Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?

oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang |

   ISLAM YANG KUAT DAN PEMELUKNYA YANG LEMAH
 
   1. Telah berabad-abad lamanya umat  Islam  menduduki  posisi
   yang  lemah. Hal ini terutama karena penjajahan bangsa barat
   dan disebabkan oleh kebekuannya dalam cara berfikir.  Bangsa
   penjajah   berhasil   mengadu   domba   sesama   bangsa  dan
   negara-negara Islam sehingga amat sukar mempersatukan mereka
   dalam  satu  kerja  sama dan satu tujuan. Barulah pada akhir
   abad ke 19 lahir kebangkitan umat  Islam  untuk  memperbaiki
   posisinya  kembali.  Kebangkitan ini bermula pada penggalian
   ajaran-ajaran Islam yang murni  yang  sekian  lama  tertutup
   oleh   bid'ah   khurafat  dan  tahayyul,  oleh  pengkramatan
   terhadap sesama manusia. Kemudian  diikuti  oleh  terbukanya
   semangat  dan  kesadaran dakwah Islam serta amar makruf nahi
   munkar, lalu menjelmalah semangat mencapai kemerdekaan bebas
   dari  penjajah  bangsa asing dan penjajahan feodalisme. Maka
   terbukalah pula hikmah untuk meningkatkan  ilmu  pengetahuan
   serta hasrat untuk sejajar dengan lain-lain bangsa.
 
   2.  Kemerdekaan  berfikir yang dianjurkan Islam mulai nampak
   bentuknya, antara lain dengan  penangkapan  yang  logis  dan
   ilmiyah tentang ajaran-ajaran aqidah serta hikmah ibadah dan
   seluruh aspek kemasyarakatan dari semua  ajaran  Islam  itu.
   Maka  terbukalah  pintu-pintu diskusi dan pertukaran pikiran
   mengenai   ajaran-ajaran   agama   Islam   sehingga    dapat
   diselaraskan tengan kemajuan jaman dan kemajuan perkembangan
   pikiran manusia. Segala syariat agama dapat dipahami  dengan
   jelas,  juga  mengenai  kepercayaan dan i'tiqad. Berdasarkan
   kesemuanya itu berkembang majulah  usaha-usaha  tabligh  dan
   dakwah  dengan  cara  dan uraian yang praktis, sesuai dengan
   kemajuan zaman lagi mudah diterima oleh akal,  tidak  berisi
   dengan  dogma  atau kepercayaan yang dipaksakan. Dari ajaran
   Islam yang telah  diungkapkan  ternyata  memancar  kesadaran
   dakwah  dan  tabligh itu sebagai suatu kewajiban yang mutlak
   bagi  setiap   orang   Mukmin   sesuai   menurut   kemampuan
   masing-masing,  demikian pula anjuran untuk berdakwah dengan
   kerja sama  dan  aturan  yang  rapih.  Ini  telah  mendorong
   bangkitnya para muballighin dalam segala tingkatan, pria dan
   wanita, tanpa  kecuali.  Mereka  untuk  mendapat  pelajaran,
   tetapi  mereka  sengaja mendatangi sasaran dan tujuan dakwah
   yang diperlukan. Dan inilah  yang  memang  dituntunkan  oleh
   Rasulullah.
 
   3.  Hal-hal  khusus  yang perlu dikemukakan tentang kekuatan
   dakwah yang terkandung dalam ajaran Islam ialah antara lain:
 
   a. Jika dalam agama Masehi hanya orang-orang  tertentu  yang
   diperkenankan  menyebarluaskan agama, maka dalam agama Islam
   setiap orang berkewajiban menyiarkan agamanya  walaupun  dia
   baru  mengetahui satu ayat Al-Quran saja. Ini ternyata jelas
   dalam sabda Nabi: "Sampaikanlah dari padaku  walaupun  hanya
   satu ayat."
 
   b. Berpuluh-puluh ayat dari firman Allah dalam Al-Quran yang
   memerintahkan berdakwah amar ma'ruf nahi munkar, antara lain
   Surat  Ali  Imran  ayat 104 yang memerintahkan kaum Muslimin
   untuk bertindak  dengan  membentuk  umat  terorganisir  guna
   melaksanakan kewajiban tersebut.
 
   c.   Jika   dalam   agama  Masehi  kehidupan  keagamaan  dan
   kesosialan pemeluknya diatur seluruhnya  oleh  gereja,  maka
   dalam   agama  Islam  hal  semacam  itu  tidak  ada.  Masjid
   merupakan tempat beribadah dan dapat  juga  digunakan  untuk
   memusyawarahkan   kepentingan  agama  dan  ummatnya,  tetapi
   masjid dan imamnya tidak menguasai kehidupan keagamaan serta
   kesosialan  umat.  Umat  Islam  bebas  untuk  bergerak dalam
   lapangan keagamaan dan kesosialan diluar pengaruh masjid dan
   imamnya.  Dengan  demikian  agama  Islam  dapat  lebih  jauh
   meresap dalam masyarakat.
 
   d. Jika dalam agama Masehi yang dapat menjadi pemimpin  atau
   imam  serta  khatib hanyalah pastor atau pendeta, maka dalam
   agama Islam setiap orang dapat bertindak sebagai  imam  atau
   khatib  asalkan mampu. Bahkan wanita diperkenankan bertindak
   sebagai imam dalam shalat jamaah khusus wanita.
 
   e.  Jika  dalam  agama  Masehi   terutama   agama   Katolik,
   mempersoalkan  masalah  kepercayaan adalah setengah tertutup
   atau tertutup, maka dalam agama Islam selalu  terbuka  pintu
   seluas-luasnya  untuk  bertukar  pikiran  atau mendiskusikan
   segala  ajaran  agama  termasuk  soal-soal  kepercayaan  dan
   hukum-hukum  agama.  Dengan demikian ilmu-ilmu agama menjadi
   meningkat dan berkembang. Ini lebih menarik perhatian  orang
   kepada Islam.
 
   f.  Ajaran Tauhid Islam yang jelas dan tegas tentang keesaan
   Allah dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta ajaran ibadah
   yang  praktis dan rasionil, demikian pula hukum keluarga dan
   kemasyarakatan yang lengkap.
 
   4. Apa yang diuraikan  diatas  adalah  kekuatan  yang  mampu
   mendorong   perkembangan   tersiarnya  agama  Isiam  melalui
   kegiatan para muballigh  dan  guru-guru  dan  bahkan  setiap
   orang  mukmin.  Jadi  apabila  kekuatan itu digunakan dengan
   sepertiganya dan kewajiban berdakwah  itu  dapat  diresapkan
   kepada  seluruh  umat Islam, sesungguhnya usaha dakwah Islam
   akan  mampu  menutupi  kekurangan  atau  kelemahan   tentang
   pembeayaan,  tenaga  ahli  dan sebagainya. Organisasi dakwah
   sebagai yang ada  sekarang  ini  kalauperlu  dapat  ditambah
   menurut    bidangnya    masing-masing.   Koordinasi   antara
   organisasi-organisasi  itu   diatur   dengan   lebih   rapi,
   pendidikan  kader  muballigb ditingkatkan mutunya, kesediaan
   dan tekad berdakwah lebih  disemangatkan,  pengumpulan  dana
   dakwah   diaktifir  serta  dikampanyekan.  Kelompok-kelompok
   diskusi dalam kalangan generasi muda dan  cendekiawan  lebih
   sering   diadakan   yang   acaranya   penganalisaan  tentang
   perbandingan agama. Juga  dialog  antar  agama  tidak  boleh
   diabaikan.
 
   5.   Adapun   yang  terpenting  langkah  dakwah  sebagaimana
   tersebut di atas adalah ditujukan untuk memberikan kesadaran
   dan  pengetahuan tentang agama Islam kepada pemeluknya, agar
   supaya mereka tidak akan sampai dapat  dialihkan  agamanya.
   Di  samping  itu menyebarluaskan kebenaran i'tikad Islam dan
   kemanfaatan ajaran Islam  bagi  kebangunan  dan  pembangunan
   masyarakat.  Kemudian  membuktikan kebaikan ajaran Islam itu
   dengan langkah dan usaha perbaikan sosial yang nyata. Dengan
   perbentengan  semacam  itu  dapatlah semaksimal mungkin umat
   Islam  diselamatkan  dari  langkah  kristenisasi  atau  dari
   hal-hal   lain  yang  akan  mengalihkan  agama  mereka  atau
   mengaburkan keislaman mereka.


Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia? Oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto Penerbit PERSATUAN Jln. KHA Dahlan 103, Yogyakarta, 1977


| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang |
| ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |

Please direct any suggestion to Media Team