Mengenai Peristiwa Ambon | |
|
17 Jan 2000 Republika Elite Politik di Jakarta Dalangi Pembantaian Muslim Maluku Jaksa Agung Harus Segera Tangkap Mereka SURABAYA -- Dalang dan provokator dalam kasus pembantaian terhadap umat Islam di Maluku rupanya telah diketahui secara rinci oleh Ketua MPR Amien Rais. Dan menurut Amien, dalam data lengkap berisi nama-nama dalang kerusuhan di Maluku itu terdapat elite politik yang berada di Jakarta. Mereka itu, tandas Amien, sengaja merusak suasana damai di Maluku. "Memang, ada menunjukkan orang-orang Jakarta yang merusak suasana damai di Maluku. Mereka memegang skenario krisis berkepanjangan di Ambon (Maluku) itu. Ya, katanya memang itu menyangkut nama-nama besar, dan lama-lama sudah diketahui. Peran mereka juga sudah diketahui dengan jelas," ungkap Amien di Surabaya, kemarin. Menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan taman bermain TK dan SD Alam 'Insan Mulia' di kawasan Medokan Ayu, Surabaya Timur, lebih lanjut Amien menegaskan karena para provokator sudah jelas diketahui, maka sekarang tinggal bagaimana pimpinan TNI dan pemerintah. Itu, tegas Amien, termasuk menjadi tugas Jaksa Agung untuk segera menangkap mereka dan dimintai pertanggungjawabannya. Secara terpisah, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Munir menilai sangat penting pernyataan Amien tentang nama-nama provokator dalam kasus pembantaian umat Islam di Maluku dan Ambon tersebut. Melalui pernyataan Amien, Munir berharap agar tragedi berdarah itu secara perlahan bisa segera dituntaskan. "Pernyataan Pak Amien Rais itu merupakan modal penting untuk menyelesaikan kasus Ambon. Ke depan, penyelesaian tragedi ini memang tidak cukup diselesaikan dengan hanya mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai saja. Siapa yang melakukan adu domba itulah faktor yang harus dicari," kata Munir, ketika dihubungi Republika tadi malam. Munir menambahkan, selain penting, pernyataan Amien itu makin berharga. Sebab, papar Munir, di dalam masyarakat yang tengah bertikai itu kini sudah mulai dihinggapi rasa putus asa. "Saya melihat adanya gejala daya tahan masyarakat yang berkonflik itu terus melemah. Dan, ini benar-benar harus segera dapat dicegah," jelas Munir. "Sedangkan alasan yang membuat pihak-pihak itu terus menyulut api adu domba, bagi saya jawabnya ada dua hal. Pertama, sebagai usaha defensif agar dapat terus berkuasa. Dan, faktor kedua adalah sebagai alat untuk meraih bargaining posisi dalam tawar-menawar kekuatan elite politik," tandas Munir. Provokator Aceh Dalam pernyataannya kemarin, Amien memang menjelaskan bahwa ia telah mendapatkan informasi dari berbagai kalangan -- termasuk dari Kontras yang dimotori Munir. Dan, Amien secara tegas juga menyinggung tentang keterlibatan elite politik yang selama ini memainkan perannya di Jakarta. Masih menurut Amien, otak kerusuhan yang berada di Jakarta itu tak hanya mendalangi pembantaian umat Islam di Maluku, melainkan juga di beberapa titik kerusuhan lain, termasuk Aceh. "Yang terjadi di Aceh pun saya dengar juga melibatkan oknum-oknum Jakarta. Jadi kalau provokator, dalang, para perancang, mungkin para penyandang dana, dan lain-lain itu, segera dikuak ke masyarakat itu mudah-mudahan secara cepat akan bisa pulih suasana itu. Karena, rakyat di masing-masing daerah krisis itu selama ini hanya dijadikan domba yang diadu dengan mudahnya," papar Amien. Ketika disinggung soal kemungkinan terlibatnya keluarga Cendana (mantan Presiden Soeharto -- Red) dalam kasus Maluku, Amien menegaskan bahwa ia tidak mau menduga-duga dan tidak mau gegabah. "Saya baru diberi janji dari teman-teman untuk nama-nama itu minggu depan. Jadi, saya tidak bisa menjawab apa ada keluarga Cendana, atau bukan keluarga Cendana. Saya tidak mau gegabah dalam hal ini," kilahnya. Untuk itu, sambung Amien, mengenai nama-nama provokator tersebut mungkin enam hari sampai sepuluh hari baru bisa diketahuinya. "Kita sudah diberi tahu itu, insya Allah itu," katanya. Amien menambahkan jika dalam setiap kerusuhan tidak diketahui dalang dan pelakunya, maka akan menjadi gelap terus dan kerusuhan itu akan terus terjadi, tidak pernah berhenti. |
|
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |