Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
Oknum Polisi Berondong Jamaah Sholat 9 Tewas, Habibie Sudah Tahu Reporter: Sigit Widodo detikcom - Jakarta, Presiden B. J. Habibie telah mengetahui adanya kasus penembakan jamaah sholat Subuh di Ambon Senin (1/3/1999). Perihal tersebut diungkapkan menteri agama, Malik Fadjar di Istana Negara Jakarta Senin (1/3/1999) sore setelah diterima oleh Habibie. Malik mengakui bahwa dia sudah mengetahui insiden tersebut sejak pagi hari. "Saya mendapat informasi dari kakanwil Depag Maluku, Drs Hasyim Marabessy, SH, sekitar pukul 05:30 WIB melalui telepon," ujar Malik. Menurut Malik insiden tersebut jelas-jelas merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Sementara itu menteri peranan wanita yang juga ketua umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Tutty Alawiyah merasa prihatin dan terkejut dengan peristiwa ini. Tutty berharap pemerintah dan pihak berwajib segera dapat mengusut pelaku penembakan tersebut. "Jika tidak, hal ini dapat menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Tutty. Insiden penembakan itu terjadi pagi hari sekitar pukul 05:00 WIT. Saat itu sekitar 100 jamaah baru saja selesai menunaikan ibadah sholat Subuh di masjid Al-Huda. Masjid ini terletak di daerah Auhura, sekitar 10 kilometer di sebelah Timur pusat kota Ambon. Saat jamaah akan meninggalkan masjid, tiba-tiba saja beberapa oknum aparat kepolisian, tanpa jelas alasannya, memberondongkan tembakan ke arah mereka. Tak pelak lagi, korban tewas pun berjatuhan. Gerombolan yang menembak itu, entah polisi-polisian, entah polisi asli. Berapa jumlah korban yang tewas? Masih simpang siur. Namun sumber detikcom menyebutkan, setidaknya 9 orang tewas. Sedangkan yang luka-luka bisa mencapai puluhan orang. Oknum polisi itu rupanya tak hanya menyerang para jamaah yang baru saja menjalani sholat Subuh. Mereka, dengan membabibuta juga menyerang rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar masjid tersebut. Penyerangan yang dipimpin oleh beberapa perwira pertama ini tentu saja menerbitkan rasa takut warga. Rasa takut itu mencekam hingga ke seluruh warga di Ambon. Maklum saja, mereka, warga Ambon itu terus didesa oleh bentrokan antar warga secara terus menerus. Apalagi bentrokan itu berkaitan dengan soal agama. Tak heran jika hingga pukul 20.30 WIT, suasana di seputar kota Ambon terlihat sepi dan mencekam. Hingga berita ini diturunkan, detikcom belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak kepolisian. Baik Polda Maluku maupun Mabes Polri hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi. Namun sumber detikcom di Polda Maluku menyatakan, mereka-mereka yang melakukan penembakan itu sudah diciduk. Untuk diketahui, kerusuhan yang berlarut-larut di pulau rempah-rempah ini telah menyebabkan eksodus besar-besaran. Pada hari Minggu (28/2/1999) lebih dari 1.300 orang berjejalan pada kapal-kapal yang meninggalkan Ambon. Kerusuhan yang dimulai semenjak hari lebaran 19 Januari 1998 lalu hingga saat ini sudah menewaskan 200 orang. |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |