BAB 2. KAPAN "INJIL" BARNABAS DIKARANG?
Para pembaca tentu mengerti bahwa dengan ditetapkannya
penanggalan naskah-naskah Barn yang dikenal itu, belum
dijawab secara tuntas pertanyaan kapan sebenarnya naskah
aslinya dikarang. Sebab ada kemungkinan naskah Barn yang
tertua yang kita kenal berasal dari abad ke-16, sedangkan
naskah aslinya lebih tua lagi. Karena itu dalam bab ini akan
dicari jawaban atas pertanyaan apakah dapat diselidiki kapan
Barn dikarang?
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sesudah keempat Injil
yang dimuat dalam Perjanjian Baru, beredarlah bermacam-macam
kitab di dalam Gereja Purba yang dalam beberapa hal
menyerupai Injil-Injil, akan tetapi tidak diakui oleh Gereja
sebagai kitab berwibawa (kitab kanonik). Kitab-kitab itu
disebut injil apokrif. misalnya injil Thomas, injil Petrus,
dan sebagainya. Kitab-kitab tersebut tidak dikarang oleh
Thomas" Petrus" dan lain-lain. Kitab-kitab itu ditulis jauh
kemudian daripada keempat Injil dan tidak diakui oleh
Gereja. Begitulah dalam Gereja Purba pernah disebut adanya
sebuah "injil Barnabas". "Injil" itu untuk pertama kalinya
dicantumkan dalam apa yang disebut Decretum Pseudo-Gelasianum (Decretum
= surat keputusan Paus; pseudo = yang tidak asli). Dalam
surat keputusan Paus itu dicantumkan daftar buku-buku yang
oleh Gereja tidak diakui sebagai kanonik (= berwibawa);
dalam daftar itu disebut juga "'injil" Barnabas. Daftar itu
berasal dari abad keenam sesudah Masehi. Berita yang lebih
tua tentang "injil" itu tidak
ada!1
Lagipula dari zaman Gereja Purba tidak pernah diketemukan
satu ayat pun atau sebagian dari "injil" Barnabas. Dalam
suatu tulisan2
hanya terdapat ungkapan: "Rasul
Barnabas bersabda: dalam pertikaian yang buruk, pihak yang
menanglah yang paling menderita, sebab ia meninggalkan
pertempuran dengan dibebani dosa yang lebih
besar." Namun tidak dinyatakan bahwa ungkapan
itu berasal dari sebuah "'injil" Barnabas. Ungkapan tersebut
dapat pula merupakan tradisi lisan yang turun-temurun.
Apalagi ungkapan itu sama sekali tidak terdapat dalam Barn!
Bahkan beberapa ahli meragukan tentang adanya sebuah "injil
apokrif Barnabas". Tidak ada tanda bahwa sebuah "injil"
Barnabas dipakai di Gereja sampai masa Dekrit Gelasius.
Apalagi perlu kita ingat bahwa bahasa Italia pada waktu itu
belum ada. Memang ada sebuah "surat apokrif Barnabas" yang
menurut para ahli tidak berasal dari Barnabas. Ada pula
kitab apokrif "Kisah Rasul Barnabas", suatu pemalsuan dari
abad kelima, yang ditulis dengan maksud untuk memuliakan
pulau Siprus, di mana menurut keyakinan para penduduknya
terdapat makam rasul Barnabas.
Sebagaimana tadi dikemukakan ada ahli yang meragukan
apakah dalam Gereja Purba memang pernah ada sebuah injil
apokrif Barnabas. Mungkin pada masa silam timbul gagasan
tentang sebuah injil apokrif Barnabas, karena di dalam kitab
"Kisah Rasul Barnabas" terdapat ungkapan yang diartikan
salah. Dalam "Kisah Rasul Barnabas" kita baca: "Sesudah Barnabas mengabar injil yang
diterimanya dari kawan sepelayanannya Matius, ia mulai
mengajar orang-orang Yahudi." Menurut legenda yang
muncul kemudian uskup-uskup Siprus menemukan kembali jenazah
Barnabas dengan Injil Matius yang disalin oleh Barnabas di
atas dadanya. Kalau ceritera itu dituturkan tanpa menyebut
nama Matius, timbullah kesan seolah-olah Barnabas sendiri
mengarang sebuah
Injil.3
Jadi tidak terdapat bukti apa pun bahwa injil apokrif
Barnabas, yang tercantum dalam dekrit Pseudo-Gelasianum itu,
sama dengan Barn!
Jadi melalui jalan ini tidak dapat diteliti kapan Barn
ditulis. Kita harus menyelidiki isi Barn untuk menelusuri
apakah ada tanda-tanda yang dapat menerangkan tanggal
terjadinya Barn. Apakah yang menarik perhatian kita kalau
isinya diselidiki?
1. Pengarang Barn pasti bukan orang semasa Yesus, yang
mengikuti Yesus sebagai murid. Hal itu terbukti antara lain
sebagai berikut:
a) Dalam judul Barn, dan juga di tempat-tempat lain Yesus
disebut "Kristus", akan tetapi dalam fasal 96 Yesus menolak
bahwa Dia adalah Mesias. Jadi pengarang tidak mengetahui
bahwa "Kristus" adalah terjemahan bahasa Yunani dari kata
Ibrani/Aram "Messias" yang sama
artinya!4
b) Menurut fasal 3 Yesus dilahirkan pada waktu Pilatus
memerintah atas Yudea, namun sebenarnya Pilatus menjadi
gubernur pada tahun 26 atau 27 sesudah Masehi" ketika Yesus
berusia ± 30 tahun
c) Dalam fasal 20 diceriterakan bahwa Yesus "berlayar" ke
Nazaret; itu mustahil, sebab Nazaret tidak dapat dicapai
dengan kapal.
d) Dalam fasal 91 dikemukakan bahwa di wilayah Yudea ada
600.000 tentara; hal itu pun mustahil, sebab di seluruh
daerah jajahan Romawi jumlah tentaranya tidak melebihi
300.000 orang.
e) Selama 40 hari Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke
bukit Sinai untuk melakukan syariat puasa 40 hari;
dikemukakan seolah-olah masa puasa semacam itu sudah menjadi
adat-istiadat (fasal 91 dan 92). Padahal pada waktu Yesus
hidup puasa 40 hari itu belum merupakan kebiasaan.
2. Jelaslah pengarang bukan orang sejaman dengan Yesus.
Bahkan dapat kita buktikan bahwa pengarang hidup sesudah
Nabi Muhammad. Muhammad yang hidup beberapa abad sesudah
Yesus, oleh Yesus disebut dan ditunjuk sebagai Mesias. Hal
itu nampak dalam dua fasal. Dalam fasal 44 kita baca
ungkapan Yesus:
"Ya Muhammad, semoga Allah besertamu dan
menjadikan aku layak untuk membuka tali kasutmu, karena
apabila aku memperoleh itu, aku akan menjadi seorang nabi
yang besar serta seorang kudus Allah."
Dalam fasal 97 kita baca percakapan antara seorang imam
dengan Yesus sebagai berikut:
"Maka imam itu bertanya, 'Bagaimanakah Mesias
itu akan dinamakan, dan tanda apakah yang akan menunjukkan
kedatangannya?'
Yesus menjawab, 'Sesungguhnya nama Mesias itu terpuji;
karena nama itu diberikan oleh Allah sendiri, tatkala rohnya
diciptakan Allah dan diletakkan-Nya dalam kemegahan surgawi.
Allah berfirman: Sabarlah Muhammad; karena untukmu Aku akan
menciptakan firdaus, dunia dan sejumlah besar makhluk, yang
Kuhadiahkan kepadamu, sehingga barangsiapa yang memberkati
engkau akan diberkati; dan barangsiapa yang mengutuk engkau
akan dikutuk. Apabila Aku mengutus engkau ke dunia engkau
akan menjadi rasul keselamatan-Ku dan firmanmu itu benar,
bahwasanya langit dan bumi akan gagal, tetapi imanmu tidak
pernah akan gagal.' Muhammad adalah namanya yang diberkati."
Ayat-ayat semacam itu (juga fasal 54) membuat Yesus
semacam Yohanes Pembaptis, yang memaklumkan Sang Mesias.
Karena itu Yohanes Pembaptis tidak pernah disebut-sebut
dalam Barn!
Sebagaimana kita tahu nubuat-nubuat Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru tidak memberikan ramalan yang terperinci
sambil menyebut nama-nama oknum yang kelak akan datang;
nama-nama orang tidak pernah diramalkan. Jadi Barn dikarang
sesudah datangnya Muhammad!
Juga dalam fasal-fasal lain terlihat pengaruh Agama
Islam. Menurut fasal 39 kalimat syahadat ("Tiada Tuhan
melainkan Allah" dan "'Muhammad Rasul Allah") ditulis pada
kedua kuku ibu jari tangan Adam, setelah kalimat syahadat
itu dilihatnya tertulis di angkasa.
Dalam hal-hal lain pun ada hubungan yang menyolok antara
Barn dengan pandangan Islam. Menurut Barn Yesus bukan Anak
Allah (fasal 48, 98 dan 222). Yesus diutus hanya kepada
Israel saja, sedangkan amanat Muhammad adalah untuk segala
bangsa (fasal 82). Barn menegaskan pandangan Islam bahwa
kelak akan dikarang kitab suci yang akan membersihkan kitab
suci yang lebih dulu ditulis dari segala kerusakan (fasal
124, bandingkan fasal 44, 191 dan 192). Anak Abraham yang
harus dipersembahkannya sebagai korban penyembelihan adalah
Ismael dan bukan Ishak (fasal 44). Pada bagian akhir Barn
kita baca bahwa Yudaslah yang disalibkan, bukannya Yesus.
Soal ini perlu ditekankan oleh Barn (fasal 221).
Dengan demikian jelaslah bahwa pengarang Barn hidup
sesudah Muhammad yang wafat tahun 632 itu.
3. Bahkan kita dapat melangkah lebih jauh lagi dan dapat
kita tegaskan bahwa Barn pasti dikarang sesudah tahun
1300. Apakah buktinya?
Dalam fasal 82 Yesus berbicara dengan wanita Samaria
tentang tahun Yobel, yang dirayakan sekali dalam 100 tahun.
Soal ini disinggung juga dalam fasal 83. Menurut Perjanjian
Lama (Imamat 25:8-55 dan 27:16-25) tahun Yobel dirayakan
sekali dalam 50 tahun. Ketentuan itu tidak diubah oleh
Yesus. Baru pada tahun 1300 sesudah Masehi oleh Paus
Bonifacius VIII diperintahkan bahwa tahun Yobel akan
dirayakan sekali dalam 100 tahun! Akan tetapi oleh Paus
Clemens VI pada tahun 1343 ditetapkan bahwa tahun Yobel akan
dirayakan tiap 50 tahun. Jadi pengarang Barn tahu tentang
ketentuan masa 100 tahun untuk merayakan tahun Yobel, dan
dengan tidak disadarinya dinyatakannya seolah-olah oleh
Yesus sendiri ditetapkan bahwa tahun Yobel harus dirayakan
sekali dalam 100 tahun. Jadi dapat kita pastikan bahwa Barn
dikarang sesudah tahun
1300!5
Kesimpulan itu sesuai dengan ciri-ciri lain dalam Barn,
yang mengingatkan kita akan jaman sekitar tabun 1000-1500,
antara lain:
Dalam sembahyang di malam hari (fasal 61)
Yesus memakai ungkapan dari 1 Petrus 5:8 "... si Iblis berjalan keliling sama seperti
singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat
ditelannya", sebagaimana sudah lazim dipakai dalam
sembahyang malam pada Abad Pertengahan.
Dalam fasal 3 kita baca bahwa Yesus dilahirkan oleh Maria
"tanpa merasa sakit"; ini tidak tertulis dalam Perjanjian
Baru, namun mendapat perhatian besar pada Abad Pertengahan.
Dalam fasal 194 Lazarus dan kedua adiknya perempuan
digambarkan memiliki dua desa. Hal itu pun merupakan
gambaran keadaan masa Abad Pertengahan, akan tetapi pada
jaman Yesus mustahil seorang memiliki desa.
Tambahan pula masih dapat ditunjuk panjang dan sifat
Barn. Kitab Barn dapat disebut semacam Diatessaron, artinya
sebuah kitab yang menyatukan bahan-bahan dari keempat Injil
Perjanjian Baru, sehingga isinya lebih tebal dibandingkan
dengan Injil-Injil yang terdapat dalam Perjanjian Baru.
Adapun usaha untuk menyatukan dan menggabungkan keempat
Injil mulai timbul pada abad kedua sesudah Masehi. Kita
kenal beberapa Diatessaron dalam bahasa Italia dari Abad
Pertengahan. Satu di antaranya berasal dari abad ke-14 yang
mengandung ciri-ciri dialek TuskaVenezia (jadi dialek vang
sama seperti Barn), dan di dalamnya terdapat bermacam-macam
ceritera dalam urutan yang sama seperti dalam Barn; dan
urutan yang sama itu tidak terdapat dalam keempat Injil
Perjanjian Baru.
Jadi dapat kita pastikan bahwa Barn dikarang antara tahun
1300 dan akhir abad ke-16 yakni waktu naskah berbahasa
Italia ditulis. Dengan demikian jauh lebih muda usianya
dibandingkan dengan Injil-Injil Perjanjian Baru.
Apakah waktu penulisan Barn dapat kita tentukan lebih
tepat lagi? Besar kemungkinan Barn dikarang semasa Paus
Sixtus V (1585-1590). Coba perhatikan hal-hal sebagai
berikut: sudah kita lihat bahwa pada tahun 1300 ditentukan
agar tahun Yobel dirayakan sekali dalam 100 tahun; kemudian
pada tahun 1349 diambil keputusan untuk merayakannya sekali
dalam 50 tahun; dan pada tahun 1470 diputuskan untuk
merayakannya sekali dalam 25 tahun. Pada tahun 1585 Paus
Sixtus V merayakan tahun Yobel, bukannya karena sudah tiba
waktunya, melainkan karena pada tahun itu ia dipilih sebagai
Paus dan ingin memberikan perhatian khusus kepada tahun
tersebut. Apakah kejadian itu menjadi alasan bagi pengarang
Barn --yang masih ingat bahwa sesudah 1300 tahun Yobel
dirayakan sekali dalam 100 tahun-- untuk menyatakan bahwa
pada masa Mesias tiap tahun merupakan tahun Yobel?
Selanjutnya, dalam kata pendahuluan naskah berbahasa
Spanyol dikemukakan bahwa kitab Barn ditemukan dalam
perpustakaan Paus Sixtus V meskipun kebenaran ceritera itu
masih dipersoalkan. Memang Barn cocok dengan suasana
penindasan yang merajalela di Spanyol dan Italia Utara pada
akhir abad ke-16, ketika orang Yahudi dan penganut agama
Islam dianiaya oleh Inkuisisi. Apakah mungkin kitab itu
ditulis semasa Paus Sixtus V oleh seorang yang dalam hatinya
bersikap pro-Islam, akan tetapi tidak dapat
mempraktekkannya?
Soal tersebut akan dibahas dalam bab berikut. Namun
sekarang sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa Barn dikarang
antara tahun 1300 dan akhir abad ke-16, dan kemungkinan
besar pada masa Paus Sixtus V.
- Catatan kaki:
- 1 Tentang Decretum
Gelasianum periksa E. Hennecke-W. Schneemelcher, New
Testament Apocrypha, London, 1973, hlm. 46-49 juga E.
Schwartz, Zeitschrift fur Neuestestamentliche
Wissensehaft, 29 (1930), hlm. 161-168. Dekrit itu untuk
sebagian berasal dari jaman Paus Gelasius (492-496), akan
tetapi berbagai-bagai bagian, a.l. justru daftar dengan
buku-buku yang ditolak, berasal dari permulaan abad ke-6.
- 2 Codex Baroc. 39
dalam Bibliotheca Bodleiana yang termasyhur di Oxford
(Inggris).
- 3 Periksa Indjil
Barnabas, terjemahan Abubakar/Basjmeleh, dalam "Sepatah
Kata Penjalin" diberi kesan seakan-akan Injil Barnabas
ditemukan di atas dada jenazah, Periksa pula L. and L.
Ragg, The Gospel of Barnabas, hlm. XIV.
- 4 Memang
mengherankan, sebagaimana sudah dikemukakan pada catatan
nomor 2), dalam terjemahan Abubakar/Basjmeleh fasal 14
dan 19 Yesus disebut Al-Masih, padahal dalam naskah
bahasa Italia dan dalam terjemahan Ragg bersaudara kita
temukan nama Yesus. Periksa pula bagian terakhir catatan
nomor 3).
- 5 Dalam terjemahan
Abubakar/Basjmeleh pada halaman 257 oleh kedua
penterjemah diberi catatan sebagai berikut perihal
ungkapan seratus tahun: "Mungkin kekeliruan di atas
terdjadi karena kealpaan penulis yang mencampuraduk
antara L (jang berarti 50) dengan C (jang berarti 100).
Kemungkinan itu bisa terdjadi karena tidak djelasnya
suatu tulisan ta ngan". Perlu kiranya dikemukakan bahwa
dalam naskah bahasa Italia tidak tertulis huruf c,
melainkan kata cento (yang artinya: seratus)!
|