahan lain)

 

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis | Tentang Penterjemah
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team