Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
Kerusuhan Maluku Utara Kronologi Versi Sultan Ternate Reporter: Hestiana Dharmastuti detikcom - Jakarta, Kerusuhan Maluku Utara, yang telah menewaskan ribuan nyawa manusia, ternyata tak terjadi secara tiba-tiba tapi sudah sejak 18 Agustus. Selama ini banyak versi mengungkapkan tragedi tersebut. Berikut ini penuturan Sultan Ternate Drs H Mudaffar Syah. 18-20 Agustus 1999 Pagi hari terjadi kerusuhan di Malifut antara warga Malifut dengan warga Wangeotak dan Sosol. Siang hari, bersama Muspida saya datang ke tempat kejadian dan menyaksikan kedua desa tersebut telah rata dengan tanah termasuk rumah ibadah. Pada saat itu juga saya bersama pejabat bupati Maluku Utara Drs Rusli Andi Aco bertemu dengan masyarakat Malifut dan Kao minta kedua belah pihak agar tidtak melakukan kekerasan supaya pemerintah dapat mencari jalan keluar. 23-25 Oktober 1999 Terjadi penyerangan warga Kao ke Malifut, dan Malifut dibumi-hanguskan. 2-4 November 1999 Beredar selebaran gelap berisi skenario bahwa golongan Kristen dari Irian, Sulut, dan Ambon akan menyerang muslim di Maluku Utara. 2-4 November 1999 Terjadi pembantaian warga Kristen di Tidore, Halmahera Tengah, rumah dibakar dan harta benda dijarah. 6-19 November Pembantaian warga kristen di Kalumata kota Ternate Selatan, saya berada di Jakarta waktu itu, tanggal 7 November. Lalu saya pulang bersama TNI dan Polres Maluku Utara supaya tak meluas. 27-28 Desember 1999 Terjadi penyerangan oleh komando jihad terhadap dewan adat kesultanan Ternate yang menjaga kantor Golkar Maluku Utara yang akhirnya dibakar. 28 Desember 1999 Pukul 9.00 pagi saya ditelpon oleh Gubernur Utara, Sultan Tidore, Kapolres Maluku Utara, Dandim, saya mencari solusi terbaik. Saya persilahkan seluruh pasukan putih datang ke Kedaton. Yang hadir Gubernur Sarasmin dan Sultan Tidore. Terjadi kesepakatan dalam menciptakan suasana damai. Bunyi kesepakan damai itu sebagai berikut; Penarikan kedua pasukan dari pos Kuning/Putuh, Rabu 29/12, perbaikan dan pembenahan kerusakan akibat kerusuhan akan diusahakan oleh kedua Sultan, Pemda dan pemerintah pusat segera menyelesaikan masalah kerusuhan di Tobelo dan Maluku Utara. Masalah keamanan diserahkan sepenuhnya ke aparat keamanan. Masalah malifut akan diselesaikan dalam waktu singkat. Surat kesepakatan itu ditandatangani oleh, Sultan Ternate Drs H Mudaffar Syah, Sultan Bacan Gahral Syah, Sultan Tidore H Djaffar Syah, Gubernur Maluku Utara Surasmin. Januari 2000 Dengan datangnya 4 batalyon dan dua SSK Brimob, situasi umum Maluku Utara terkendali dan normal. |
|
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |