Foto 1. 1920: Dua orang pemuda Daya Kenyah Kalimantan
mengenakan tindik pada penisnya;
yang berdiri di kiri hanya mengenakan satu anting-anting
dari tatahan kayu. (sumber
foto)
Foto 2. 1900-1940: Para militer Belanda foto bersama
dengan prajurit Suku Dajak berparang, Borneo. (sumber
foto)
Foto 3. 1927: Suku Dayak di Kalimantan Barat sedang
melakukan hiasan kulit (tattoo). (sumber
foto)
Foto 4. 1900-1930: Bagian dalam rumah suku Dayak Kajan,
tampak hiasan tengkorak dan gong sepanjang dinding.
(sumber
foto)
Foto 5. 1927: Prajurit suku Dayak Ibu, dari Longnawan,
Kalimantan Utara. Jurufoto: Ishikane. (sumber
foto)
Foto 6. 1900-1912: Seorang pria Suku Dayak dengan pakaian
kebesaran.
Setiap satu atau dua tahun, Suku Dayak menyelenggarakan
perayaan yang dinamai Gawai Autu
untuk menghormati para arwah yang dipercaya masih
berkeliaran di sekeliling kepala yang digantung di
rumah.
Dengan cara ini mereka berharap arwah tersebut memberikan
keberuntungan kepada mereka.
Juru foto: Charles Hose. (sumber
foto)