Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?

oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang |

   Pribadi Yesus dan Ajarannya
          
   Yesus  yang  menurut  orang Kristen dan Katolik adalah Allah
   Putera yang turun ke dunia untuk menjadi manusia dan penebus
   dosa umat manusia, memang dapat diakui sebagai tokoh sejarah
   yang hebat. Tahun dibagi menjadi dua  ialah  sebelum  Masehi
   dan  sesudah  Masehi.  Terhadap  tokoh  ini  beraneka  ragam
   pendapat. Golongan Yahudi, berpendapat bahwa Yesus itu tokoh
   pemberontak   dan   pengacau.  Golongan  Kristen,  memujanya
   sebagai pribadi Allah  yang  turun  mengejawantah.  Golongan
   Islam  berpendapat  bahwa  Yesus  seorang Nabi besar, tetapi
   bukan putera Allah.
 
   Lepas dari semua pandangan yang berbeda, kalau kita meninjau
   tokoh  ini  memang  merupakan  tokoh  yang boleh dibanggakan
   pengajaran-pengajarannya. Beliau mengajarkan kerendahan hati
   yang   tulus:   "Jika  engkau  ditampar  pipamu  yang  kiri;
   serahkanlah  yang   kanan."   Sikap   munafik   ditentangnya
   hebat-hebatan.  "Jika engkau berdoa, masuklah kedalam rumah,
   tutuplah pintu dan  berdoalah  kepada  Bapamu  yang  ada  di
   tempat  tersembunyi" (Mateus 6: 6). Dan sabdanya: "Janganlah
   berdoa seperti orang munafik, yang suka bertdoa  ditepi-tepi
   jalan dan ditikungan jalan supaya dilihat orang."
 
   Dalam  memberi  dermapun Yesus mengutuk sikap munafik, "Jika
   engkau memberi sedekah, janganlah diketahui oleh tangan kiri
   apa yang dibuat oleh tangan kanan" (Mateus 6: 3). Juga dalam
   hal berpuasa sikap munafik yang hanya  ingin  dilihat  orang
   lain  sangat dicela oleh Yesus: "Jika engkau berpuasa jangan
   muram mukamu, tetapi minyakilah rambutmu dan cucilah  mukamu
   supaya  orang  lain  tak  melihat  engkau  sedang  berpuasa"
   (Mateus 6: 16-18).
 
   Yesus  mengajar  kepada  kita  untuk  percaya  betul  kepada
   penyelenggaraan  Ilahi,  supaya  kita  tidak membalas dendam
   kepada orang lain. Untuk  itu  periksalah  Mateus  pasal  6.
   Orang  dari  agama  apapun  bisa  menghargai Yesus dan semua
   ajarannya. Bagiku Yesus adalah Guru  yang  baik,  Guru  yang
   mengajarkan  kebaikan  dan kesolehan yang tidak dibuat-buat.
   Beliau paling membenci sesuatu hal  yang  dibuat-buat,  hari
   Sabat yang dianggap keramat oleh golongan Parisi didobraknya
   karena  mereka  melaksanakan   hukum   hari   Sabat   secara
   berlebih-lebihan   sehingga   cinta   kasih   kepada  sesama
   diabaikan demi kekeramatan hari Sabat.
 
   Yesus  mengajar  dengan  bahasa  rakyat,  bahasa  yang  bisa
   dimengerti oleh rakyat jelata. Beliau bukan saja mengajarkan
   kesederhanaan, tetapi beliau juga melaksanakan kesederhanaan
   itu. Beliau tidak hanya mengajar supaya kita mencintai orang
   lain, tetapi beliau juga  melaksanakan  cinta  kasih  dengan
   menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menolong
   penganten yang  nyaris  kehabisan  anggur  di  tengah-tengah
   pesta mereka.
 
   Yesus  juga  contoh  pribadi yang tidak segan-segan berkata:
   "Tidak" jika memang  keyakinannya  demikian.  Beberapa  kali
   orang   Parisi   mencoba   menjebak   dia,  namun  dia  bisa
   membalikkannya dengan  begitu  tepat.  Ketika  orang  Parisi
   bertanya:  "Perlukah  kita  membayar  pajak?"  Yesus  dengan
   pertanyaan  ini  dihadapkan  kepada  buah  simalakama,  pata
   posisi  yang sulit. Jika dia berkata: '~tidak,, dia dianggap
   pemberontak.  Jika  menjawab:  "ya,"  mereka  akan   berkata
   mengapa  utusan  Allah  lebih rendah dari pada Kaisar. Dalam
   keadaan seperti itu Yesus balik  bertanya:  "Coba  tunjukkan
   uang  itu.  Gambar siapakah itu?" Jawab kaum Parisi: "Gambar
   Kaisar." Kemudian Yesus berkata: "Serahkanlah kepada  kaisar
   yang  menjadi  hak  kaisar dan kepada Tuhan apa yang menjadi
   hak Tuhan."
 
   Saya  mengakui  bahwa   pribadi   Yesus   begitu   agungnya,
   sampai-sampai  seluruh  hidupnya dicurahkan untuk memberikan
   perhatian kepada orang kecil. Saya menghormati  pribadi  ini
   sebagai  pribadi  yang  mendobrak ketidakadilan, dan menolak
   kultus individu. Kepada orang yang disembuhkan  dari  sakit,
   dia  selalu  berpesan agar tidak dikatakan kepada orang lain
   peristiwa penyembuhannya itu.
 
   Tentang kemurnian hidup beliau  mengajarkan:  "Setiap  orang
   yang  memandang  seorang  wanita,  dan menginginkannya sudah
   berzina di dalam hatinya"  (Mateus  5:  28).  Dalam  memilih
   murid-muridnya Yesus tidak memandang dari mana asal usulnya.
   Mateus, seorang penarik bea yang dalam pandangan  masyarakat
   Yahudi  bukan  profesi  yang  baik,  dipilih sebagai seorang
   muridnya. Petrus seorang nelayan sederhana, dipilih  sebagai
   tua-tua murid yang lain.
 
   Yesus   tidak   menyukai   kekerasan,  walaupun  itu  kepada
   musuhnya. Ketika Petrus memarang telinga tentara  yang  akan
   menangkap Yesus sehingga daun telinganya putus, daun telinga
   itu  justru  diambil  oleh  Yesus  dan  dilekatkan   kembali
   ketempat asalnya.
 
   Kepada  orang  yang mendengarkan pengajarannya, beliau tidak
   melupakan kesejahteraannya.  Ketika  pada  waktu  makan  dan
   tidak  tersedia makanan, Yesus mengambil sepotong roti kecil
   dan dua ekor ikan  yang  dibawa  oleh  anak  kecil  kemudian
   diperbanyak  olehnya  dan  dibagikan kepada orang-orang itu;
   tetapi    manakala    pada     kesempatan     lain     orang
   berbondong-bondong mengikuti, justru Yesus menolaknya karena
   tahu bahwa motivasinya  karena  ingin  roti  hasil  mukjijat
   Yesus.
 
   Tiada    suatu   pengaruh   lain   yang   bisa   melenyapkan
   peoghormatanku pada Yesus Kristus sebagai pribadi  pembaharu
   peradaban manusia.


Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia? Oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto Penerbit PERSATUAN Jln. KHA Dahlan 103, Yogyakarta, 1977


| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang |
| ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |

Please direct any suggestion to Media Team