PERTEMUAN YANG KEDELAPAN
Perselisihan Ayat-ayat Dalam Bibel
BM: Pada pertemuan kemarin malam saya telah
terangkan ayat yang berlawanan dalam Bibel. Pada pertemuan
sekarang apakah masih ada pertanyaan saudara yang akan
disampaikan kepada saya.
AW: Kalau masih ada ayat-ayat dalam Bibel yang
berlawanan antara satu ayat dengan yang lain, saya minta
diterangkan untuk menambah keyakinan saya sampai dimanakah
kesucian kitab Bibel itu ada dicampuri oleh tangan
manusia.
BM: Kemarin malam saudara mengakui sudah puas.
Apakah tidak lebih baik, kita bicarakan saja pasal-pasal
yang saudara pandang terpenting.
AW: Ya, tetapi keterangan bapak mengenai ayat-ayat
yang berlawanan di kitab Bibel itu baru sedikit membuka hati
saya. Karena itulah saya bawa lagi kitab Bibel ini.
BM: Baiklah, saya akan tunjukkan, demi kepuasan
saudara.
AW: Terima kasih. Harapan, Bapak sudi tunjukkan
lagi bukti-bukti ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin
mengetahui lebih banyak lagi.
BM: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 1 ayat
18.
AW: Dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka Allah
belum pernah dilihat oleh seorang juapun, tetapi Anak yang
tunggal yang diatas pengakuan Bapa, ialah yang sudah
menyatakan Dia."
BM: Bagaimanakah menurut tafsiran saudara susunan
ayat ini.
AW: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah
dilihat oleh siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang
pernah melihatnya.
BM: Kalau begitu silahkan saudara periksa di kitab
Kejadian pasal 18 ayat 1.
AW: Disini menyebutkan: "Hatta, maka kemudian dari
pada itu kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan
pohon jati mamre tatkala duduklah di pintu kemahnya ketika
hari panas."
BM: Nah, disini saudara membuktikan sendiri
perselisihan di dua ayat ini, di satu ayat menyebutkan Tuhan
hanya dinyatakan oleh Yesus saja, tidak seorang juapun
melihatnya. Sedang di ayat yang lain ada menyebutkan bahwa
Ibrahim juga melihat Tuhan. Bukankah dua ayat ini
berlawanan. Yang manakah yang benar di dua ayat ini.
AW: Ya, saya mengakui memang tidak cocok.
BM: Saya lanjutkan. Silahkan periksa lagi di
kitab: "Kejadian pasal 32 ayat 30."
AW: Ya, di sini menyebutkan: "Maka dinamai oleh
Yakub akan tempat itu Peniel karena katanya: 'Sudah kulihat
Allah muka dengan muka, maka nyawaku selamatlah.'"
BM: Perhatikan: di satu ayat menyebutkan, tidak
seorangpun melihat Tuhan, melainkan Yesus. Di ayat yang lain
menyebutkan bahwa Ibrahim melihat Tuhan. Di ayat yang lain
lagi ada menyebutkan Yakub melihat Tuhan malah bertemu muka
dengan muka. Yang manakah yang benar diantara tiga ayat
tersebut? Mustahillah benar semuanya, karena jelas sekali
susunan ayatnya yang nyata-nyata mengandung ayat yang
berselisih antara yang baru dengan yang lain. Kalau
dikatakan salah satu dari pada ayat-ayat itu yang benar,
maka yang dua ayat tentunya salah semuanya. Pantaskah suatu
kitab suci mengandung ayat yang salah? Dan kalau dikatakan
salah semuanya, maka apakah kitab itu dapat dipertahankan
kesuciannya, kalau ayat-ayatnya terdapat berlawanan.
AW: Ya, saya mengakui ayat-ayat tersebut tidak
cocok antara yang satu dengan yang lain.
BM: Pengakuan saudara itu memang penting, tetapi
lebih utama kalau diikuti dengan kesadaran.
AW: Saya harap tunjukkan lagi ayat-ayat di kitab
Injil yang berselisih.
BM: Baiklah, silahkan periksa di kitab Samuel yang
ke-II pasal 8 ayat 9, 10.
AW: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Bermula,
maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat,
mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar
Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud
akan bertanyakan selamat baginda dan menyampaikan berkat
selamat kepada baginda
"
BM: Cukup dibaca sampai disitu, bagaimana menurut
pendapat saudara maksud ayat itu, siapakah nama raja
Hamat?
AW: Menurut ayat ini, raja Hamat bernama "Toi"
BM: Sekarang silahkan periksa Kitab Tawarikh yang
pertama, pasal 18 ayat 9.
AW: Di sini menyebutkan: "Hatta apabila
kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud
sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba
itu."
BM: Di ayat ini siapakah nama raja Hamat.
AW: Menurut ayat ini, nama raja Hamat ialah
"Tohu."
BM: Nah, perhatikanlah: disuatu ayat menyebutkan
nama Raja Hamat ialah "Toi" sedangkan di ayat lain
menyebutkan "Tohu." Yang manakah namanya benar Tohukah atau
Toi.
AW: Ya, namanya memang berselisih. Akan tetapi
hanya selisih tentang nama saja. Jadi hanya perselisihan
yang kecil saja.
BM: Kalau kesalahan dari manusia biasa, tentu kita
tidak keberatan, akan tetapi ini adalah kesalahan "Wahyu"
atau "Ilham."
AW: Betul juga pendapat bapak, Ini adalah
kesalahan wahyu atau ilham. Mustahil wahyu atau ilham dari
Tuhan terdapat kesalahan walaupun kesalahan yang sedikit dan
sekecil-kecilnya. (pada halaman ini terdapat footnote: Al
Kitab edisi 1994, kata Tohu diganti Tou. Mungkin pada tahun
berikutnya kata Tou akan diganti dengan Toi)
BM: Bukan itu saja, Silahkan periksa lagi kitab
Samuel yang kedua pasal 8 ayat 9 dan 10.
AW: Di sini menyebutkan: "Bermula, maka setelah
kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud
sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan
TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud
"
BM: Cukup dibaca sampai disitu dulu, di ayat itu
ada tersebut seseorang bernama Yoram, siapakah Yoram menurut
ayat tersebut?
AW: Menurut ayat tersebut Yoram itu anaknya Toi,
raja Hamat.
BM: Betul, sekarang lanjutkan periksa di Kitab
Tawarikh yang pertama pasal 18 ayat 9 dan 10.
AW: Di sini ada menyebutkan: "Hatta apabila
kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud
sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba
itu. Disuruhnyalah Hadoram puteranya pergi menghadap baginda
raja Daud
"
BM: Cukup dibaca sampai disitu. Di ayat itu ada
disebutkan seorang bernama Hadoram, Siapakah Hadoram itu
menurut susunan ayat tersebut?.
AW: Menurut susunan ayat tersebut orang yang
bernama Hadoram itu adalah anak Tohu, raja Hamat.
BM: Buktikan, di satu ayat menyebutkan bahwa Yoram
itu anaknya Toi, sedangkan di ayat lain menyebutkan anaknya
Toi itu bukan Yoram, melainkan Hadoram.
AW: Saya tidak tahu
BM: Saya bertanya bukan tentang tahu atau
tidaknya, melainkan tentang kebenaran di dua ayat itu.
AW: Saya tidak tahu yang mana yang benar.
BM: Bukan saudara saja yang tidak mengetahui
kebenarannya, malah yang menulis ayat itupun tidak bisa
menunjukkan yang tepat tentang kebenarannya nama anaknya Toi
itu; padahal yang dinamakan kitab suci pasti benar isinya,
bersih dari segala macam kesalahan, sampai kepada kesalahan
yang sekecil-kecilnya, sesuai dengan pengakuan saudara
tadi.
AW: Mestinya begitu.
BM: Tetapi kenyataannya tidak begitu. Buktinya,
silahkan saudara periksa lagi di Kitab Samuel ke II pasal 8
ayat 8.
AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka
dari dalam Betach dan dari dalam Berotai, dua buah negeri
Hadar Ezar, diambil raja Daud akan banyak Tembaga."
BM: Bagaimana maksud ayat ini menurut tafsiran
saudara?
AW: Maksudnya ialah raja Daud mengambil banyak
tembaga dari dua tempat bernama Betach dan Berotai.
BM: Silahkan periksa di Kitab Tawarich yang
pertama pasal 18 ayat 8.
