|
|
Yesus dan Hukum Taurat Apakah yang disebut Kitab Taurat? Taurat adalah merupakan kumpulan lima buah Kitab yang kemudian dikenal sebagai dikarang oleh Musa yang sekarang diterima oleh Umat Kristen sebagai lima Kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Ke-lima Kitab itu ialah: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulang-tutur (Ulangan). Di dalam Kitab Taurat memuat Kisah penciptaan bumi langit, sejarah manusia pertama, panggilan Tuhan kepada Ibrahim, riwayat keturunan Ishak yang kemudian dikenal sebagai bangsa Israel, perbudakan bangsa Israel oleh Bangsa Mesir, panggilan Tuhan kepada Musa untuk menyelamatkan Bangsa Israel juga memuat tentang hukum-hukum moral yang wajib ditaati oleh Bangsa Israel. Apakah tugas Yesus sehubungan dengan Hukum Taurat? Yesus sendiri menegaskan misinya: "Janganlah kamu menyangka, bahwa AKU datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena itu aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil dan mengajarkan demikian, ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Sorga" (Mateus 5: 17-19). Salah satu HUKUM TAURAT ialah tentang SUNAT. Sunat dalam Hukum Taurat dipandang sebagai satu perjanjian dengan Tuhan. Hal ini dapat kita baca dalam Perjanjian Lama. "Lagi firman Allah kepada Ibrahim: -Dari fihakmu, engkau harus memegang perjanjian-KU, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-KU, yang harus kamu pegang, perjanjian antara AKU dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatannya dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara AKU dan kamu" (Kejadian 17: 9-11). Sunat, yang dipandang oleh Tuhan sebagai tanda perjanjian antara Tuhan dan Ibrahim (serta keturunannya) telah dianggap sesuatu yang tidak ada gunanya oleh Paulus. "Sunat memang ada gunanya, jika engkau menaati Hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah sunat?" (Surat Paulus kepada orang Kristen di Rom 2: 25-26). Ternyata Paulus begitu pandai sekali memutar-balikkan kalimat. Bagaimana mungkin orang yang tak bersunat bisa dikatakan memperhatikan Hukum Taurat, jika Sunat itu sendiri merupakan suatu kewajiban dari Hukum Taurat? Kalau kita perhatikan ucapan Yesus di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa: Paulus akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Allah. Paulus dapat dianggap penyesat dari Hukum Taurat yang Yesus sendiri tidak berani merubahnya. Kita ambil contoh lain dari begitu banyak Hukum Taurat yang dilanggar oleh murid-murid Yesus sendiri, Hukum itu ialah tentang hukum hari Sabat. "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-KU harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara AKU dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Aku-lah TUHAN, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari Kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi Tuhan; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati" (Kejadian 31: l3-15). Hari Sabat dan segala kekudusannya yang sudah begitu tinggi ditegaskan oleh Tuhan sampai-sampai kepada siapa yang melanggar ancaman hukumannya adalah mati, telah dilanggar sendiri oleh para murid Yesus dengan memetik gandum pada hari Sabat (Mateus 12: 2). Akan kita menaruh hormatkah kepada mereka yang melanggar hukum Taurat padahal guru mereka sendiri mengatakan bahwa kedatangan-NYA bukan untuk merubah hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya. Kita kembali pada pertanyaan: Siapakah Penolong yang datang sesudah Yesus? Pauluskah? Sekarang kita sendiri dapat menjawab dengan tegas bahwa Penolong yang dimaksud oleh Yesus yang akan datang sesudah beliau adalah bukan PAULUS, karena Paulus telah menyelewengkan salah satu hukum Taurat tentang sunat yang oleh Yesus orang semacam Paulus dikatakan sebagai orang yang paling rendah dalam Kerajaan Allah. Kalau kita mau kembali ucapan Yesus: " dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," dan dapat kita baca, " selamatkanlah mereka dalam ajaran Allah, ajaran para nabi dan ajaran seorang penolong yang datang sesudah Yesus, " Pertanyaan siapakah penolong itu ternyata belum dapat kita jawab sekarang. |
|
|
|
| Indeks Antar Agama |
Indeks Artikel | Tentang
Pengarang | Please direct any suggestion to Media Team |