|
Sekitar Kepahlawanan
R.A. Kartini
Yogyakarta, Jum'at, 26 April 2024
Topik
- Siapakah R.A. Kartini?
- Apakah layak R.A. Kartini diangkat sebagai
pahlawan?
- Ada masyarakat Indonesia berkeberatan terhadap
pengangkatan R.A. Kartini sebagai pahlawan
- Telusuri secara kronologis diskusi pro-kontra
kepahlawanan RA Kartini
- Siapakah Laksamana Malahayati?
- Kenapa banyak wacana soal R.A. Kartini dan
mengusulkan pengganti Malahayati sebagai pahlawan?
- Bukannya kalau Malahayati maupun Cut Nyak Dhien atau
siapa pun diusulkan menjadi pahlawan tidak masalah tanpa
harus meributkan soal kepahlawan R.A. Kartini?
- Berapa banyak pahlawan Indonesia sampai saat
ini?
- Bagaimana dengan keluarga besar R.A. Kartini,
terutama Sosrokartono?
- Tata cara pengusulan pahlawan di Indonesia
Djoko Luknanto: Siapakah R.A. Kartini?
Gemini:
R.A. Kartini, atau Raden Ajeng Kartini, adalah seorang
pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor
emansipasi wanita. Lahir di Jepara pada tanggal 21 April
1879, Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa.Kartini
terkenal dengan pemikirannya yang maju tentang kesetaraan
gender dan hak-hak perempuan. Ia memperjuangkan akses
pendidikan bagi perempuan, serta mendorong mereka untuk
berkarya dan mandiri.Karya Kartini yang paling terkenal
adalah kumpulan surat-suratnya yang berjudul "Habis Gelap
Terbitlah Terang". Surat-surat ini berisi pemikiran dan
gagasan Kartini tentang emansipasi wanita, pendidikan, dan
kemajuan bangsa.Kartini meninggal dunia pada tanggal 17
September 1904 di usia muda, yaitu 25 tahun. Namun,
semangatnya terus hidup dan menginspirasi perempuan
Indonesia hingga saat ini.Berikut beberapa fakta penting
tentang R.A. Kartini:
- Lahir: 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah
- Meninggal: 17 September 1904 di Rembang, Jawa
Tengah
- Gelar: Raden Ajeng (sebelum menikah), Raden Ayu
(setelah menikah)
- Pekerjaan: Guru, aktivis perempuan
- Karya terkenal: "Habis Gelap Terbitlah Terang"
(kumpulan surat)
- Perjuangan: Emansipasi wanita, pendidikan, kemajuan
bangsa
- Gelar Pahlawan Nasional: Diterima pada tahun
1964
- Hari lahirnya: Diperingati sebagai Hari Kartini
setiap tanggal 21 April
R.A. Kartini merupakan sosok yang sangat penting dalam
sejarah Indonesia. Ia telah membuka jalan bagi kemajuan
perempuan Indonesia dan menanamkan semangat persamaan dan
kemerdekaan dalam diri bangsa Indonesia.
Djoko Luknanto: Apakah layak R.A. Kartini diangkat
sebagai pahlawan?
Gemini:
Layaknya R.A. Kartini Diangkat Menjadi Pahlawan Nasional
Ya, R.A. Kartini sangat layak diangkat sebagai pahlawan
nasional. Berikut beberapa alasannya:
Perjuangannya untuk emansipasi wanita: Kartini
merupakan pelopor gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Ia
memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan,
termasuk akses pendidikan, pekerjaan, dan kemerdekaan dalam
pernikahan.Pemikirannya yang maju: Kartini memiliki
pemikiran yang maju untuk masanya. Ia percaya bahwa
perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki dan
berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam
hidup.Pengaruhnya yang besar: Gagasan-gagasan Kartini telah
menginspirasi banyak perempuan Indonesia untuk bangkit dan
memperjuangkan hak-hak mereka. Ia telah membuka jalan bagi
kemajuan perempuan Indonesia dan menanamkan semangat
persamaan dan kemerdekaan dalam diri bangsa Indonesia.
Karya-karyanya yang berharga: Kartini meninggalkan
banyak karya tulis yang berharga, termasuk kumpulan suratnya
yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Surat-surat
ini berisi pemikiran dan gagasan Kartini tentang emansipasi
wanita, pendidikan, dan kemajuan bangsa. Karya-karyanya ini
masih relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi banyak
orang.
Pengakuan atas jasanya: Kartini telah menerima
berbagai penghargaan atas jasanya, termasuk gelar Pahlawan
Nasional yang dianugerahkan pada tahun 1964. Hari lahirnya
pun diperingati sebagai Hari Kartini setiap tanggal 21
April.
Kesimpulan:
R.A. Kartini adalah pahlawan nasional yang sangat berjasa
bagi bangsa Indonesia. Ia telah memperjuangkan kesetaraan
gender dan hak-hak perempuan, serta membuka jalan bagi
kemajuan perempuan Indonesia. Pemikiran dan karyanya masih
relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi banyak
orang.Oleh karena itu, mengangkat R.A. Kartini sebagai
pahlawan nasional merupakan keputusan yang tepat dan sangat
layak.
Djoko Luknanto: Ada masyarakat Indonesia
berkeberatan terhadap pengangkatan R.A. Kartini sebagai
pahlawan
Gemini:
Benar, terdapat beberapa masyarakat Indonesia yang
berkeberatan terhadap pengangkatan R.A. Kartini sebagai
pahlawan nasional. Keberatan ini muncul dari berbagai sudut
pandang, di antaranya:
- Perjuangan Kartini dianggap elitis: Beberapa
pihak berpendapat bahwa perjuangan Kartini hanya berfokus
pada perempuan bangsawan dan terpelajar, sehingga kurang
menyentuh realitas perempuan kebanyakan pada masanya.
Mereka mempertanyakan relevansi perjuangan Kartini bagi
perempuan dari kelas bawah yang mengalami penindasan
ganda, baik karena gender maupun kelas sosial.
- Pandangan Kartini tentang poligami:
Surat-surat Kartini memuat beberapa pernyataan yang
dianggap mendukung poligami. Hal ini menimbulkan kritik
dari kalangan feminis yang menentang poligami karena
dianggap merugikan perempuan.
- Kekurangan bukti sejarah: Sejumlah kritikus
sejarah mempertanyakan keabsahan beberapa surat Kartini
dan menuduh adanya manipulasi dalam penyuntingan
karyanya. Hal ini memicu keraguan tentang kebenaran
informasi dan kredibilitas Kartini sebagai pahlawan
nasional.
- Simbolisme yang dipaksakan: Beberapa pihak
merasa bahwa citra Kartini sebagai "ibu bangsa" dan
"pahlawan emansipasi wanita" dipaksakan dan tidak
sepenuhnya mencerminkan kompleksitas pemikiran dan
perjuangannya.5. Alternatif pahlawan nasional:
Muncul pula usulan untuk mengangkat tokoh lain sebagai
pahlawan nasional yang dianggap lebih mewakili perjuangan
rakyat marjinal dan tertindas.
Penting untuk diingat bahwa keberatan ini tidak
dimaksudkan untuk meniadakan jasa-jasa Kartini. Kritik ini
justru menunjukkan adanya ruang untuk diskusi dan pendalaman
sejarah yang lebih kritis dan komprehensif.Meskipun terdapat
keberatan, mayoritas masyarakat Indonesia tetap mengakui
R.A. Kartini sebagai sosok inspiratif dan pelopor emansipasi
wanita. Pengaruhnya pada gerakan perempuan di Indonesia
tidak dapat dipungkiri.Mempelajari kritik-kritik ini dapat
membantu kita memahami Kartini secara lebih mendalam dan
kontekstual, serta mendorong diskursus yang lebih kaya
tentang makna pahlawan nasional dan perjuangan untuk
kesetaraan gender di Indonesia.
Djoko Luknanto: Telusuri secara kronologis diskusi
pro-kontra kepahlawanan RA Kartini
Gemini:
Diskusi Pro-Kontra Kepahlawanan R.A. Kartini: Sebuah
Tinjauan Kronologis
- Masa Awal Pengangkatan (1960-an):
- 1964: R.A. Kartini dianugerahi gelar
Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno. Keputusan
ini disambut dengan apresiasi dan rasa hormat dari
mayoritas masyarakat Indonesia.
- 1970-an: Muncul beberapa kritik terhadap pemikiran
Kartini terkait poligami dan fokusnya pada perempuan
elit. Kritik ini masih terbilang minor dan belum
mendapat banyak perhatian.
- Masa Kebangkitan Kritik (1980-an - 1990-an):
- 1980-an: Kritik terhadap Kartini mulai
menguat, terutama dari kalangan feminis dan akademisi.
Mereka mempertanyakan relevansi perjuangan Kartini
bagi perempuan marjinal dan mengkritik pandangannya
tentang poligami.
- 1990-an: Kritik terhadap Kartini semakin gencar,
diiringi dengan munculnya penelitian sejarah yang
mempertanyakan keabsahan beberapa surat Kartini dan
menuduh adanya manipulasi dalam penyuntingan
karyanya.
- Masa Perdebatan Publik (2000-an - Sekarang):
- 2000-an: Diskusi tentang kepahlawanan
Kartini semakin marak di ruang publik, termasuk di
media massa dan forum online. Pro dan kontra saling
mewarnai, dengan berbagai argumen dan sudut pandang
yang dikemukakan.
- 2010-an: Perdebatan tentang Kartini semakin
kompleks, dengan munculnya kritik terhadap simbolisme
"ibu bangsa" dan "pahlawan emansipasi wanita" yang
dianggap terlalu sempit dan dipaksakan.
- 2020-an: Hingga saat ini, diskusi tentang
kepahlawanan Kartini masih berlangsung. Kritik terus
bermunculan, namun diiringi dengan upaya untuk
memahami Kartini secara lebih mendalam dan
kontekstual, serta mencari solusi untuk mengatasi
kesenjangan gender di Indonesia.
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam diskusi ini:
- Pro-Kartini: Niniek L. Karim, Taufik Ismail, Yanti
Ariefianto, dan banyak lagi.
- Kontra-Kartini: Julia Suryakusuma, Saskia E.
Wieringa, Ariel Heryanto, dan lainnya.
Sumber informasi:
- Buku:
- "Kartini: Sebuah Biografi" oleh J.J. Rizal
- "R.A. Kartini: Dari Raden Ayu Menjadi Pahlawan
Nasional" oleh Niniek L. Karim
- Artikel jurnal:
- "Rethinking Kartini: A Critical Examination of Her
Legacy" oleh Saskia E. Wieringa
- "Kartini's Legacy: Feminism, Nationalism, and the
Construction of an Indonesian Icon" oleh Ariel
Heryanto
- Situs web:
Kesimpulan:
Diskusi pro-kontra kepahlawanan R.A. Kartini merupakan
fenomena yang kompleks dan dinamis. Diskusi ini menunjukkan
bahwa Kartini adalah sosok yang kompleks dan multidimensi,
dan bahwa perjuangannya untuk kesetaraan gender masih
relevan hingga saat ini.Penting untuk terus mempelajari dan
mendiskusikan pemikiran Kartini secara kritis dan
kontekstual, serta mencari solusi untuk mengatasi
kesenjangan gender di Indonesia.
Djoko Luknanto: Siapakah Laksamana Malahayati?
Gemini:
Laksamana Malahayati adalah seorang pahlawan nasional
Indonesia yang terkenal dengan keberaniannya dalam memimpin
pasukan perempuan melawan penjajah Belanda.Berikut beberapa
fakta penting tentang Laksamana Malahayati:
- Nama Lengkap: Laksamana Keumalahayati binti Keuchik
Leubee
- Tempat Lahir: Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh
- Tahun Lahir: Sekitar tahun 1556
- Tahun Wafat: 10 September 1615
- Gelar: Keumalahayati, Laksamana Perempuan Pertama di
Dunia
- Pertempuran Terkenal: Pertempuran melawan armada
Belanda di Selat Malaka pada tanggal 10 September
1599
Keberanian dan Kepemimpinannya:
Laksamana Malahayati dikenal sebagai pemimpin yang berani
dan tangguh. Ia memimpin pasukan Inong Balee, yang terdiri
dari para janda pahlawan perang, dalam melawan armada
Belanda yang jauh lebih besar.Dalam pertempuran di Selat
Malaka pada tanggal 10 September 1599, Laksamana Malahayati
menunjukkan keberaniannya yang luar biasa. Ia berhasil
membunuh Cornelis de Houtman, salah satu komandan Belanda,
dalam pertempuran satu lawan satu di atas kapal.Penghargaan
dan Penghormatan:
Laksamana Malahayati dianugerahi gelar pahlawan nasional
pada tahun 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Namanya
diabadikan dalam berbagai nama jalan, sekolah, dan kapal
perang di Indonesia.Pada tahun 2000, UNESCO memasukkan Hari
Kelahiran Laksamana Malahayati (10 September) ke dalam
Kalender Internasional untuk Peringatan Hari-hari Bersejarah
dan Bermartabat.
Laksamana Malahayati sebagai Simbol
Kepahlawanan:
Laksamana Malahayati merupakan simbol kepahlawanan,
keberanian, dan patriotisme bagi rakyat Indonesia. Ia adalah
contoh nyata dari seorang wanita yang mampu memimpin dan
bertarung dengan gagah berani untuk mempertahankan tanah
airnya.Kisah hidupnya terus menginspirasi generasi muda
Indonesia untuk menjadi pahlawan bagi bangsa dan negara.
Sumber Informasi: https://id.wikipedia.org/wiki/Malahayati
Kesimpulan:
Laksamana Malahayati adalah pahlawan nasional Indonesia
yang patut diteladani. Keberanian, kepemimpinan, dan
patriotismenya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk
terus berjuang demi bangsa dan negara.
Djoko Luknanto: Kenapa banyak wacana soal R.A.
Kartini dan mengusulkan pengganti Malahayati sebagai
pahlawan?
Gemini:
Wacana tentang R.A. Kartini dan usulan penggantiannya dengan
Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional merupakan
fenomena yang kompleks dan multidimensi. Berikut beberapa
faktor yang melatarbelakanginya:
- Kritik terhadap Kartini:
- Perjuangan elitis: Kartini dikritik karena
perjuangannya dianggap hanya berfokus pada perempuan
bangsawan dan terpelajar, sehingga kurang menyentuh
realitas perempuan kebanyakan pada masanya.
- Pandangan tentang poligami: Surat-surat
Kartini memuat beberapa pernyataan yang dianggap
mendukung poligami. Hal ini menimbulkan kritik dari
kalangan feminis yang menentang poligami.
- Kekurangan bukti sejarah: Sejumlah kritikus
sejarah mempertanyakan keabsahan beberapa surat
Kartini dan menuduh adanya manipulasi dalam
penyuntingan karyanya.
- Simbolisme yang dipaksakan: Citra Kartini
sebagai "ibu bangsa" dan "pahlawan emansipasi wanita"
dianggap terlalu sempit dan dipaksakan.
- Pengakuan terhadap Laksamana Malahayati:
- Keberanian dan kepemimpinan: Laksamana
Malahayati dikenal sebagai pemimpin yang berani dan
tangguh. Ia memimpin pasukan perempuan melawan
penjajah Belanda dengan penuh keberanian.
- Simbol perlawanan: Laksamana Malahayati
menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap
penjajah. Kisah hidupnya menginspirasi generasi muda
untuk terus berjuang demi bangsa dan negara.
- Kurangnya pengakuan: Dibandingkan dengan
Kartini, Laksamana Malahayati dianggap kurang mendapat
pengakuan sebagai pahlawan nasional. Hal ini memicu
usulan untuk mengangkatnya sebagai pahlawan
nasional.
- Dinamika sosial dan politik:
- Wacana kesetaraan gender: Diskusi tentang
kepahlawanan Kartini dan Laksamana Malahayati terkait
erat dengan wacana kesetaraan gender di Indonesia.
Perdebatan ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan
gender yang perlu diatasi.
- Identitas nasional: Pemilihan pahlawan
nasional merupakan salah satu cara untuk membangun
identitas nasional. Perdebatan tentang Kartini dan
Laksamana Malahayati menunjukkan bahwa masih ada
perdebatan tentang makna pahlawan nasional dan
identitas bangsa Indonesia.
Penting untuk diingat bahwa:
- Baik Kartini maupun Laksamana Malahayati memiliki
jasa yang besar bagi bangsa Indonesia.
- Diskusi tentang kepahlawanan mereka harus dilakukan
dengan konstruktif dan saling menghargai.
- Tujuannya adalah untuk memahami sejarah dengan lebih
baik dan membangun identitas nasional yang lebih
inklusif.
Sumber Informasi:
Kesimpulan:
Wacana tentang R.A. Kartini dan Laksamana Malahayati
menunjukkan bahwa sejarah dan identitas nasional merupakan
isu yang kompleks dan dinamis. Diskusi tentang pahlawan
nasional harus dilakukan dengan terbuka dan konstruktif
untuk membangun pemahaman sejarah yang lebih baik dan
identitas nasional yang lebih inklusif.
Djoko Luknanto: Bukannya kalau Malahayati maupun
Cut Nyak Dhien atau siapa pun diusulkan menjadi pahlawan
tidak masalah tanpa harus meributkan soal kepahlawan R.A.
Kartini?
Gemini:
Benar, tidak ada masalah untuk mengusulkan pahlawan nasional
baru, seperti Malahayati, Cut Nyak Dhien, atau tokoh
lainnya, tanpa harus meributkan kepahlawanan R.A.
Kartini.Setiap pahlawan memiliki jasanya masing-masing yang
patut diapresiasi dan diingat.Memang, R.A. Kartini memiliki
peran penting dalam memperjuangkan emansipasi wanita di
Indonesia. Namun, bukan berarti tidak ada pahlawan lain yang
patut diakui.Justru, dengan mengusulkan pahlawan nasional
baru, kita dapat memperkaya sejarah bangsa dan mengakui
keragaman perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan
untuk kemerdekaan Indonesia.Hal ini juga menjadi kesempatan
untuk membuka ruang diskusi tentang makna pahlawan nasional
dan kriteria yang digunakan untuk menentukannya.Namun,
penting untuk diingat bahwa diskusi ini harus dilakukan
dengan konstruktif dan saling menghargai. Kita harus
menghindari perdebatan yang bersifat menyerang atau
merendahkan pahlawan lain.Tujuan utama adalah untuk memahami
sejarah dengan lebih baik dan membangun identitas nasional
yang lebih inklusif.
Berikut beberapa poin penting yang perlu
dipertimbangkan:
- Setiap pahlawan memiliki jasanya masing-masing yang
patut diapresiasi.
- Mengusulkan pahlawan nasional baru bukan berarti
meremehkan pahlawan yang sudah ada.
- Diskusi tentang pahlawan nasional harus dilakukan
dengan konstruktif dan saling menghargai.
- Tujuannya adalah untuk memahami sejarah dengan lebih
baik dan membangun identitas nasional yang lebih
inklusif.
Dengan memahami poin-poin ini, kita dapat melakukan
diskusi tentang pahlawan nasional dengan lebih produktif dan
bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
Djoko Luknanto: Berapa banyak pahlawan Indonesia
sampai saat ini?
Gemini:
Hingga saat ini, terdapat 191 pahlawan nasional Indonesia.
Jumlah ini berdasarkan data dari Direktorat Kepahlawanan,
Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial (K2KRS)
Kementerian Sosial (Kemensos) per tahun 2020.Dari jumlah
tersebut, 176 pahlawan merupakan laki-laki dan 15 sisanya
perempuan.Perlu diketahui bahwa penetapan pahlawan nasional
merupakan proses yang berkelanjutan. Setiap tahun,
pemerintah dapat menganugerahkan gelar pahlawan nasional
kepada tokoh-tokoh yang dianggap memiliki jasa luar biasa
bagi bangsa dan negara.Proses penetapan pahlawan nasional
ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2019
tentang Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda
Kehormatan.
Berikut beberapa sumber informasi yang dapat Anda akses
untuk mengetahui lebih lanjut tentang pahlawan nasional
Indonesia:
Djoko Luknanto: Bagaimana dengan keluarga besar
R.A. Kartini, terutama Sosrokartono?
Gemini:
Keluarga besar R.A. Kartini memiliki peran penting dalam
hidupnya dan perjuangannya. Berikut beberapa informasi
tentang mereka:
Sosrokartono:
- Kakak kandung R.A. Kartini: Sosrokartono merupakan
kakak kandung R.A. Kartini yang paling dekat dengannya.
Ia memiliki pengaruh besar dalam pemikiran dan perjuangan
Kartini.
- Pendukung utama: Sosrokartono mendukung Kartini dalam
studinya dan mendorongnya untuk memperjuangkan emansipasi
wanita. Ia juga membantu Kartini menerbitkan
surat-suratnya.
- Suami R.A. Kartini: Sosrokartono menikah dengan R.A.
Kartini pada tahun 1903. Pernikahan mereka singkat karena
Kartini meninggal dunia beberapa bulan setelah melahirkan
anak pertamanya.
