1824: Benteng Belgica di Banda Neira.
Pada awalnya, Banda, yang terdiri dari pulau Neira,
Lontor, Ai, Run, Rosengain dan Gunung Api,
merupakan satu-satunya daerah penghasil pala dan
bunga pala di seluruh dunia. VOC tidak berhasil
memperoleh monopoli perdagangan melalui
perundingannya dengan pemimpin setempat. Karena itu
dipakai cara militer. Pada tahun 1621 pasukan
ekspedisi di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan
Pieterszoon Coen menaklukkan Lontor, pulau
terbesar. Penduduk yang tidak tewas atau mati
kelaparan, melarikan diri atau ditangkap. Jumlah
korban mencapai ribuan. Tahanan diasingkan ke
Batavia. Pulau-pulau lain juga diduduki. Dengan
penaklukan Lontor, monopoli atas buah pala dan
bunga pala diamankan, tetapi akibat lenyapnya orang
Banda, tidak ada tenaga yang dapat merawat pohon
pala dan memanen buahnya. Untuk mengatasi masalah
ini, VOC menyewakan penanaman kepada bekas karyawan
atau keturunan mereka. Mereka diwajibkan memasok
semua pala dan bunga pala kepada VOC dengan harga
yang sudah ditetapkan. Pekerjaan itu sebenarnya
tidak dilakukan oleh perkenir tersebut,
tetapi oleh budak. (sumber)
|
1824: Benteng Belgica di Banda Neira. Pelukis Q.M.R. Ver
Huell. (sumber
foto)
Januari 1998: Benteng Belgica, Banda,
Maluku. (sumber
foto)
Benteng Belgica, Banda,
Maluku. (sumber
foto)
1646: Benteng Nassau di Bandanaira,
Maluku. (sumber
foto)
1724-1726: Benteng Nassau di Bandanaira,
Maluku. (sumber
foto)
1846: Pulau Gunung Api di Bandanaira,
Maluku. Lukisan Louis
Le Breton (1818 1866). (sumber
foto)
1930-1936: Benteng Nassau di Bandanaira,
Maluku. (sumber
foto)
1886: Rakyat Jawa Tengah bertahan di Candi Parikesit
(Dataran Tinggi Dieng)
dalam Perang Jawa. (sumber
foto)
1864: Candi Parikesit di Dataran Tinggi Dieng. (sumber
foto)