Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
[Rusuh Ambon]: PERTIKAIAN BERPINDAH KE PERANG 'MAGIC" Kota Ambon berangsur-angsur kembali pulih, meskipun belum seluruh tempat benar-benar aman. Di beberapa gang pada tempat-tempat tertentu masih tampak berkeliaran sekelompok orang yang membawa benda tajam seperti parang panjang, panah maupun linggis, berjaga-jaga sekaligus melakukan razia. Alat transportasi satu dua mulai beroperasi beberapa penumpang yang berbeda agama mulai duduk berdampingan meskipun dengan suasana curiga dan waspada penuh. Sementara jika malam menjelang, kota Ambon persis kota mati. Tidak ada yang berani keluar malam dan berjalan-jalan makan angin seperti biasa. Padahal masyarakat kota Ambon ini terkenal sebagai penggemar kehidupan malam. Kecuali petugas patroli yang berkeliling kota itu pun hanya pada jalan-jalan utama, sementara di gang-gang masih berkumpul kelompok-kelompok pemuda lengkap dengan peralatan perang menjaga dan merazia siapa saja yang kebetulan nyasar wilayahnya. Suasana kota Ambon mulai agak terkendali sejak diturunkannya perintah tembak di tempat bagi siapa saja yang kedapatan membawa benda tajam dan menolak menyerahkannya kepada petugas. Pada awalnya perintah di tempat ini pun tidak terlalu efektif, dikarenakan oknum petugas keamanan yang disinyalir ikut mendukung kerusuhan ini sengaja membiarkan hal ini. Setelah didatangkannya petugas keamanan (ABRI) dari daerah luar Maluku yang tidak terkait dengan kondisi yang ada, barulah perintah tembak di tempat ini menjadi efektif. Itupun aparat masih juga kecolongan dengan adanya korban-korban yang jatuh akibat terlalu percaya pada beberapa oknum aparat keamanan yang tidak melindungi malah menjerumuskan masyarakat yang meminta pengamanan. Menurut laporan yang kami terima, seorang Ibu tua yang hidup sebatang kara di sekitar daerah Kuda Mati dan kebetulan Muslim, telah meminta pengawalan petugas keamanan untuk mengawalnya menuju ke pelabuhan Ambon, karena yang bersangkutan ingin meninggalkan Ambon. Oleh sang aparat keamanan, sang Ibu bukannya dikawal ke pelabuhan melainkan diserahkan kepada kawanan pemuda di Kuda Mati yang membantai secara biadab korban perempuan yang lemah dan tak berdaya itu. Oleh karena itu berhati-hatilah kepada kaum Muslim di Ambon jangalah terlalu mengandalkan kepercayaan kepada aparat kemanan setempat, terutama yang beragama non muslim. Upayakan agar aparat yang berasal dari luar Maluku atau paling tidak aparat-aparat tersebut tidak seluruhnya non muslim. Sebab telah terjadi beberapa peristiwa pembantaian dikarenakan aparat kemanan lari meninggalkan orang-orang yang harus dijaga keamanannya, mungkin disengaja atau karena takut, tidak ada yang tahu. Tetapi yang jelas korban kemudian dibantai tanpa perikemanusiaan, meskipun telah minta ampun. Selain lehernya dipenggal juga kemaluannya dipotong. Sebagian tubuhnya dicacah sehingga tidak bersisa. Berhati-hatilahÉ.. Menurut laporan yang kami terima, meskipun kondisi sekarang agak lebih baik, tetapi pertikaian kini terjadi dilingkup supranatural. Perang magic ini berlangsung dengan seru dengan sasaran adalah pemuka-pemuka masing-masing agama. Aura di malam hari yang terbentuk memberikan nuansa magic sangat kental di kota Ambon. Beberapa dukun terkenal dari kampung-kampung seperti Latuhalat, atau daerah kepulauan Lease dan Pulau Seram mulai didatangkan untuk saling serang dan saling tangkal. Terdengar kabar bahwa beberapa pendeta warga keturunan di Jakarta yang kebetulan memiliki kemampuan supranatural sedang bersiap-siap menuju ke Ambon. Tidak diketahui apakah untuk ikut terlibat mendukung satu kelompok atau menyadarkan kelompoknya bahwa cara itu salah. Sementara itu dari hasil percakapan dengan beberapa pendeta muda dan kelompok pemuda, diketahui bahwa target dari peristiwa Pembantaian Biadab ini adalah, untuk satu gereja yang dihancurkan harus dibalas dengan dua mesjid. Sedangkan untuk satu nyawa orang Kristen harus dibalas dengan lima nyawa orang muslim, sedangkan rumah adalah harus satu banding tiga. Saya tidak tahu dari mana ide pemikiran biadab ini dihasilkan. Bahkan bahwa ini muncul dari sekelompok orang yang diajarkan agar mengasihi sesamanya. Biadab sekaliÉ. Kemudian apakah dampak dari peristiwa ini terhadap nasib kelompok Kristen di daerah-daerah lain telah dipikirkan dengan baik. Sebab bukan tidak mungkin bahwa kerusuhan Ambon ini telah membangkitkan amarah yang merata di hampir seluruh nusantara didaerah-daerah yang penduduknya mayoritas muslim. Saya membayangkannya menjadi ngeri sekali. Apalagi ditenggarai bahwa kelompok masyarakat keturunan juga ikut terlibat secara tidak langsung dalam kasus di Ambon. Hal ini tampak dari dukungan logistik, dana, kemudahan komunikasi dan upaya menggalang opini. Sehingga dengan mata kepala sendiri masyarakat Islam di Ambon melihat bahwa massa pembantai melakukan seleksi terhadap bangunan-bangunan yang akan dibakar atau diserbu. Bangunan-bangunan yang diketahui milik orang Cina tidak disentuh sama sekali, padahal persis berada disamping bangunan yang dibakar. Sehingga kecurigaan bahwa kelompok keturunan ini ikut bermain menjadi pembicaraan di kalangan kaum muslim. Alifuru 2000 Malu jadi orang Maluku From: "Beta Alifuru" <alifuru2000@hotmail.com> Subject: [RUSUH AMBON] : PERTIKAIAN BERPINDAH KE PERANG 'MAGIC" Date: Sat, 30 Jan 1999 07:54:39 PST |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |