Kumpulan Artikel Google Gemini

Kumpulan artikel yang saya peroleh pada saat berinteraksi dengan Google Bard AI mulai minggu kedua bulan Mei 2023 dan berganti nama Google Gemini pada 8 Februari 2024. Pada saat itu Bard sudah dapat digunakan di Indonesia; setelah sebelumnya saya membahas ChatGPT yang dikenalkan pada 30 November 2022. Bard dilatih menggunakan data sampai saat ini dan internet, sedangkan ChatGPT dilatih dengan data sampai dengan tahun 2021. Saya kumpulkan hasil interaksi saya untuk pembelajaran bagi saya dan masyarakat luas ...

Sekitar Kepahlawanan R.A. Kartini

Yogyakarta, Jum'at, 26 April 2024

Topik

  1. Siapakah R.A. Kartini?
  2. Apakah layak R.A. Kartini diangkat sebagai pahlawan?
  3. Ada masyarakat Indonesia berkeberatan terhadap pengangkatan R.A. Kartini sebagai pahlawan
  4. Telusuri secara kronologis diskusi pro-kontra kepahlawanan RA Kartini
  5. Siapakah Laksamana Malahayati?
  6. Kenapa banyak wacana soal R.A. Kartini dan mengusulkan pengganti Malahayati sebagai pahlawan?
  7. Bukannya kalau Malahayati maupun Cut Nyak Dhien atau siapa pun diusulkan menjadi pahlawan tidak masalah tanpa harus meributkan soal kepahlawan R.A. Kartini?
  8. Berapa banyak pahlawan Indonesia sampai saat ini?
  9. Bagaimana dengan keluarga besar R.A. Kartini, terutama Sosrokartono?
  10. Tata cara pengusulan pahlawan di Indonesia

Djoko Luknanto: Siapakah R.A. Kartini?

Gemini: R.A. Kartini, atau Raden Ajeng Kartini, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita. Lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879, Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa.Kartini terkenal dengan pemikirannya yang maju tentang kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Ia memperjuangkan akses pendidikan bagi perempuan, serta mendorong mereka untuk berkarya dan mandiri.Karya Kartini yang paling terkenal adalah kumpulan surat-suratnya yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Surat-surat ini berisi pemikiran dan gagasan Kartini tentang emansipasi wanita, pendidikan, dan kemajuan bangsa.Kartini meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904 di usia muda, yaitu 25 tahun. Namun, semangatnya terus hidup dan menginspirasi perempuan Indonesia hingga saat ini.Berikut beberapa fakta penting tentang R.A. Kartini:

  • Lahir: 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah
  • Meninggal: 17 September 1904 di Rembang, Jawa Tengah
  • Gelar: Raden Ajeng (sebelum menikah), Raden Ayu (setelah menikah)
  • Pekerjaan: Guru, aktivis perempuan
  • Karya terkenal: "Habis Gelap Terbitlah Terang" (kumpulan surat)
  • Perjuangan: Emansipasi wanita, pendidikan, kemajuan bangsa
  • Gelar Pahlawan Nasional: Diterima pada tahun 1964
  • Hari lahirnya: Diperingati sebagai Hari Kartini setiap tanggal 21 April

R.A. Kartini merupakan sosok yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Ia telah membuka jalan bagi kemajuan perempuan Indonesia dan menanamkan semangat persamaan dan kemerdekaan dalam diri bangsa Indonesia.

Djoko Luknanto: Apakah layak R.A. Kartini diangkat sebagai pahlawan?

Gemini: Layaknya R.A. Kartini Diangkat Menjadi Pahlawan Nasional

Ya, R.A. Kartini sangat layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Berikut beberapa alasannya:

Perjuangannya untuk emansipasi wanita: Kartini merupakan pelopor gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Ia memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, termasuk akses pendidikan, pekerjaan, dan kemerdekaan dalam pernikahan.Pemikirannya yang maju: Kartini memiliki pemikiran yang maju untuk masanya. Ia percaya bahwa perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki dan berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam hidup.Pengaruhnya yang besar: Gagasan-gagasan Kartini telah menginspirasi banyak perempuan Indonesia untuk bangkit dan memperjuangkan hak-hak mereka. Ia telah membuka jalan bagi kemajuan perempuan Indonesia dan menanamkan semangat persamaan dan kemerdekaan dalam diri bangsa Indonesia.

Karya-karyanya yang berharga: Kartini meninggalkan banyak karya tulis yang berharga, termasuk kumpulan suratnya yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Surat-surat ini berisi pemikiran dan gagasan Kartini tentang emansipasi wanita, pendidikan, dan kemajuan bangsa. Karya-karyanya ini masih relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi banyak orang.

Pengakuan atas jasanya: Kartini telah menerima berbagai penghargaan atas jasanya, termasuk gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan pada tahun 1964. Hari lahirnya pun diperingati sebagai Hari Kartini setiap tanggal 21 April.

Kesimpulan:

R.A. Kartini adalah pahlawan nasional yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia. Ia telah memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, serta membuka jalan bagi kemajuan perempuan Indonesia. Pemikiran dan karyanya masih relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi banyak orang.Oleh karena itu, mengangkat R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional merupakan keputusan yang tepat dan sangat layak.

Djoko Luknanto: Ada masyarakat Indonesia berkeberatan terhadap pengangkatan R.A. Kartini sebagai pahlawan

Gemini: Benar, terdapat beberapa masyarakat Indonesia yang berkeberatan terhadap pengangkatan R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional. Keberatan ini muncul dari berbagai sudut pandang, di antaranya:

  1. Perjuangan Kartini dianggap elitis: Beberapa pihak berpendapat bahwa perjuangan Kartini hanya berfokus pada perempuan bangsawan dan terpelajar, sehingga kurang menyentuh realitas perempuan kebanyakan pada masanya. Mereka mempertanyakan relevansi perjuangan Kartini bagi perempuan dari kelas bawah yang mengalami penindasan ganda, baik karena gender maupun kelas sosial.
  2. Pandangan Kartini tentang poligami: Surat-surat Kartini memuat beberapa pernyataan yang dianggap mendukung poligami. Hal ini menimbulkan kritik dari kalangan feminis yang menentang poligami karena dianggap merugikan perempuan.
  3. Kekurangan bukti sejarah: Sejumlah kritikus sejarah mempertanyakan keabsahan beberapa surat Kartini dan menuduh adanya manipulasi dalam penyuntingan karyanya. Hal ini memicu keraguan tentang kebenaran informasi dan kredibilitas Kartini sebagai pahlawan nasional.
  4. Simbolisme yang dipaksakan: Beberapa pihak merasa bahwa citra Kartini sebagai "ibu bangsa" dan "pahlawan emansipasi wanita" dipaksakan dan tidak sepenuhnya mencerminkan kompleksitas pemikiran dan perjuangannya.5. Alternatif pahlawan nasional:

Muncul pula usulan untuk mengangkat tokoh lain sebagai pahlawan nasional yang dianggap lebih mewakili perjuangan rakyat marjinal dan tertindas.

Penting untuk diingat bahwa keberatan ini tidak dimaksudkan untuk meniadakan jasa-jasa Kartini. Kritik ini justru menunjukkan adanya ruang untuk diskusi dan pendalaman sejarah yang lebih kritis dan komprehensif.Meskipun terdapat keberatan, mayoritas masyarakat Indonesia tetap mengakui R.A. Kartini sebagai sosok inspiratif dan pelopor emansipasi wanita. Pengaruhnya pada gerakan perempuan di Indonesia tidak dapat dipungkiri.Mempelajari kritik-kritik ini dapat membantu kita memahami Kartini secara lebih mendalam dan kontekstual, serta mendorong diskursus yang lebih kaya tentang makna pahlawan nasional dan perjuangan untuk kesetaraan gender di Indonesia.

Djoko Luknanto: Telusuri secara kronologis diskusi pro-kontra kepahlawanan RA Kartini

Gemini: Diskusi Pro-Kontra Kepahlawanan R.A. Kartini: Sebuah Tinjauan Kronologis

  1. Masa Awal Pengangkatan (1960-an):
    1. 1964: R.A. Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno. Keputusan ini disambut dengan apresiasi dan rasa hormat dari mayoritas masyarakat Indonesia.
    2. 1970-an: Muncul beberapa kritik terhadap pemikiran Kartini terkait poligami dan fokusnya pada perempuan elit. Kritik ini masih terbilang minor dan belum mendapat banyak perhatian.
  2. Masa Kebangkitan Kritik (1980-an - 1990-an):
    1. 1980-an: Kritik terhadap Kartini mulai menguat, terutama dari kalangan feminis dan akademisi. Mereka mempertanyakan relevansi perjuangan Kartini bagi perempuan marjinal dan mengkritik pandangannya tentang poligami.
    2. 1990-an: Kritik terhadap Kartini semakin gencar, diiringi dengan munculnya penelitian sejarah yang mempertanyakan keabsahan beberapa surat Kartini dan menuduh adanya manipulasi dalam penyuntingan karyanya.
  3. Masa Perdebatan Publik (2000-an - Sekarang):
    1. 2000-an: Diskusi tentang kepahlawanan Kartini semakin marak di ruang publik, termasuk di media massa dan forum online. Pro dan kontra saling mewarnai, dengan berbagai argumen dan sudut pandang yang dikemukakan.
    2. 2010-an: Perdebatan tentang Kartini semakin kompleks, dengan munculnya kritik terhadap simbolisme "ibu bangsa" dan "pahlawan emansipasi wanita" yang dianggap terlalu sempit dan dipaksakan.
    3. 2020-an: Hingga saat ini, diskusi tentang kepahlawanan Kartini masih berlangsung. Kritik terus bermunculan, namun diiringi dengan upaya untuk memahami Kartini secara lebih mendalam dan kontekstual, serta mencari solusi untuk mengatasi kesenjangan gender di Indonesia.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam diskusi ini:

  • Pro-Kartini: Niniek L. Karim, Taufik Ismail, Yanti Ariefianto, dan banyak lagi.
  • Kontra-Kartini: Julia Suryakusuma, Saskia E. Wieringa, Ariel Heryanto, dan lainnya.

Sumber informasi:

  • Buku:
    • "Kartini: Sebuah Biografi" oleh J.J. Rizal
    • "R.A. Kartini: Dari Raden Ayu Menjadi Pahlawan Nasional" oleh Niniek L. Karim
  • Artikel jurnal:
    • "Rethinking Kartini: A Critical Examination of Her Legacy" oleh Saskia E. Wieringa
    • "Kartini's Legacy: Feminism, Nationalism, and the Construction of an Indonesian Icon" oleh Ariel Heryanto
  • Situs web:

Kesimpulan:

Diskusi pro-kontra kepahlawanan R.A. Kartini merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis. Diskusi ini menunjukkan bahwa Kartini adalah sosok yang kompleks dan multidimensi, dan bahwa perjuangannya untuk kesetaraan gender masih relevan hingga saat ini.Penting untuk terus mempelajari dan mendiskusikan pemikiran Kartini secara kritis dan kontekstual, serta mencari solusi untuk mengatasi kesenjangan gender di Indonesia.

Djoko Luknanto: Siapakah Laksamana Malahayati?

Gemini: Laksamana Malahayati adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang terkenal dengan keberaniannya dalam memimpin pasukan perempuan melawan penjajah Belanda.Berikut beberapa fakta penting tentang Laksamana Malahayati:

  • Nama Lengkap: Laksamana Keumalahayati binti Keuchik Leubee
  • Tempat Lahir: Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh
  • Tahun Lahir: Sekitar tahun 1556
  • Tahun Wafat: 10 September 1615
  • Gelar: Keumalahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia
  • Pertempuran Terkenal: Pertempuran melawan armada Belanda di Selat Malaka pada tanggal 10 September 1599

Keberanian dan Kepemimpinannya:

Laksamana Malahayati dikenal sebagai pemimpin yang berani dan tangguh. Ia memimpin pasukan Inong Balee, yang terdiri dari para janda pahlawan perang, dalam melawan armada Belanda yang jauh lebih besar.Dalam pertempuran di Selat Malaka pada tanggal 10 September 1599, Laksamana Malahayati menunjukkan keberaniannya yang luar biasa. Ia berhasil membunuh Cornelis de Houtman, salah satu komandan Belanda, dalam pertempuran satu lawan satu di atas kapal.Penghargaan dan Penghormatan:

Laksamana Malahayati dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Namanya diabadikan dalam berbagai nama jalan, sekolah, dan kapal perang di Indonesia.Pada tahun 2000, UNESCO memasukkan Hari Kelahiran Laksamana Malahayati (10 September) ke dalam Kalender Internasional untuk Peringatan Hari-hari Bersejarah dan Bermartabat.

Laksamana Malahayati sebagai Simbol Kepahlawanan:

Laksamana Malahayati merupakan simbol kepahlawanan, keberanian, dan patriotisme bagi rakyat Indonesia. Ia adalah contoh nyata dari seorang wanita yang mampu memimpin dan bertarung dengan gagah berani untuk mempertahankan tanah airnya.Kisah hidupnya terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk menjadi pahlawan bagi bangsa dan negara.

Sumber Informasi: https://id.wikipedia.org/wiki/Malahayati

Kesimpulan:

Laksamana Malahayati adalah pahlawan nasional Indonesia yang patut diteladani. Keberanian, kepemimpinan, dan patriotismenya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi bangsa dan negara.

Djoko Luknanto: Kenapa banyak wacana soal R.A. Kartini dan mengusulkan pengganti Malahayati sebagai pahlawan?

Gemini: Wacana tentang R.A. Kartini dan usulan penggantiannya dengan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional merupakan fenomena yang kompleks dan multidimensi. Berikut beberapa faktor yang melatarbelakanginya:

  1. Kritik terhadap Kartini:
    1. Perjuangan elitis: Kartini dikritik karena perjuangannya dianggap hanya berfokus pada perempuan bangsawan dan terpelajar, sehingga kurang menyentuh realitas perempuan kebanyakan pada masanya.
    2. Pandangan tentang poligami: Surat-surat Kartini memuat beberapa pernyataan yang dianggap mendukung poligami. Hal ini menimbulkan kritik dari kalangan feminis yang menentang poligami.
    3. Kekurangan bukti sejarah: Sejumlah kritikus sejarah mempertanyakan keabsahan beberapa surat Kartini dan menuduh adanya manipulasi dalam penyuntingan karyanya.
    4. Simbolisme yang dipaksakan: Citra Kartini sebagai "ibu bangsa" dan "pahlawan emansipasi wanita" dianggap terlalu sempit dan dipaksakan.
  2. Pengakuan terhadap Laksamana Malahayati:
    1. Keberanian dan kepemimpinan: Laksamana Malahayati dikenal sebagai pemimpin yang berani dan tangguh. Ia memimpin pasukan perempuan melawan penjajah Belanda dengan penuh keberanian.
    2. Simbol perlawanan: Laksamana Malahayati menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah. Kisah hidupnya menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang demi bangsa dan negara.
    3. Kurangnya pengakuan: Dibandingkan dengan Kartini, Laksamana Malahayati dianggap kurang mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional. Hal ini memicu usulan untuk mengangkatnya sebagai pahlawan nasional.
  3. Dinamika sosial dan politik:
    1. Wacana kesetaraan gender: Diskusi tentang kepahlawanan Kartini dan Laksamana Malahayati terkait erat dengan wacana kesetaraan gender di Indonesia. Perdebatan ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan gender yang perlu diatasi.
    2. Identitas nasional: Pemilihan pahlawan nasional merupakan salah satu cara untuk membangun identitas nasional. Perdebatan tentang Kartini dan Laksamana Malahayati menunjukkan bahwa masih ada perdebatan tentang makna pahlawan nasional dan identitas bangsa Indonesia.

Penting untuk diingat bahwa:

  • Baik Kartini maupun Laksamana Malahayati memiliki jasa yang besar bagi bangsa Indonesia.
  • Diskusi tentang kepahlawanan mereka harus dilakukan dengan konstruktif dan saling menghargai.
  • Tujuannya adalah untuk memahami sejarah dengan lebih baik dan membangun identitas nasional yang lebih inklusif.

Sumber Informasi:

Kesimpulan:

Wacana tentang R.A. Kartini dan Laksamana Malahayati menunjukkan bahwa sejarah dan identitas nasional merupakan isu yang kompleks dan dinamis. Diskusi tentang pahlawan nasional harus dilakukan dengan terbuka dan konstruktif untuk membangun pemahaman sejarah yang lebih baik dan identitas nasional yang lebih inklusif.

Djoko Luknanto: Bukannya kalau Malahayati maupun Cut Nyak Dhien atau siapa pun diusulkan menjadi pahlawan tidak masalah tanpa harus meributkan soal kepahlawan R.A. Kartini?

Gemini: Benar, tidak ada masalah untuk mengusulkan pahlawan nasional baru, seperti Malahayati, Cut Nyak Dhien, atau tokoh lainnya, tanpa harus meributkan kepahlawanan R.A. Kartini.Setiap pahlawan memiliki jasanya masing-masing yang patut diapresiasi dan diingat.Memang, R.A. Kartini memiliki peran penting dalam memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Namun, bukan berarti tidak ada pahlawan lain yang patut diakui.Justru, dengan mengusulkan pahlawan nasional baru, kita dapat memperkaya sejarah bangsa dan mengakui keragaman perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan untuk kemerdekaan Indonesia.Hal ini juga menjadi kesempatan untuk membuka ruang diskusi tentang makna pahlawan nasional dan kriteria yang digunakan untuk menentukannya.Namun, penting untuk diingat bahwa diskusi ini harus dilakukan dengan konstruktif dan saling menghargai. Kita harus menghindari perdebatan yang bersifat menyerang atau merendahkan pahlawan lain.Tujuan utama adalah untuk memahami sejarah dengan lebih baik dan membangun identitas nasional yang lebih inklusif.

Berikut beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan:

  • Setiap pahlawan memiliki jasanya masing-masing yang patut diapresiasi.
  • Mengusulkan pahlawan nasional baru bukan berarti meremehkan pahlawan yang sudah ada.
  • Diskusi tentang pahlawan nasional harus dilakukan dengan konstruktif dan saling menghargai.
  • Tujuannya adalah untuk memahami sejarah dengan lebih baik dan membangun identitas nasional yang lebih inklusif.

Dengan memahami poin-poin ini, kita dapat melakukan diskusi tentang pahlawan nasional dengan lebih produktif dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Djoko Luknanto: Berapa banyak pahlawan Indonesia sampai saat ini?

Gemini: Hingga saat ini, terdapat 191 pahlawan nasional Indonesia. Jumlah ini berdasarkan data dari Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial (K2KRS) Kementerian Sosial (Kemensos) per tahun 2020.Dari jumlah tersebut, 176 pahlawan merupakan laki-laki dan 15 sisanya perempuan.Perlu diketahui bahwa penetapan pahlawan nasional merupakan proses yang berkelanjutan. Setiap tahun, pemerintah dapat menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang dianggap memiliki jasa luar biasa bagi bangsa dan negara.Proses penetapan pahlawan nasional ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Berikut beberapa sumber informasi yang dapat Anda akses untuk mengetahui lebih lanjut tentang pahlawan nasional Indonesia:

Djoko Luknanto: Bagaimana dengan keluarga besar R.A. Kartini, terutama Sosrokartono?

Gemini: Keluarga besar R.A. Kartini memiliki peran penting dalam hidupnya dan perjuangannya. Berikut beberapa informasi tentang mereka:

Sosrokartono:

  • Kakak kandung R.A. Kartini: Sosrokartono merupakan kakak kandung R.A. Kartini yang paling dekat dengannya. Ia memiliki pengaruh besar dalam pemikiran dan perjuangan Kartini.
  • Pendukung utama: Sosrokartono mendukung Kartini dalam studinya dan mendorongnya untuk memperjuangkan emansipasi wanita. Ia juga membantu Kartini menerbitkan surat-suratnya.
  • Suami R.A. Kartini: Sosrokartono menikah dengan R.A. Kartini pada tahun 1903. Pernikahan mereka singkat karena Kartini meninggal dunia beberapa bulan setelah melahirkan anak pertamanya.