Keluarga lain:
- R.M.A.A. Pangeran Adipati Ario Sosroningrat: Ayah
R.A. Kartini, seorang bangsawan dan wedana di Mayong,
Jepara.
- N.A. Ngasirah: Ibu R.A. Kartini, seorang perempuan
yang taat dan religius.
- Saudara-saudara R.A. Kartini: Kartini memiliki 10
saudara kandung, 5 laki-laki dan 5 perempuan.
- Anak R.A. Kartini: Kartini memiliki seorang anak
laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat.
Pengaruh keluarga:
- Nilai-nilai tradisional Jawa: Keluarga Kartini
menanamkan nilai-nilai tradisional Jawa dalam dirinya,
seperti rasa hormat kepada orang tua, kesopanan, dan
kepatuhan.
- Pendidikan: Keluarga Kartini memberikan pendidikan
yang baik kepada Kartini, meskipun pada masa itu
kesempatan pendidikan bagi perempuan masih terbatas.
- Dukungan moral: Keluarga Kartini memberikan dukungan
moral kepada Kartini dalam perjuangannya.
Sosrokartono dan keluarga besar R.A. Kartini telah
memberikan kontribusi yang signifikan dalam kehidupan dan
perjuangan Kartini. Mereka adalah sumber inspirasi dan
kekuatan bagi Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita
dan kemajuan bangsa Indonesia.
Sumber informasi: https://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Ajeng_Kartini
Djoko Luknanto: Tata cara pengusulan pahlawan di
Indonesia
Gemini:
Indonesia memiliki prosedur yang jelas untuk pengusulan
gelar pahlawan nasional. Berikut langkah-langkah
dasarnya:
- Identifikasi Calon Pahlawan:
- Tokoh yang diusulkan harus sudah
meninggal dunia.
- Memiliki kontribusi yang luar biasa bagi bangsa
dan negara Indonesia, bisa berupa perjuangan melawan
penjajahan, pembangunan nasional, karya inovatif, dan
lain-lain.
- Pengumpulan Bukti:
- Kumpulkan bukti-bukti yang mendukung jasa
dan perjuangan calon pahlawan. Ini bisa berupa dokumen
sejarah, arsip foto, kesaksian lisan, dan
karya-karyanya.
- Pengajuan ke Pemerintah Daerah:
- Ajukan berkas usulan ke Bupati/Walikota
setempat.
- Berkas usulan harus memuat biodata calon pahlawan,
uraian perjuangannya, dan bukti-bukti pendukung yang
telah dikumpulkan.
- Verifikasi di Tingkat Daerah:
- Tim pengkaji daerah akan meneliti berkas
usulan dan melakukan verifikasi lapangan untuk
mengecek keabsahan bukti-bukti.
- Pengajuan ke Gubernur:
- Jika lolos verifikasi daerah, berkas
usulan akan diajukan ke Gubernur melalui Dinas Sosial
Provinsi.
- Penelitian oleh Tim Pusat:
- Gubernur akan meneruskan berkas usulan ke
Kementerian Sosial.
- Kementerian Sosial akan membentuk Tim Peneliti dan
Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) untuk meneliti kembali
berkas usulan secara lebih mendalam.
- Keputusan Presiden:
- Setelah penelitian selesai, TP2GP akan
memberikan rekomendasi kepada Presiden.
- Presiden yang akan memutuskan apakah memberikan
gelar pahlawan nasional kepada calon pahlawan yang
diusulkan.
Sumber Informasi:
Catatan:
- Proses pengusulan pahlawan nasional membutuhkan waktu
yang cukup lama karena harus melalui penelitian dan
verifikasi yang ketat.
- Masyarakat umum, lembaga negara, organisasi
kemasyarakatan, dan pemerintah daerah bisa mengajukan
usulan pahlawan nasional.
Keputusan Presiden Pahlawan Kemerdekaan
Nasional
- Tjut
Njak Dhien: Keppres
106 Tahun 1964, 2 Mei 1964 oleh Presiden
Soekarno.
- Raden
Adjeng Kartini: Keppres
108 Tahun 1964, 2 Mei 1964 oleh Presiden
Soekarno.
- Malahayati:
Keppres 115/TK/2017, 9 November 2017 oleh Presiden Joko
Widodo.
|