|
Date: Sun, 30 Jul 2000 07:29:17 +0700
From: "muhammad bachroni" <bachroni@lycos.com>
RMS-Papua Pecah
Pelabuhan Sorong sejak semula dijadikan tujuan eksodus
alternatif, setelah tenggelamnya kapal Cahaya Bahari yang
kandas di perairan Menado. Sebenarnya, antara pasukan merah
RMS dengan satgas Papua telah memiliki ikatan koordinasi
terselubung. Dimana misi besar kristenisasi di segitiga emas
wilayah Indonesia Timur (Sulawesi-Maluku-Papua) dengan
menguasai wilayah tersebut dan pembersihan atas etnis Muslim
di lokasi itu.
Diantaranya dengan pembentukan Presidium Papua,
pengibaran bendera Bintang Kejora, Kongres Rakyat Papua dan
beberapa tindakan makar atas NKRI lainnya. Namun, hubungan
ini porak-poranda setelah pasukan RMS mengalami kekalahan di
beberapa lokasi di Maluku dan Maluku Utara. Sehingga seluruh
satgas Papua menyeleksi penumpang Dobonsolo, bila
benar-benar orang Papua, dan termasuk anggota keuskupan,
pendeta, frater, suster Kristen, maka satgas Papua
menerimanya.
Menurut Agust Alua, penumpang kapal tersebut tidak hanya
berusaha eksodus ke Sorong, namun sebanyak 1930 orang telah
mendarat di Biak, Manokwari dan Jayapura. Sedangkan jumlah
penumpang yang memaksa turun di Sorong sendiri, berjumlah
1814 personel dari pasukan merah RMS.
Demikianlah ALLAH jadikan perpecahan atas musuh-musuh
Islam, sehingga kini warga Papua sendiri tidak menginginkan
kalau Sorong yang selama ini aman menjadi lokasi
persembunyian para provokator Kristen RMS. Mudah-mudahan
warga Papua khususnya Sorong dapat mengambil pelajaran dari
kejadian-kejadian di Ambon, sehingga warga Kristen Papua
tidak mengalami kondisi yang tidak menguntungkan seperti
rekan-rekannya. (Imk, Zhr)
|