Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
Senin, 15 Februari 1999 Pulau Haruku Rusuh, 15 Tewas, Sejumlah Rumah Pejabat di Ambon Dibakar BERITA UTAMA -------------------------------------------------------------- AMBON (Media): Rentetan kerusuhan di Ambon belum berakhir. Minggu subuh (14/2), amuk massa meledak di Pulau Haruku. Tepatnya di Desa Pelau, Maluku Tengah. Dalam kerusuhan antardesa itu tercatat 15 orang tewas, 45 luka berat dan ringan, dan 145 rumah penduduk dibakar. Di kota Ambon terjadi pembakaran rumah-rumah pejabat pemda setempat. Situasi di Desa Pelau, Kabupaten Maluku Tengah sampai tadi malam sudah bisa dikendalikan. Gubernur Maluku Saleh Latuconsina bersama Danrem 174/Pattimura Kol Inf Karel Robert Ralahalu, Kapolda Maluku Kol Pol Karyono Sm, bersama Muspida dan tokoh agama di Ambon telah turun ke lokasi kerusuhan. Danrem 174/Pattimura Ambon Kol Inf Karel Ralahalu menegaskan, pertikaian massa di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu pagi itu telah berhasil diamankan aparat sehingga kondisinya terkendali. "Saya dan Kapolda Maluku Kol Pol Drs Karyono baru kembali dari tempat kejadian perkara (TKP), di mana kondisinya telah terkendali sehingga masyarakat hendaknya tidak terpengaruh insiden yang mengarah ke SARA," katanya kepada wartawan di Ambon, Minggu malam. Sedangkan Kapolda Karyono mengatakan sedikitnya satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) plus terdiri atas unsur Polri, TNI-AD, Polres Maluku Tengah, dan Polsek Haruku telah mengamankan dan mengendalikan kondisi insiden tersebut. "Kami pun telah menjaga kawasan-kawasan strategis yang kemungkinan menjadi lokasi kerumunan massa yang dapat memicu insiden lebih besar," katanya. "Yang pasti kondisinya telah terkendali dan kerugian maupun korban tengah didata," tambah Kapolda. Desa Pelau, tempat terjadi kerusuhan berada di Pulau Haruku. Untuk sampai di desa tersebut bisa ditempuh dengan perjalanan darat dari kota Ambon ke Tulehu yang berjarak sekitar 30 km. Dari Tulehu perjalanan dilanjutkan dengan speedboad sekitar 25 menit. Amuk massa antardesa itu berawal ketika sebuah mobil dari Desa Kailolo melintasi Desa Kariu dilempar sehingga mengundang amarah sopir tersebut. Tiba-tiba saja sopir tersebut diserang secara membabi-buta. Keributan pun tak bisa dihindari. Sejumlah warga Desa Pelau dan Desa Kairu saling menyerang tanpa mengindahkan aparat kepolisian yang sudah berada di TKP pada saat kerusuhan baru mulai. Bahkan salah seorang penduduk Kariu dengan beringas merampas senjata api dari petugas Polsek Haruku. Dengan menggenggam senjata api pemuda Kariu tersebut memberondongkan sejumlah peluru ke beberapa warga Desa Pelau. Sehingga dalam waktu sekejap saja menewaskan 11 orang serta melukai 14 lainnya. Sampai berita ini diturunkan, jumlah korban yang tewas masih simpang-siur. Menurut Camat Pulau Haruku, Suwardi Koli, sedikitnya 11 orang meninggal dunia dan 43 orang lainnya luka berat/ringan. Mereka yang luka sebagian besar telah dievakuasi ke RS Latumeten Ambon. Sebagian besar korban yang tewas berasal dari Desa Pelau, hanya beberapa orang saja dari Desa Kailolo. Sedangkan korban luka berat semuanya dari Desa Pelau. Merembet Kerusuhan yang terjadi di Pulau Haruku itu ternyata berimbas ke kota Ambon. Sampai tadi malam sedikitnya tiga rumah pejabat Pemda Maluku dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kota Ambon kembali mencekam, aparat keamanan terlihat berjaga-jaga di beberapa tempat strategis. Imbas kerusuhan di Pulau Haruku ternyata tidak hanya di kota Ambon. Di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah sedikitnya 18 rumah dibakar massa pada Minggu siang. Kapolsek Saparua, Lettu Pol Tatuh, ketika dihubungi Antara, Minggu sore, membenarkan terbakarnya 18 unit rumah tersebut terdiri dari 11 unit di kawasan Waisisil dan tujuh unit lainnya di Dusun Ketapang, kota Saparua. "Yang pasti tidak ada korban meninggal maupun luka berat/ringan ketika kebakaran karena penghuninya telah mengungsi ke Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, sejak kerusuhan berdarah Ambon, pertengahan Januari lalu," katanya. Diakuinya, kerusuhan di P Haruku itu membuat masyarakat Saparua menjadi panik karena melihat adanya korban meninggal dan lainnya luka berat/ringan di RSU setempat. (TP/N-1) catatan: Harap Kariu = desa Kristen, Pelauw = desa muslim |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |