PENGUJIAN WAHYU
Misionaris Kristen sangat gemar mengulang ayat berikut
dari tulisan Paulus. Karya Paulus paling banyak dibanding
semua penulis Injil lainnya. Paulus menulis lebih dari 50%
kitab dan surat-surat Perjanjian Baru. Tepatnya 14 dari 17!
Dalam wahyu yang diakuinya sendiri dia berkata,
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (Injil - 2
Timotius 3: 16-17).
Ini adalah surat pribadi kedua dari Paulus kepada
Timotius (muridnya). Ingatkah Anda bahwa Paulus menasihatkan
Timotius dalam suratnya yang pertama - "Janganlah lagi minum
air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung
pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah." (1
Timotius 5: 23)? Sekarang Paulus memberikan Timotius nasihat
spiritual yang lebih penuh harapan, dan dapat diadaptasikan
lebih luas untuk para pendengar.
Tetapi siapakah Timotius? Dia direkrut untuk menolong
Paulus dalam misi yang ditunjuknya sendiri. Dia adalah anak
dari ayah seorang Yunani dan ibu seorang Yahudi, sehingga
sesuai hukum Yahudi, Timotius adalah seorang Yahudi. Tetapi
dia seorang Yahudi yang tidak dikhitan. Agar membuatnya
"halal", Paulus mengharuskan Timotius berkhitan (Kejadian
16: 3).
Dalam ayat tersebut, Paulus menasihatkan Timotius masalah
"kitab suci Injil". Injil yang dijadikan acuan oleh Paulus
bukanlah salah satu yang kemudian dikenal sebagai "Injil
Matius" atau "Injil Lukas" atau "Injil Yohanes". Semua Injil
ini belum ada dan baru dibuat beberapa dekade dan abad
kemudian. Paulus tidak mempunyai pengetahuan tentang
kitab-kitab tersebut. Paulus memberi Timotius "Kitab Suci"
yang sudah dikenalnya sejak "masa kanak-kanak" Kitab orang
Yahudi seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama.
(Lihatlah hal tersebut pada 2 Timotius 3: 15).
Karena ayat 16 yang sedang didiskusikan ini digunakan
dengan luas oleh para misionaris Kristen untuk membuktikan
kebenaran Injil secara keseluruhan, kita akan menggunakannya
sebagai sebuah uji kasus.
Ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa jika
setiap tulisan berasal dari Tuhan, dia akan bermanfaat
untuk:
- Doktrin: Pengajaran
- Teguran: Untuk menghukum, memarahi, untuk menunjukkan
kepada umat apa yang salah dalam hidup mereka.
- Koreksi: Berguna untuk memperbaiki kesalahan.
- Instruksi kepada kebenaran: untuk melatih dan
mengajarkan kita bagaimana hidup secara benar.
Menurut saya, empat judul katagori Firman Tuhan di atas
adalah sangat beralasan. Saya telah menanyakan umat Kristen
apakah mereka dapat menemukan judul kelima untuk katagori
Firman Tuhan, dan berdasarkan pengalaman tidak pernah saya
peroleh judul yang sesuai. Kita akan biarkan seperti itu.
Sekarang marilah kita kembali ke pasal 38 dari kitab
kejadian yang terkenal itu untuk menganalisanya. Sangat
penting untuk membaca dengan teliti keseluruhan pasal
tersebut sehingga tidak seorang Misionaris pun pernah dapat
menuduh Anda membaca Injil di luar konteks.
Apakah konteksnya? Lima ayat yang pertama berbicara
tentang Yehuda dan tiga orang saudara kandungnya. Yehuda
adalah ayah bangsa Yahudi yang darinya kita turunkan kata
"Judea" dan "Judaism." Juga Juda (bahasa Ibrani: Huda; juga
bahasa Arab). Huda menjadi Hudi dan Yahudi, berarti bangsa
Yahudi.
Yehuda mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan
Syela. Anak yang pertama menikah dengan seorang wanita yang
bernama Tamar. Tetapi ayat tujuh menulis kematian Er yang
terlalu cepat.
"Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata
Tuhan, maka Tuhan membunuh dia." (Injil - Keja-dian 38: 7).
Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam 2 Timotius 3:
16 untuk menguji apakah tulisan tersebut berasal dari Tuhan,
tanyakanlah teman misionaris kita: dalam judul apa ayat ini
akan ditempatkan? Di bawah
- Doktrin,
- Teguran,.
- Koreksi,
- Instruksi kepada kebenaran(?).
Teman kita tersebut tidak akan kesulitan mendapatkan
jawaban yang benar, "teguran!" Pelajaran yang didapat adalah
jika kita melakukan sesuatu yang jahat dalam pandangan
Tuhan, Dia akan menghancurkan kita. Itulah kandungan
moralnya; itulah pelajarannya!
Dalam Kejadian 38: 8 dikatakan bahwa seorang tua bernama
Yehuda mengatakan kepada anak keduanya, Onan, untuk menikah
dengan janda almarhum kakaknya agar mendapatkan seorang anak
darinya untuk meneruskan nama almarhum kakaknya, karena dia
meninggal tanpa mempunyai anak. Dalam bangsa Yahudi nama
seseorang tidak boleh hilang.
Di dalam Injil tertulis:
"Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan:
'Hampirilah istri kakakmu itu (maksudnya, lakukanlah
hubungan seksual dengannya), dan bangkitkanlah keturunan
bagi kakakmu'.
Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya
nanti (anak tersebut tidak akan membawa namanya);
Sebab itu setiap kali ia menghampiri istri kakaknya itu, ia
membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi
keturunan kepada kakaknya.
Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan,
maka Tuhan membunuh dia juga." (Injil - Kejadian 38: 8-10)
Tuhan membunuh Onan atas rasa irinya. Dia tidak
menghendaki nama almarhum kakaknya terus hidup sebagaimana
yang dikehendaki hukum. Tanyakanlah kepada para penginjil,
di bawah judul yang mana akan diletakkan perbuatan Tuhan
tersebut? Di bawah: Doktrin? Teguran? Koreksi? Atau
Instruksi kepada kebenaran?
Jawabannya seperti yang sebelumnya, yaitu "teguran!"
Masalah ini tidak membebani pikirannya.
Saya harap Anda telah membingkai ayat 15-18 seperti yang
diinstruksikan pada halaman 21. Pasal yang pendek ini,
Kejadian 38, adalah bagian pornografi yang paling mesum
dalam sebuah "Kitab Tuhan". Setelah membacanya berkali-kali,
buatlah catatan.
Yehuda memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang
tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah
cukup dewasa untuk menikah, dia akan memanggilnya untuk
memenuhi tugasnya memberi Tamar seorang bayi untuk
mengekalkan nama almarhum suaminya, Er.
Yehuda adalah orang yang percaya kepada takhayul. Dia
telah kehilangan dua orang anak laki-lakinya karena Tamar,
menantunya, dan dia tidak berani mengambil resiko kehilangan
anak yang tinggal satu-satunya, Syela, Yehuda ketakutan
"Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu." (Injil
- Kejadian 38: 11).
Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, tetapi
ayahnya tidak memanggil Tamar untuk menikah dengan Syela
sehingga Tamar dapat mengandung seorang anak yang membawa
nama almarhum suaminya.
Tamar ingin balas dendam atas kelalaian Yehuda melakukan
tugasnya. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya sedang pergi ke
Timna untuk mencukur dombanya. Tamar merencanakan untuk
mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan,
mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak
akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda
melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna
Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar),
".... 'Marilah, aku mau menghampiri engkau,'
(sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya
perempuan itu: Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai
engkau mengirimkannya kepadaku'..." (Injil - Kejadian 38:
16).
Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau
kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada
Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seksual
dengannya. Tamar bukanlah seorang yang dapat terbuai oleh
ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah
dipikirkan dan dilakukan secara baik. Dia menawar, "Apakah
jaminannya bahwa anak domba tersebut akan dikirim?" "Apa
jaminan yang Anda inginkan?", tanya Yehuda. "Cincin dan
gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan
gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda
pegang saat ini." Laki-laki tua tersebut menyerahkan
barang-barang yang diminta dan berhubungan seksual dengan
menantunya. Dari hubungan ini Tamar mengandung. (Jangan lupa
bahwa Er dan Onan gagal membuat Tamar mengandung).
Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin tampak.
Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah "melakukan
pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan tersebut"
sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk
marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, "Bawa dia keluar
(perempuan jalang tersebut), dan bakar dia." Sebelum ini dia
adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak
laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang
perempuan jalang dan patut dibakar hidup-hidup!
Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Sebelum
mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cincin,
kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah
permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertanggung
jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, "Bersama laki-laki
yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini mengandung."
Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata,
".... 'Bukan aku, tetapi perempuan itulah
yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada
Syela, anakku yang masih hidup'. Dan dia tidak bersetubuh
lagi dengan perempuan itu." (Injil - Kejadian 38: 26).
Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara
Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri),
bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran
perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan
berdasarkan hukum Musa Alaihis-salam, dia harus sangat
berhati-hati dalam memberi tanda "anak pertama". Jika wanita
melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati
dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan
adanya ketidakadilan, karena anak pertama menerima bagian
yang terbesar dari warisan ayahnya.
Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut
ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang
merah tua untuk menandakan bahwa "Inilah bayi yang pertama
lahir!" Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk amak yang baru
lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya ke dalam
kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir,
dan bidan berseru,
"...'Alangkah kuatnya engkau menerobos
keluar; maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah
saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang
kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah." (Injil -
Kejadian 38: 29-30).
Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati antrian,
seorang yang telah membuat orang lain keluar dari
gilirannya, dan Zerah berarti "merah" dalam bahasa Ibrani
karena dia memiliki benang merah pada tangannya.
Pertanyaannya adalah, Apa kandungan moral dari seksologi
Injil pada pasal 38 kitab pertama yang terkenal ini? Tuhan
membunuh Er: Pelajaran yang kita dapatkan adalah "teguran!"
Tuhan membunuh Onan: Lagi-lagi pelajarannya adalah
"teguran!"
Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan
mendapatkan anak haram yang kembar yang kemudian dianugrahi
menjadi nenek moyang satu-satunya "anak Tuhan!" Apa
kandungan moralnya? Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!
Di bawah judul apa Anda akan menempatkan cerita mesum
ini? Apakah?
- Doktrin?
- Teguran?
- Koreksi?
- Instruksi kepada kebenaran?
(Injil - 2 Timotius 3: 16-17)
Jika kita tidak dapat memasukkan cerita mesum ini di
bawah 4 judul tersebut dalam sebuah kitab Tuhan, maka kita
terpaksa membuat judul kelima. Judul kelima yang tepat
adalah - Pornografi.
Yehuda, Bapak bangsa Yahudi (darinya diturunkan kata-kata
- Jew, Judaism, Judea, dll), dan Tamar (menantunya) serta
keturunannya yang haram --Peres dan Zerah-- diabadikan
perbuatan haramnya di dalam yang dinamakan Kitab Tuhan:
"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud,
anak Ibrahim. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak
memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah
dari Tamar ..." (Injil - Matius 1: 1-3).
Di dalam setiap Injil yang menyediakan referensi silang,
dimana kalimat "Yehuda memperanakkan peres dan Zerah dari
Tamar" disebutkan, catatan marginal menunjuk ke Kejadian
pasal 38 dengan kemesumannya secara terperinci.
Onan juga mempunyai label yang "termahsyur" (termahsyur
keburukannya!). Setiap kamus terkenal mengabadikan perbuatan
seksual yang tidak wajar akibat iri hati dalam judul -
Onanisme. Dosa Onan; Coitus interruptus (berasal dari Onan,
anak laki-laki Yehuda - Kejadian 38: 9).
Anak Tuhan atau Anak Roh Kudus!
Umat Kristen dalam semangat yang besar untuk memproduksi
sebuah silsilah bagi Tuhannya, telah menemukan dua silsilah,
sebuah oleh Matius dan yang lainnya oleh Lukas. Di antara
dua daftar leluhur Yesus ini mereka memberinya enam puluh
enam ayah dan kakek. Dari kedua daftar ini tidak ada nama
yang identik, kecuali Yusuf (tukang kayu) yang tidak ada
jalan lain disebut sebagai ayah Yesus Kristus, seperti yang
dikatakan Matius kepada kita:
".... Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROH
KUDUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami
istri ... malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan
berkata: 'Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil
Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam
kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Injil - Matius 1:
18-20).
Matius, dalam ketiga ayat tersebut menegaskan dua kali
bahwa Roh Kudus-lah yang menyebabkan Mariam hamil. Dengan
definisi yang kita ketahui bahwa dalam setiap bahasa di
dunia seorang yang bertanggung jawab menghamili seorang
wanita adalah ayah sebenarnya dan bukan yang dianggap ayah.
Dari sini, berdasarkan pernyataan yang tegas dari Matius,
Roh Kudus adalah ayah yang sebenarnya dari Yesus dan bukan
Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia Kristen harus meninjau ulang
teologi mereka dengan menyebut Tuhan, sebagai Anak Roh Kudus
dan BUKAN Anak Tuhan.
|