1937: Kapal 'S.S. Jan Pieterszoon Coen' berlabuh di
Tandjoengpriok, Batavia, Jawa. (sumber
foto)
1925: Postspaarbank di tepi Molenvliet yang menjadi pusat
trem uap di Batavia. (sumber
foto)
Sebelum 1922: Lokomotif bergerigi yang digunakan di Sumatra.
Juru foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
Rel kereta api yang melintasi sungai Jatiroto di Jawa Timur.
(sumber
foto)
1892: Jalan yang baru harus dipindah karena
jembatan lama harus dihancurkan. Pemindahan jalan
Ajer Bedoekoen setelah rusaknya rel KA di Lembah
Anai pantai barat Sumatra pada tahun 1892.
(sumber)
|
Sekitar 1900: Jembatan di Batubadukung, Lembah Anai,
Sumatera Barat, runtuh tergerus banjir bandang.
Juru foto: C.B. (Christiaan Benjamin) Nieuwenhuis.
(sumber
foto)
1915: Pekerja sedang menyelesaikan jembatan yang
melintasi Lembah Anai, Sumatera Barat. Juru photo:
tidak diketahui.
Di Sumatra sedang dibangun jaringan KA.
Pembangunannya lebih kemudian dibanding jaringan KA
di Jawa, namun demikian di Sumatera tidak ada
jaringan kereta terintegrasi. Karena kepadatan
penduduknya kalah jauh dengan Jawa, maka rasio
panjang rel KA dibanding dengan penduduk masih
lebih tinggi dibandingkan di Jawa. Terdapat 3
jaringan KA yaitu (1) Bagian Utara: Aceh sampai
pantai timur Sumatera, (2) Bagian Tengah: pantai
barat Sumatera, (3) Bagian Selatan: Lampung sampai
Palembang. Trayek dalam foto merupakan jalan rel KA
untuk mengangkut batubara dari Tambang Ombilin. (P.
Orchard, 2001). (sumber)
|
1910-1940: Jembatan KA melewati sebuah sungai pada trayek
Semarang-Vorstenlanden
dari Perusahaan NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg). Juru
foto: tidak diketahui. (sumber
foto)
1890-1910: Kereta api uap sedang melintasi
jembatan diatas Kali Jali, trayek
Malang-Blitar.
Trayek kereta api yang dibangun pertama kali di
Jawa adalah Semarang-Daerah Keraton, yang
diresmikan tahun 1867. Sepuluh tahun kemudian,
trayek Surabaya-Malang dibangun dan kemudian
dilanjutkan ke daerah Blitar. Oleh karena itu
pengambilan kayu menjadi lebih cepat, dan juga
menarik pekerjaan menjadi lebih dekat kepada daerah
yang berpenduduk jarang. (P. Boomgaard, 2001).
(sumber)
|
1922: Sebagai tambahan jembatan KA kepunyaan NIS (Perusahaan
Kereta Api Hindia Belanda)
yang melintasi sungai Sala di Cepu, dibangun jembatan baru
dengan bentang 4x45 meter,
di daerah Rembang, Jawa Tengah. (sumber
foto)