Keluarga lain:

  • R.M.A.A. Pangeran Adipati Ario Sosroningrat: Ayah R.A. Kartini, seorang bangsawan dan wedana di Mayong, Jepara.
  • N.A. Ngasirah: Ibu R.A. Kartini, seorang perempuan yang taat dan religius.
  • Saudara-saudara R.A. Kartini: Kartini memiliki 10 saudara kandung, 5 laki-laki dan 5 perempuan.
  • Anak R.A. Kartini: Kartini memiliki seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Pengaruh keluarga:

  • Nilai-nilai tradisional Jawa: Keluarga Kartini menanamkan nilai-nilai tradisional Jawa dalam dirinya, seperti rasa hormat kepada orang tua, kesopanan, dan kepatuhan.
  • Pendidikan: Keluarga Kartini memberikan pendidikan yang baik kepada Kartini, meskipun pada masa itu kesempatan pendidikan bagi perempuan masih terbatas.
  • Dukungan moral: Keluarga Kartini memberikan dukungan moral kepada Kartini dalam perjuangannya.

Sosrokartono dan keluarga besar R.A. Kartini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam kehidupan dan perjuangan Kartini. Mereka adalah sumber inspirasi dan kekuatan bagi Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita dan kemajuan bangsa Indonesia.

Sumber informasi: https://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Ajeng_Kartini

Djoko Luknanto: Tata cara pengusulan pahlawan di Indonesia

Gemini: Indonesia memiliki prosedur yang jelas untuk pengusulan gelar pahlawan nasional. Berikut langkah-langkah dasarnya:

  1. Identifikasi Calon Pahlawan:
    1. Tokoh yang diusulkan harus sudah meninggal dunia.
    2. Memiliki kontribusi yang luar biasa bagi bangsa dan negara Indonesia, bisa berupa perjuangan melawan penjajahan, pembangunan nasional, karya inovatif, dan lain-lain.
  2. Pengumpulan Bukti:
    1. Kumpulkan bukti-bukti yang mendukung jasa dan perjuangan calon pahlawan. Ini bisa berupa dokumen sejarah, arsip foto, kesaksian lisan, dan karya-karyanya.
  3. Pengajuan ke Pemerintah Daerah
    1. Ajukan berkas usulan ke Bupati/Walikota setempat.
    2. Berkas usulan harus memuat biodata calon pahlawan, uraian perjuangannya, dan bukti-bukti pendukung yang telah dikumpulkan.
  4. Verifikasi di Tingkat Daerah:
    1. Tim pengkaji daerah akan meneliti berkas usulan dan melakukan verifikasi lapangan untuk mengecek keabsahan bukti-bukti.
  5. Pengajuan ke Gubernur:
    1. Jika lolos verifikasi daerah, berkas usulan akan diajukan ke Gubernur melalui Dinas Sosial Provinsi.
  6. Penelitian oleh Tim Pusat:
    1. Gubernur akan meneruskan berkas usulan ke Kementerian Sosial.
    2. Kementerian Sosial akan membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) untuk meneliti kembali berkas usulan secara lebih mendalam. 
  7. Keputusan Presiden:
    1. Setelah penelitian selesai, TP2GP akan memberikan rekomendasi kepada Presiden.
    2. Presiden yang akan memutuskan apakah memberikan gelar pahlawan nasional kepada calon pahlawan yang diusulkan.

Sumber Informasi:

Catatan:

  • Proses pengusulan pahlawan nasional membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus melalui penelitian dan verifikasi yang ketat.
  • Masyarakat umum, lembaga negara, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah daerah bisa mengajukan usulan pahlawan nasional.


Keputusan Presiden Pahlawan Kemerdekaan Nasional

  1. Tjut Njak Dhien: Keppres 106 Tahun 1964, 2 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno.
  2. Raden Adjeng Kartini: Keppres 108 Tahun 1964, 2 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno.
  3. Malahayati: Keppres 115/TK/2017, 9 November 2017 oleh Presiden Joko Widodo.


(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/AI/, http://luk.tsipil.ugm.ac.id/AI/)