
Foto 1. Jembatan air, bagian dari Saluran Van de Wijck
(sekarang menjadi bagian dari Jaringan Induk Saluran
Mataram,
selain Saluran Karangtalun dan Saluran/Selokan Mataram) di
dekat Susuhan, Yogyakarta (sumber
foto)

Foto 2. 1910-1920: Stasiun KA Lempuyangan milik NIS
(Nederlandsch-Indische
Spoorweg Maatschappij, Dutch East-Indies Railway Company) di
Yogyakarta. (sumber
foto)

Foto 3. 1910-1920: Bengkel Kereta Api milik N.I.S.
(Nederlands-Indische
Spoorwegmaatschappij, Dutch East-Indies Railway Company) di
Yogyakarta. (sumber
foto)

Foto 4. 1910-1920: Perumahan (sekarang Perumahan Pengok)
dekat bengkel kerja
perusahaan KA, N.I.S. (Dutch East-Indies Railway Company) di
Yogyakarta, Jawa. (sumber
foto)

Foto 5. 1910-1920: Kantor, Sentral Listrik dan Menara Air
milik perusahaan Kereta Api N.I.S.
(Nederlands-Indische Spoorwegmaatschappij, Dutch East-Indies
Railway Company)
di Yogyakarta.. (sumber
foto)

Foto 6. Mesin diesel pembangkit tenaga listrik untuk stasiun
KA di Yogyakarta waktu itu. (sumber
foto)
_TMnr_10014979.jpg)
Foto 7. 1900-1940: Seminari Katolik milik Serikat Jesus
(SJ)
yang terletak di boulevard Jonquière di Kotabaru
Yogyakarta. (sumber
foto)

Foto 8. Sebuah kereta api uap melintasi sungai Code di kota
Yogyakarta
pada trayek Semarang dan Kawasan Kerajaan
(Vorstenlanden)
milik perusahaan KA NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg).
(sumber
foto)