Al
Baqarah (Sapi Betina) 2:1 Alif laam
miin[10] Alif
laam miin. 2:2 Kitab[11]
(Al Quraan) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang
bertaqwa[12] 2:3 (yaitu)
mereka yang
beriman[13]
kepada yang
ghaib[14],
yang mendirikan
shalat[15],
dan menafkahkan sebahagian
rezki[16]
yang Kami anugerahkan kepada
mereka. 2:4 dan mereka
yang beriman kepada Kitab (Al
Quraan) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan
sebelummu[17],
serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan)
akhirat[18] 2:5 Mereka
itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang
beruntung[19]. 2:6 Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi
mereka, kamu beri peringatan atau
tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak juga akan
beriman. 2:7 Allah telah
mengunci-mati hati dan
pendengaran
mereka[20],
dan penglihatan mereka
ditutup[21].
Dan bagi mereka siksa yang amat
berat. 2:8 Di antara
manusia ada yang mengatakan:
"Kami beriman kepada Allah dan
Hari kemudian
[22],"
pada hal mereka itu sesungguhnya
bukan orang-orang yang
beriman. 2:9 Mereka
hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya
sendiri sedang mereka tidak
sadar. 2:10 Dalam hati
mereka ada
penyakit[23],
lalu ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka
berdusta. 2:11 Dan bila
dikatakan kepada
mereka:"Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka
bumi[24]".
Mereka menjawab: "Sesungguhnya
kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan." 2:12 Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak
sadar. 2:13 Apabila
dikatakan kepada mereka:
"Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain telah beriman."
Mereka menjawab: "Akan berimankah
kami sebagaimana orang-orang yang
bodoh itu telah beriman?"
Ingatlah, sesungguhnya merekalah
orang-orang yang bodoh; tetapi
mereka tidak tahu. 2:14 Dan bila
mereka berjumpa dengan
orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan: "Kami telah beriman".
Dan bila mereka kembali kepada
syaitan-syaitan
mereka[25],
mereka mengatakan: "Sesungguhnya
kami sependirian dengan kamu,
kami hanyalah
berolok-olok." 2:15 Allah akan
(membalas) olok-olokan mereka dan
membiarkan mereka
terombang-ambing dalam kesesatan
mereka. 2:16 Mereka
itulah orang yang membeli
kesesatan dengan petunjuk, maka
tidaklah beruntung perniagaan
mereka dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk. 2:17 Perumpamaan
mereka adalah seperti orang yang
menyalakan
api[26],
maka setelah api itu menerangi
sekelilingnya Allah hilangkan
cahaya (yang menyinari) mereka,
dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat
melihat. 2:18 Mereka
tuli, bisu dan
buta[27],
maka tidaklah mereka akan kembali
(ke jalan yang benar), 2:19 atau
seperti (orang-orang yang
ditimpa) hujan lebat dari langit
disertai gelap gulita, guruh dan
kilat; mereka menyumbat
telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara)
petir,sebab takut akan
mati[28].
Dan Allah meliputi orang-orang
yang
kafir[29]. 2:20 Hampir-hampir
kilat itu menyambar penglihatan
mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan
di bawah sinar itu, dan bila
gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya Dia
melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala
sesuatu. Catatan kaki:
[10]
Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada
permulaan sebagian dari surat-surat Al
Quraan seperti: alif laam miim, alif laam
raa, alif laam miim shaad dan sebagainya.
Diantara ahli-ahli tafsir ada yang
menyerahkan pengertiannya kepada Allah
karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang
menafsirkannya. Golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya
sebagai nama surat, dan ada pula yang
berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu
gunanya untuk menarik perhatian para
pendengar supaya memperhatikan Al Quraan
itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al
Quraan itu diturunkan dari Allah dalam
bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf
abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al
Quraan diturunkan dari Allah dan hanya
buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, maka
cobalah mereka buat semacam Al Quraan
itu. [11]
Tuhan menamakan Al Quraan dengan Al Kitab
yang di sini berarti "yang ditulis",
sebagai isyarat bahwa Al Quraan
diperintahkan untuk ditulis. [12]
Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan
Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya; tidak cukup
diartikan dengan takut saja. [13]
Iman ialah kepercayaan yang teguh yang
disertai dengan ketundukan dan penyerahan
jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah
mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman
itu. [14]
Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap
oleh pancaindera. Percaya kepada yang
ghjaib yaitu, meng-i'tikadkan adanya
sesuatu "yang maujud" yang tidak dapat
ditangkap oleh pancaindera, karena ada
dalil yang menunjukkan kepada adanya,
seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat,
Hari akhirat dan sebagainya. [15]
Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut
istilah syara' ialah ibadat yang sudah
dikenal, yang dimulai dengan takbir dan
disudahi dengan salam, yang dikerjakan
untuk membuktikan pengabdian dan
kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan
shalat ialah menunaikannya dengan teratur,
dengan melangkapi syarat-syarat,
rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang
lahir ataupun yang batin, seperti khusu',
memperhatikan apa yang dibaca dan
sebagainya. [16]
Rezki: segala yang dapat diambil
manfa'atnya. Menafkahkan sebagian rezki,
ialah memberikan sebagian dari harta yang
telah direzkikan oleh Tuhan kepada
orang-orang yang disyari'atkan oleh agama
memberinya, seperti orang-orang fakir,
orang-orang miskin, kaum kerabat,
anak-anak yatim dan lain-lain. [17]
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum
Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang
diturunkan sebelum Al Quraan seperti:
Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf
yang tersebut dalam Al Quraan yang
diturunkan kepada para Rasul. Allah
menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan
memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu
Jibril menyampaikannya kepada
Rasul. [18]
Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan
tidak dicampuri keraguan sedikitpun.
Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat
ialah kehidupan sesudah dunia berakhir.
Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah
benar-benar percaya akan adanya kehidupan
sesudah dunia berakhir. [19]
Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa
yang dimohonkannya kepada Allah sesudah
mengusahakannya. [20]
Yakni orang itu tidak dapat menerima
petunjuk, dan segala macam nasehatpun
tidak akan berbekas padanya. [21]
Maksudnya: mereka tidak dapat
memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al
Quraan yang mereka dengar dan tidak dapat
mengambil pelajaran dari tanda-tanda
kebesaran Allah yang mereka lihat di
cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri
mereka sendiri. [22]
Hari kemudian ialah: mulai dari waktu
mahluk dikumpulkan di padang mahsyar
sampai waktu yang tak ada batasnya.
[23]
Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran
Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan
keyakinan itu, menimbulkan kedengkian,
iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w.,
agama dan orang-orang Islam. [24]
Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi
bukan berarti kerusakan benda, melainkan
menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi
dan menentang orang-orang
Islam. [25]
Maksudnya: pemimpin-pemimpin
mereka. [26]
Orang-orang munafik itu tidak dapat
mengambil manfa'at dari petunjuk-petunjuk
yang datang dari Allah, karena sifat-sifat
kemunafikkan yang bersemi dalam dada
mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah
seperti dalam ayat tersebut di
atas. [27]
Walaupun pancaindera mereka sehat mereka
dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena
tidak dapat menerima kebenaran. [28]
Keadaan orang-orang munafik itu, ketika
mendengar ayat-ayat yang mengandung
peringatan, adalah seperti orang yang
ditimpa hujan lebat dan petir. Mereka
menyumbat telinganya karena tidak sanggup
mendengar peringatan-peringatan Al Quraan
itu. [29]
Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah
meliputi orang-orang kafir. Terjemah
al-Quraan
Dirancang oleh
ISNET, 1992-2003
Tiga golongan
manusia dalam, menghadapi
Al-Quraan
Golongan
Mu'min
Golongan
Kafir
Golongan
Munafik
Departemen Agama Republik Indonesia
Penerbit CV. Alwaah, Semarang
Diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara
Penterjemah al-Quraan
Revisi terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf
al-Quraan Depag RI
(SK Menteri Agama RI no.144 th.1989 tanggal 5 Juli
1989)
ISNET
| Pustaka
Online Media
| Terjemah
al-Quraan |
Terjemah
Depag
Hak Cipta Dicadangkan