AW: Baik disini ada menyebutkan: "Maka dari dalam
Tibchat dan dari dalam Chun, negeri Hadar Ezar itu diambil
Daud amat banyak tembaga."
BM: Buktikan di satu ayat menyebutkan dua tempat
yang diambil tembaganya oleh Daud ialah Betach dan Berotai,
sedangkan di ayat lain menyebutkan dua tempat itu ialah
Tibchat dan Chun. Di dua ayat itu tempat manakah yang
sebenarnya diambil tembaganya oleh Daud. Kalau betul kitab
Injil itu mestinya suci dari pada kesalahan dan perselisihan
atau berlawanan tentang ayat-ayatnya.
AW: Betul, dua ayat ini memang tidak cocok, yang
satu dengan yang lain bertentangan.
BM: Apakah saudara masih memerlukan lagi ayat-ayat
yang berlawanan didalam Bibel.
AW: Saya merasa beruntung kalau bapak masih
bersedia menunjukkan demi untuk meningkatkan kesadaran
saya.
BM: Baiklah saya ikuti kehendak saudara. Silahkan
periksa lagi di Kitab Raja-raja kedua pasal 8 ayat 26.
AW: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan:
"Adapun umur raja Ahazia pada masa ia naik raja itu dua
puluh dua tahun, maka kerajaanlah ia Jerusalem setahun
lamanya, adapun nama bunda-bunda baginda itu Atalia anak
Omri raja orang Israil."
BM: Menurut susunan ayat ini, berapakah umur raja
Ahazia pada waktu ia menjadi raja.
AW: Berdasarkan ayat ini diwaktu umur 22
tahun.
BM: Silahkan saudara periksa lagi di Kitab
Tawarikh ke II pasal 22 ayat 2.
AW: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun
pada masa ia naik raja itu empat puluh dua tahun, dan
kerajaanlah ia di Jerusalem setahun lamanya, maka nama bunda
baginda itu Atalia anak Omri."
BM: Di ayat ini menyebutkan berapakah umur Ahazia
diwaktu menjadi raja?
AW: Di ayat ini menyebutkan diwaktu berumur 42
tahun.
BM: Nah Di dua ayat ini yang manakah yang benar,
diwaktu berumur 22 tahunkah atau berumur 42 tahun. Di satu
ayat menyebutkan Ahazia menjadi raja di waktu berumur 22
tahun, dan di ayat yang lain menyebutkan pada waktu berumur
42 tahun. Bukankah ini menunjukkan perselisihan yang
menyolok sekali di kitab Injil yang dikatakan suci itu.
AW: Ya, perselisihan di dua ayat ini tak dapat
dipungkiri lagi.
BM: Supaya makin bertambah tak dapat dipungkiri
lagi oleh saudara tentang ayat-ayat yang berlawanan di kitab
Bibel itu. Silahkan saudara periksa lagi di kitab Raja-raja
II pasal 24 ayat 8.
AW: Baik, disini ada menyebutkan: "Jojachin pada
masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah
ia di Jerusalem tiga tahun lamanya dan nama bunda baginda
itu Nehusta anak Elmatan dari Jerusalem."
BM: Siapakah nama raja di ayat ini?
AW: Namanya Jojachin.
BM: Silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh
yang kedua pasal 36 ayat 9.
AW: Di sini ada menyebutkan: "Adapun umur
Jehojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun,
maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga bulan dan sepuluh hari
lamanya, maka diperbuatnya barang yang jahat kepada
pemandangan Tuhan."
BM: Buktikan perselisihan yang menyolok pada dua
ayat ini; di satu ayat menyebutkan Jojachin dan di ayat yang
lain menyebutkan Jehojachin. Selanjutnya di satu ayat
menyebutkan kerajaan Jojachin di Jerusalem tiga tahun
lamanya dan di ayat yang lain menyebutkan 3 bulan 10 hari.
Yang manakah yang benar di dua ayat ini, Jojachinkah atau
Jehojachin, dan kerajaan Jerusalem selama 3 tahunkah atau 3
bulan 10 hari? Harap saudara periksa lagi dengan teliti
susunan dua ayat yang saudara baca tadi.
AW: Betul, memang tidak cocok antara dua ayat ini.
(Catatan kaki: Al Kitab yang diterbitkan tahun 1994, Kata
"Yehoyakhin" diganti dengan "Yoyakhin" dan di Alkitab edisi
tahun 1994, kata "tiga tahun" diganti "tiga bulan.")
