Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?

oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang |

   Yesus dan Hukum Taurat
          
   Apakah  yang  disebut  Kitab Taurat? Taurat adalah merupakan
   kumpulan lima  buah  Kitab  yang  kemudian  dikenal  sebagai
   dikarang  oleh Musa yang sekarang diterima oleh Umat Kristen
   sebagai lima Kitab pertama dalam  Perjanjian  Lama.  Ke-lima
   Kitab  itu  ialah:  Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan
   Ulang-tutur (Ulangan). Di dalam Kitab  Taurat  memuat  Kisah
   penciptaan  bumi  langit, sejarah manusia pertama, panggilan
   Tuhan kepada Ibrahim, riwayat keturunan Ishak yang  kemudian
   dikenal sebagai bangsa Israel, perbudakan bangsa Israel oleh
   Bangsa   Mesir,   panggilan   Tuhan   kepada   Musa    untuk
   menyelamatkan  Bangsa Israel juga memuat tentang hukum-hukum
   moral yang wajib ditaati oleh Bangsa Israel.
 
   Apakah tugas Yesus sehubungan  dengan  Hukum  Taurat?  Yesus
   sendiri menegaskan misinya: "Janganlah kamu menyangka, bahwa
   AKU datang untuk meniadakan hukum  Taurat  atau  Kitab  para
   nabi.  Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
   menggenapinya. Karena itu aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
   selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
   titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum  Taurat,  sebelum
   semuanya  terjadi.  Karena  itu  siapa yang meniadakan salah
   satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil  dan
   mengajarkan  demikian,  ia akan menduduki tempat yang paling
   rendah dalam Kerajaan Sorga" (Mateus 5: 17-19).
 
   Salah satu HUKUM TAURAT ialah  tentang  SUNAT.  Sunat  dalam
   Hukum Taurat dipandang sebagai satu perjanjian dengan Tuhan.
   Hal ini dapat kita baca dalam Perjanjian Lama. "Lagi  firman
   Allah  kepada  Ibrahim: -Dari fihakmu, engkau harus memegang
   perjanjian-KU, engkau dan keturunanmu turun-temurun.  Inilah
   perjanjian-KU, yang harus kamu pegang, perjanjian antara AKU
   dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara
   kamu  harus  disunat;  haruslah  dikerat kulit khatannya dan
   itulah akan menjadi tanda perjanjian antara  AKU  dan  kamu"
   (Kejadian 17: 9-11).
 
   Sunat,  yang  dipandang  oleh Tuhan sebagai tanda perjanjian
   antara Tuhan dan Ibrahim (serta keturunannya) telah dianggap
   sesuatu  yang  tidak  ada gunanya oleh Paulus. "Sunat memang
   ada gunanya, jika engkau menaati Hukum Taurat;  tetapi  jika
   engkau melanggar   hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi
   gunanya. Jadi jika orang  yang  tak  bersunat  memperhatikan
   hukum  Taurat,  tidakkah  ia dianggap sama dengan orang yang
   telah sunat?" (Surat Paulus kepada orang Kristen di  Rom  2:
   25-26).
 
   Ternyata   Paulus   begitu  pandai  sekali  memutar-balikkan
   kalimat. Bagaimana mungkin  orang  yang  tak  bersunat  bisa
   dikatakan memperhatikan Hukum Taurat, jika Sunat itu sendiri
   merupakan suatu kewajiban  dari  Hukum  Taurat?  Kalau  kita
   perhatikan  ucapan  Yesus di atas, maka kita dapat mengambil
   kesimpulan bahwa: Paulus akan menduduki tempat  yang  paling
   rendah  dalam Kerajaan Allah. Paulus dapat dianggap penyesat
   dari  Hukum  Taurat  yang   Yesus   sendiri   tidak   berani
   merubahnya.
 
   Kita  ambil contoh lain dari begitu banyak Hukum Taurat yang
   dilanggar oleh murid-murid Yesus sendiri,  Hukum  itu  ialah
   tentang  hukum  hari Sabat. "Katakanlah kepada orang Israel,
   demikian:  Akan  tetapi  hari-hari   Sabat-KU   harus   kamu
   pelihara,  sebab  itulah  peringatan  antara  AKU  dan kamu,
   turun-temurun,  sehingga  kamu  mengetahui,  bahwa   Aku-lah
   TUHAN,  yang  menguduskan  kamu. Haruslah kamu pelihara hari
   Sabat, sebab itulah hari Kudus bagimu; siapa yang  melanggar
   kekudusan hari Sabat, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap
   orang yang melakukan pekerjaan  pada  hari  itu,  orang  itu
   harus  dilenyapkan  dari antara bangsanya. Enam hari lamanya
   boleh dilakukan pekerjaan, tetapi  pada  hari  yang  ketujuh
   haruslah  ada  sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi
   Tuhan; setiap  orang  yang  melakukan  pekerjaan  pada  hari
   Sabat, pastilah ia dihukum mati" (Kejadian 31: l3-15).
 
   Hari  Sabat dan segala kekudusannya yang sudah begitu tinggi
   ditegaskan  oleh  Tuhan  sampai-sampai  kepada  siapa   yang
   melanggar  ancaman  hukumannya  adalah mati, telah dilanggar
   sendiri oleh para murid Yesus  dengan  memetik  gandum  pada
   hari  Sabat  (Mateus  12:  2).  Akan  kita menaruh hormatkah
   kepada mereka  yang  melanggar  hukum  Taurat  padahal  guru
   mereka  sendiri  mengatakan bahwa kedatangan-NYA bukan untuk
   merubah hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya.
 
   Kita kembali pada pertanyaan: Siapakah Penolong yang  datang
   sesudah   Yesus?  Pauluskah?  Sekarang  kita  sendiri  dapat
   menjawab dengan tegas  bahwa  Penolong  yang  dimaksud  oleh
   Yesus  yang  akan datang sesudah beliau adalah bukan PAULUS,
   karena Paulus telah menyelewengkan salah satu  hukum  Taurat
   tentang sunat yang oleh Yesus orang semacam Paulus dikatakan
   sebagai orang yang paling rendah dalam Kerajaan Allah.
 
   Kalau kita mau kembali ucapan Yesus: " dan baptislah  mereka
   dengan  nama  Bapa  dan  Anak dan Roh Kudus," dan dapat kita
   baca, " selamatkanlah mereka   dalam  ajaran  Allah,  ajaran
   para  nabi  dan  ajaran seorang penolong yang datang sesudah
   Yesus, " Pertanyaan siapakah  penolong  itu  ternyata  belum
   dapat kita jawab sekarang.


Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia? Oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto Penerbit PERSATUAN Jln. KHA Dahlan 103, Yogyakarta, 1977


| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang |
| ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |

Please direct any suggestion to Media Team