BM: Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan memang tidak
cocok.
AW: Memang mustahil di kitab suci mengandung
ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang
lain.
BM: Supaya lebih nyata kemustahilannya, teruskan
saudara periksa di kitab Saul yang kedua pasal 23 ayat
8.
AW: Di ayat ini tersusun sebagai berikut:
"Bermula, maka inikah nama segala pahlawan yang mengiringi
Daud, Josech Basjebet bin Tachkemoni, kepala segala penghulu
iapun bergelar penyucuk dan penikam lembing, sebab
ditikamnya akan kedelapan ratus orang dalam sekali saja
berperang."
BM: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada
saudara siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut
ayat ini?
AW: Namanya Josech Basjebet bin Tachkemoni.
BM: Menjabat apakah ia?
AW: Kepala segala penghulu
BM: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali
berperang?
AW: Delapan ratus orang.
BM: Kalau begitu, silahkan saudara periksa di
Kitab Tawarikh yang pertama pasal 11 ayat 11.
AW: Di ayat ini susunan kalimatnya seperti
berikut: "Maka inilah bilangan segala pahlawan yang
mengiringi Daud, Yasobam bin Hachmoni, kepala orang tiga
puluh, yang melayangkan lembingnya kepada orang tiga ratus,
ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali
berperang."
BM: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada
saudara siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut
ayat ini?
AW: Namanya Yasobam bin Hachmoni.
BM: Menjabat apakah ia?
AW: Kepala dari orang tiga puluh.
BM: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali
berperang?
AW: Sebanyak Tiga ratus orang.
BM: Cocokkan dua ayat ini antara yang satu dengan
yang lain?
AW: Terlalu tidak cocok malah dalam dua ayat ini
terdapat 3 macam selisih yang jelas sekali.
BM: Memang. Di satu ayat menyebutkan pahlawan yang
mengiringi Daud bernama Josech Basjebet bin Tachkemoni dan
di ayat yang lain bernama Yasobam bin Hachmoni. Di ayat
inipun menyebutkan Kepala orang tiga puluh. Di ayat itupun
ada menyebutkan lagi Menikam 800 (delapan ratus) orang dalam
sekali berperang dan di ayat yang lain menyebutkan menikam
300 (tiga ratus) orang dalam sekali berperang.
AW: Intermezzo sedikit pak Kyai.
BM: Ya, boleh intermezzo jenis apa?
AW: Saya merasa sungguh kagum, karena Bapak Kyai
hapal diluar kepala tentang ayat-ayat Bibel. Padahal kalau
tidak salah ayat-ayat dikitab Bibel itu ada ribuan. Dengan
cara bagaimana Bapak menghafalnya.
BM: Lain waktu saya bisa terangkan pada
saudara.
AW: Menghafalkannya saja tentu amat berat, Yang
betul-betul mengherankan saya, dapat bapak menunjukkan
dengan tepat letaknya ayat-ayat di Bibel dan tambah
mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat Bibel yang berlawanan
antara satu dengan yang lain. Baik tentang nama-nama
suratnya, pasalnya, maupun ayat-ayatnya, kesemuanya dengan
tepat sekali bapak menunjukkannya. Betul saya bertanya;
malah diantara saudara-saudara yang hadir kemarin malam ada
yang membisikkan pada telinga saya, memberikan dorongan
supaya menanyakan kepada bapak.
BM: Supaya tidak banyak makan waktu, saya jawab
dengan singkat saja, saya kalau menghafalkan sesuatu tidak
hanya menggunakan alat pancaindera lahir (sensus exterior)
semata-mata, akan tetapi juga alat-alat pancaindera bathin
(sensus interior). Keterangan mengenai soal ini cukup
panjang, membutuhkan antara dan waktu tersendiri. Kalau
saudara ada hasrat, lain waktu akan saya jelaskan.
AW: Baiklah kalu begitu, sekarang kita
lanjutkan.
BM: Sebagai bukti, bahwa alat pancaindera bathin
itu dapat menembus, maka saya tembuskan pandangan bathin
saya ke dalam kitab Bibel, untuk saya tunjukkan lagi pada
saudara ayat-ayat di Bibel yang berlawanan.
AW: Terima kasih.
BM: Silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel
yang kedua pasal 24 ayat 1.
AW: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan:
"Bermula maka kembali pula bangkitlah murka Tuhan akan orang
Israil, diajaknya Daud akan lawan mereka itu katanya:
'Bilangkanlah olehmu akan orang Israil dan akan orang
Jehuda.'"
BM: Menurut ayat ini, siapakah yang mengajak Daud
membilang dan melawan orang Israil?
AW: Menurut susunan ayat ini yang mengajak Daud
ialah Tuhan.
BM: Betul, sekarang silahkan saudara periksa di
kitab Tawarikh yang pertama pasal 21 ayat 1.
AW: Baik, dipasal dan ayat ini ada menyebutkan:
"Sebermula, maka pada masa itu, berbangkitlah syetan akan
celaka orang Israil, diajaknya Daud supaya dia membilang
banyak orang Israil."
BM: Menurut ayat ini siapakah yang mengajak Daud
membilang orang Israil.
AW: Berdasarkan ayat ini yang mengajak Daud, ialah
Syetan.
BM: Nah, perhatikan; di satu ayat menyebutkan yang
mengajak Daud adalah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain
menyebutkan, yang mengajak Daud adalah Syetan. Yang manakah
yang benar diantara dua ayat ini, Tuhankah atau syetan.
AW: Ya, betul; ini adalah suatu perselisihan yang
menyolok sekali.
BM: Kalau demikian tentunya saudara dapat
membayangkan, apakah Bibel yang sekarang ini masih tetap
dikatakan sucikah atau sudah dicampuri oleh tangan
manusia.
AW: Kalau sudah terang-terangan begini, tentunya
sulit untuk dipertahankan kesuciannya.
BM: Apakah saudara masih belum merasa puas
bukti-bukti yang saya tunjukkan tentang ayat-ayat Bibel yang
berlawanan antara yang satu dengan yang lain itu?
AW: Sudah cukup jelas.
BM: Jangankan di kitab suci itu sampai terdapat
beberapa ayat yang berlawanan malah satu ayat saja terdapat
ayat yang berselisih dengan ayat lain, sudah cukup alasan
untuk tidak dapatnya dipertahankan dan diyakinkan tentang
kesuciannya.
AW: Kalau begitu kitab Bibel yang dianggap suci
oleh penganutnya itu lantas bagaimana?
BM: Sebetulnya pertanyaan saudara itu harus
dijawab oleh saudara sendiri karena saudara saudara sendiri
masih mempunyai kitab itu. Tetapi saya tolong menjawabnya.
Setiap agama mempunyai kitab suci. Akan tetapi kalau di
kitab sucinya itu ternyata terdapat beberapa ayatnya yang
berselisih atau berlawanan dan tidak cocok antara yang satu
dengan yang lain, apakah penganut-penganut agama itu masih
berkeyakinan bahwa kitab sucinya itu tetap suci. Padahal
yang dinamai kitab suci adalah wahyu, ilham dari Tuhan.
Mustahil sekali kalau wahyu Tuhan itu tidak cocok. Di satu
ayat Tuhan berkata YA lalu di ayat yang lain lagi menyatakan
TIDAK. Di satu ayat Tuhan berkata "A" lalu di ayat lain
Tuhan berkata lagi bukan "A" tetapi "B." Kalau sampai
terjadi demikian, tidak mustahil bahwa tangan manusia sudah
ikut campur di dalamnya.
AW: Betul begitu, Tetapi maaf. Kalau Bapak tidak
berkeberatan, saya minta lagi.
BM: Minta yang mana lagi yang dimaksudkan oleh
saudara?
AW: Minta satu ayat lagi yang berselisih di
Bibel.
BM: Agaknya saudara akan menguji saya tentang
Bibel.
AW: Tidak, betul-betul tidak. Hanya minta satu
saja. Betul-betul saya hanya minta satu ayat saja lagi.
BM: Saudara minta satu ayat lagi atau lebih, saya
bisa tunjukkan. Tetapi waktunya sudah jauh malah. Kecuali
kalau saudara suka menerima sampai pagi.
AW: Tidak, betul-betul hanya minta satu ayat lagi.
Setelah itu kita lanjutkan pasal-pasal yang lain. YANG
HADIR: Teruskan sampai waktu subuh, kita setuju dan akan
tetap tenang.
BM: Baiklah saya penuhi pengharapan saudara
Antonius. Silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang
kedua pasal 10 ayat 18.
AW: Baik, di pasal dan ayat ini ada menyebutkan:
"Tetapi kemudian, larilah segala orang syam itu dari hadapan
orang Israil, maka daripada orang Syam itu dibinasakan Daud
tujuh ratus ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang
berkuda, tambahan pula dikalahkannya Sobach, panglima perang
mereka itu, sehingga matilah ia di sana
"
BM: Cukup dibaca sampai disitu dulu, saya akan
bertanya pada saudara, di ayat ini ada berapakah jumlahnya
kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud.
AW: Di ayat ini menyebutkan 700 (tujuh ratus)
banyaknya yang dibinasakan oleh Daud.
BM: Di ayat itu juga ada berapakah jumlahnya orang
berkuda yang dibinasakan oleh Daud?
AW: Menurut ayat ini ada 40.000 (empat puluh ribu)
orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud.
BM: Dan di ayat itu juga, siapakah namanya
panglima perang yang dibunuh?
AW: Menurut ayat ini panglima perang yang dibunuh
bernama Sobach.
BM: Betulkah semuanya itu, silahkan periksa
lagi.
AW: Betul demikian jawaban-jawaban saya
berdasarkan ayat ini.
BM: Kalau begitu silahkan saudara periksa di Kitab
Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18.
AW: Di sini ada menyebutkan: "Maka larilah segala
orang Syam dari hadapan orang Israil, maka dibinasakan Daud
daripada orang Syam itu tujuh ribu ekor kuda kereta, dan
empat puluh ribu orang yang berjalan kaki, tambahan pula
dibunuhnya Sofach panglima perang itu..."
BM: Saya akan bertanya; Ada berapakah jumlah kuda
kereta yang dibinasakan oleh Daud menurut ayat ini?
AW: Menurut ayat ini, menyebutkan ada 7000 (tujuh
ribu).
BM: Di ayat ini juga yang dibinasakan oleh Daud
apakah 40.000 orang yang berkuda atau 40.000 orang yang
berjalan kaki.
AW: Di ayat ini yang dibinasakan oleh Daud ada
menyebutkan 40.000 yang berjalan kaki, bukan orang
berkuda.
BM: Pun di ayat ini juga, disebutkan siapakah
namanya panglima perang, apakah bernama Sobach-kah atau
Sofach?
AW: Di ayat ini disebutkan bernama Sofach.
BM: Coba saudara perhatikan dengan seksama
perselisihan di dua ayat ini. Satu ayat saja sudah terdapat
3 macam selisih. Di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18
menyebutkan; yang dibinasakan oleh Daud sebanyak 700 (tujuh
ratus) kuda kereta, sedangkan di kitab Tawarikh yang pertama
pasal 19 ayat 18 menyebutkan 7.000 (tujuh ribu) kuda kereta.
Yang manakah yang benar di dua ayat itu. Di kitab Samuel
yang kedua itu juga ada menyebutkan 40.000 (empat puluh
ribu) orang berkuda, sedangkan di kitab Tawarikh I, 40.000
orang berjalan kaki. Yang manakah yang benar, 40.000 orang
berkudakah yang dibinasakan oleh Daud atau 40.000 orang
berjalan kaki. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada
menyebutkan panglima perangnya bernama Sobach sedangkan
dikitab Tawarikh yang pertama menyebutkan panglimanya
bernama Sofach. Yang manakah yang benar, Sobach-kah atau
bernama Sofach?
AW: Sudah cukup puas; saya sudah menyadari dan
saya sudah mulai insyaf.
BM: Mulai sadar dan insyaf yang bagaimana yang
saudara maksudkan?
AW: Jiwa dan kesadaran saya mulai terbuka. Besok
malam saya akan lukiskan kandungan hati saya, setelah saya
menerima jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan saya yang
lain pada Bapak.
BM: Baiklah saya persilahkan.
AW: Apakah sebabnya orang-orang pandai (sarjana)
di negeri Barat banyak yang memeluk agama Kristen? Kalau
agama Islam suatu agama yang benar dan ajran-ajarannya
sesuai dengan Ilmu pengetahuan dan modern, tentunya mereka
masuk Islam.
BM: Sebelumnya saya memberikan jawaban, saya akan
bertanya, saudara sendiri termasuk sarjana. Mengapa saudara
memeluk (tertarik pada, red) agama Islam?
AW: Ya, karena hasil diskusi ini yang membawa saya
lebih menyelami dan memilih ajaran-ajaran agama Islam.
BM: Sekiranya tanpa diskusi yang menghasilkan
tambahnya meneliti ajaran-ajaran Islam, apakah mungkin
saudara menjadi pemeluk agama Islam yang sadar?
AW: Menurut pikiran saya tidak mungkin.
BM: Orang-orang di negeri barat yang saudara sebut
itu sekiranya seperti saudara pula dalam menganut suatu
agama.
AW: Ya, betul.
BM: Memang betul, Karena di zaman ini dari mereka
ada banyak yang sudah memeluk agama Islam atas hasil
penyelidikan dan penelitian yang mendalam.
AW: Akan tetapi ada orang-orang Islam yang
berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen.
BM: Dari manakah saudara ketahui.
AW: Di negeri kita sendiri. Buktinya dengan
bertambahnya pembangunan Gereja, sekolah Kristen nampaknya
sementara senantiasa bertambah jumlahnya.
BM: Apakah orang-orang Islam yang masuk agama
Kristen itu terdiri dari sarjana-sarjana Islam.
AW: Saya tidak mengetahuinya, hanya dari kata-kata
saja. Akan tetapi saya sendiri sampai saat ini belum
menemukan malah belum mendengar sarjana-sarjana Islam masuk
Kristen.
BM: Kalau begitu orang-orang Islam di Indonesia
yang berpindah agama bukan dari hasil penelitian; jadi
masuknya bukan karena keyakinannya.
AW: Mengapa bapak berpendapat demikian.
BM: Saudara membuktikan sendiri bahwa orang-orang
Islam di Indonesia ada banyak sekali, yang miskin, melarat
dan menderita dalam hidupnya. Mereka butuh uang, makan,
pakaian dan obat-obatan, Kesempatan ini dipergunakan oleh
beberapa orang penganut Kristen untuk mempengaruhi mereka
dengan jalan membagi-bagikan makanan, pakaian, obat-obatan
dan lainnya kalau tidak keliru.
AW: Ya, saya pernah baca di majalah Kiblat.
BM: Di zaman ini ada beberapa orang di negeri
barat yang mulanya beragama Kristen setelah menyelidiki dan
meneliti ajaran-ajaran Islam, yang menunjukkan kebenaran
ajaran Islam mereka berterusterang berpindah menjadi
penganut Islam; mereka itu golongan sarjana, malah
diantaranya terdapat pendeta Kristen yang menjadi pemeluk
agama Islam.
AW: Betul, saya sendiri pernah membaca di Majalah
Kiblat.
BM: Jadi sudah jelas, bahwa orang-orang di negeri
yang beragama Kristen lalu berpindah menjadi pemeluk Islam
disebabkan dari hasil penelitiannya tentang kebenaran
ajaran-ajaran Islam, umumnya orang-orang yang di negeri
barat kalau melakukan sesuatu penelitian dan penyelidikan
menggunakan kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka menjadi
penganut Islam dengan kesadaran dan keyakinannya.
AW: saya menerima keterangan bapak.
BM: Sedangkan orang-orang Islam di Indonesia yang
berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan
dari hasil penyelidikan dan penelitiannya yang tentunya
bukan di atas dasar kesadaran dan keyakinannya, melainkan
karena perut lapar, karena hidupnya yang Senin Kamis, butuh
makan, uang, pakaian, maupun obat-obatan. Dengan keterangan
saya ini Saudara bisa bandingkan sendiri sebab musababnya
orang-orang Kristen di negeri Barat yang masuk Islam dan
orang-orang Islam di Indonesia yang masuk agama Kristen.
AW: Tetapi tentu ada juga orang-orang Indonesia
yang tidak miskin masuk agama Kristen
BM: Tetapi tentu itu umumnya bukan berasal dari
penganut agama Islam, mungkin dari agama yang lain lagi.
Jadi masih ada yang akan ditanyakan lagi.
AW: Ya, sedikit, besok malam saja. Sekarang sudah
jauh malam.
BM: Baiklah, besok malam, agar lebih sempurna.
|