LIMA BELAS
GARANSI PINJAMAN UNTUK ISRAEL
Salah satu perjuangan Israel yang paling sengit melawan
Amerika Serikat adalah akibat tuntutannya pada 1991 atas $10
milyar dalam bentuk garansi pinjaman untuk memperluas
perumahan dan infrastruktur lainnya bagi para imigran baru.
Dikarenakan rating kreditnya yang buruk, Israel tidak
memperoleh pemberi utang dengan tingkat bunga menarik tanpa
garansi dari AS.1
Konfrontasi itu berlangsung selama lebih dari setahun,
dengan Presiden Bush berkeras bahwa pembangunan semua
perumahan Yahudi di wilayah-wilayah pendudukan harus
dihentikan. Perdana Menteri Yitzhak Shamir menolak pengaitan
semacam itu. Setelah Yitzhak Rabin berkuasa pada Juni 1992,
Bush pada pokoknya membatalkan setiap pengaitan. Kongres
setuju untuk memberikan garansi pada 1 Oktober 1992.
OMONG KOSONG
"Garansi pinjaman untuk Israel merupakan
bantuan kemanusiaan yang tidak membebani para pembayar
pajak Amerika." --Senator Robert W. Kasten, Jr.,
Republikan dari Wisconsin, 19922
FAKTA
Rancangan undang-undang Kongres yang mengesahkan $10
milyar dalam bentuk garansi pinjaman untuk Israel secara
khusus menyatakan bahwa Israel akan membayar semua biaya
administrasi dan biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk
garansi itu. Namun, bagian lain dari undang-undang itu
menyatakan bahwa Israel boleh membayar biaya-biaya ini
dengan dana-dana yang diterimanya sebagai bantuan ekonomi
dari Amerika Serikat.3
Pesannya adalah bahwa pada akhirnya, lepas dari mana pun
anggaran itu berasal, pembayar pajak Amerika akan membayar
garansi itu, termasuk "biaya penghitungan;" berapa pun
jumlah keseluruhannya. Lebih-lebih, pemerintah AS
berkewajiban "menyisihkan" sejumlah tertentu dari
anggarannya sendiri untuk menutup kerugian akibat kelalaian
yang mungkin dilakukan oleh setiap peminjam yang menerima
garansi AS. Dalam kasus garansi untuk Israel ini, jumlah
pengganti kerugian itu dapat berkisar dari beberapa juta
dollar hingga lebih dari $800 juta. Jumlah yang tepat
tergantung pada bagaimana faktor risiko kelalaian itu pada
akhirnya dihitung.4
Para pembayar pajak Amerika diwajibkan untuk membayar
seluruh kelalaian tersebut.
Berapa pun jumlahnya, uang yang disisihkan untuk membayar
risiko garansi pinjaman itu akan diambilkan dari anggaran
khusus dari departemen internasional, pertahanan, dan dalam
negeri. Itu berarti bahwa ia akan bersaing dengan
pembelanjaan bagi proyek-proyek dalam negeri dan pertahanan
serta proyek-proyek internasional. Di samping itu, garansi
tersebut mencakup segi-segi yang menguntungkan bagi Israel
yang biasanya tidak merupakan bagian dari
pengaturan-pengaturan semacam itu. Ini termasuk keputusan
Kongres untuk menjamin 100 persen pinjaman-pinjaman Israel
dan pembayaran-pembayaran bunganya.5
Tanggal 11 Februari 1993, isu dari Washington Jewish
Week mengumumkan bahwa garansi pinjaman itu akan
digunakan di Israel untuk tujuan-tujuan yang tidak
berperikemanusiaan sama sekali: "investasi dalam
infrastruktur, mendukung cadangan mata uang asing, dan
memberikan pinjaman-pinjaman murah yang dapat dimanfaatkan
masyarakat bisnis."
OMONG KOSONG
"Belum pernah terjadi penyalahgunaan yang
mencolok dan terang-terangan dari bantuan kemanusiaan
untuk memaksa Israel agar mengambil jalan tertentu."
--Yitzhak Shamir, perdana menteri Israel,
19926
FAKTA
Bukan bantuan kemanusiaan yang menjadi tujuan utama
Israel melalui tuntutan Perdana Menteri Yitzhak Shamir untuk
mendapatkan garansi pinjaman AS. Yang dicari adalah uang
untuk membiayai, secara langsung maupun tak langsung,
pemukiman-pemukiman ilegalnya di wilayah-wilayah pendudukan
dan untuk mendukung ekonomi sosialisnya yang gagal.
Berulangkali pemerintahan Bush menjelaskan bahwa mereka
bersedia memberikan garansi bagi penyediaan perumahan
orang-orang Yahudi Soviet yang berimigrasi ke Israel --jika
Israel menghentikan pembangunan pemukiman di wilayah-wilayah
pendudukan. Namun Shamir menolak.
Meskipun banyak orang Yahudi Amerika menentang desakan
Bush terhadap pengaitan, perlu dicatat bahwa sejumlah juru
bicara Yahudi yang berpengaruh tidaklah demikian. Pertama
adalah Michael Lerner, editor Yahudi untuk Tikkun,
sebuah majalah liberal, yang menulis: "Ini adalah kesalahan
Shamir, bukan Bush... Shamir berusaha menciptakan
fakta-fakta di Tepi Barat yang akan membuat pertukaran tanah
untuk perdamaian menjadi mustahil. Kini dia menuntut agar
Amerika Serikat memberinya uang untuk menumbangkan
kebijaksanaan Amerika sendiri. Chutzpah macam apa
itu?"7
Dua wartawan Israel secara sarkastik mengomentari
kepongahan Shamir dalam upayanya mencari pinjaman: "Pesan
kita kepada orang-orang Amerika sangat khas Israel: 'Beri
kami uang dan percayalah pada kami! Segala sesuatunya akan
beres. Dan di samping itu, mengapa kalian mesti khawatir?
Apa sih artinya $10 milyar untuk sahabat?' Selama
orang-orang Amerika menginginkan demikian, mereka akan terus
menelan semua tipuan itu."8
Shamir juga menegaskan bahwa Amerika Serikat mempunyai
suatu "kewajiban moral" untuk memberi Israel garansi
pinjaman.9
Keyakinan semacam itu mengandung simpul yang ironis, sebab
kebijaksanaan-kebijaksanaan Israel sendirilah yang telah
mengakibatkan begitu banyak orang Yahudi Soviet pindah ke
Israel. Selama bertahun-tahun Israel telah menekan Amerika
Serikat agar membatasi penerimaannya terhadap imigran Yahudi
Soviet sehingga, sebagai gantinya, mereka akan pergi ke
Israel.10
Alasan pemikiran Israel itu adalah bahwa sebanyak 91 persen
orang Yahudi yang meninggalkan Uni Soviet pergi ke
negeri-negeri selain Israel pada 1988; tahun sebelumnya
angka itu mencapai 70 persen, dan orang-orang Israel
khawatir kecenderungan itu akan menjadi 100
persen.11
Washington akhirnya meluluskan keinginan Israel dan pada
tanggal 1 Oktober 1989 menentukan pembatasan imigrasi atas
orang-orang Yahudi Soviet ke Amerika sebanyak 50.000 orang
setahun. Ini mengakibatkan kebanyakan orang Yahudi yang
meninggalkan Uni Soviet terpaksa pergi ke Israel, dan memang
itulah yang diinginkan Israel.12
Sekalipun demikian, kegagalan Israel untuk menyediakan
lapangan kerja dan rencana-rencana yang memadai untuk
memberikan akomodasi pada imigran-imigran baru secara
signifikan telah mengecilkan ramalan-ramalan sebelumnya
bahwa satu juta orang Soviet akan tiba di Israel dalam tiga
hingga lima tahun. Antara September 1989, ketika gelombang
imigrasi dimulai, hingga akhir 1991, jumlah keseluruhan yang
datang adalah 328.187 orang.13
Pada bulan fanuari 1992, angka bulanan turun menjadi 6.237,
jumlah paling rendah dalam dua
tahun.14 Pada
bulan Mei 1992 angka itu turun lagi menjadi 3.360 dan
beribu-ribu orang dilaporkan kembali dengan kecewa ke bekas
Uni Soviet.15
Ilmuwan dari Cato Institute, Sheldon L. Richman,
memperkirakan dalam bulan Agustus 1992 bahwa "aliran keluar
melampaui imigrasi... [sebab] hampir separuh imigran
dari bekas Uni Soviet menjadi
penganggur."16
Dengan demikian perkiraan awal imigrasi yang mendasari
garansi pinjaman $10 milyar itu terbukti hanya terpenuhi
separuhnya saja. Tampaknya mungkin bahwa kurang dari
setengah juta orang Yahudi Soviet akan berimigrasi ke Israel
pada 1994. Atas dasar itu garansi AS --jika memang
dibenarkan, yang patut saya pertanyakan-- mestinya tidak
lebih dari $5 milyar.
Pada akhirnya Israel tidak dapat berbuat apa-apa tanpa
garansi pinjaman AS. Para pemberi suara Israel menegaskan
hal ini dengan menurunkan Yitzhak Shamir dari kursi Perdana
Menteri Israel setelah tantangannya pada Presiden Bush untuk
mendukung garansi tersebut. Berkebalikan dengan
pernyataan-pernyataan yang sering dikeluarkan oleh para
pejabat Israel bahwa mereka sesungguhnya tidak membutuhkan
bantuan Amerika, Israel tidak mempunyai sumber untuk
meneruskan rencana pemukiman wilayah-wilayah pendudukan pada
tingkat yang belum pernah ada sebelumnya tanpa bantuan AS.
Pun Shamir tidak akan memperoleh dukungan yang dibutuhkannya
di kalangan orang-orang Israel agar terpilih kembali pada
1992.
Meskipun demikian, Shamir telah mencoba segalanya. Harian
Israel berbahasa Ibrani Hadashot melaporkan bahwa
organisasi-organisasi Yahudi utama di Amerika berusaha untuk
menemukan pemberi garansi pinjaman di kalangan orang-orang
Yahudi Amerika yang kaya setelah pemerintah Bush mendesak
dihentikannya pembangunan pemukiman. Namun, orang-orang
Yahudi Amerika ini tidak mau menerima Israel sebagai risiko
kredit. Hadashot melaporkan bahwa kelompok Yahudi itu
"mendekati dua puluh milyarder Yahudi di AS yang dipilih
dari 500 orang terkaya di dunia, meminta mereka agar
menjamin pinjaman-pinjaman Israel untuk menyerap imigran
Soviet. Kedua puluh orang itu, yang secara politis mendukung
Israel, menolak mentah-mentah. Mereka menyatakan bahwa
sebagai pengusaha dengan motivasi utama untuk memperoleh
keuntungan, mereka tidak mau menjamin pinjaman kepada suatu
negara dengan risiko sedemikian rupa dalam kaitannya dengan
kemampuan pengembaliannya."17
OMONG KOSONG
"Saya percaya bahwa pendirian cabang
eksekutif [untuk mengaitkan garansi pinjaman dengan
penghentian pembangunan pemukiman Israel] akan sangat
mengganggu pembicaraan perdamaian Timur Tengah yang
sedang berlangsung, karena bisa merusak posisi AS sebagai
pihak penengah yang jujur." --Senator Arlen Specter,
Republikan dari Pennsylvania,
199218
FAKTA
Kenyataannya, dengan memberikan garansi pinjaman, Kongres
dan pemerintahan Bush lagi-lagi membuktikan bahwa Amerika
Serikat pada dasarnya bukan pihak penengah yang jujur dalam
masalah Timur Tengah. Sejak pendudukan Israel pada 1967 atas
tanah-tanah Arab, kebijaksanaan AS --sejalan dengan
kebijaksanaan dari bagian dunia lainnya-- secara resmi
menentang pemukiman Yahudi di wilayah-wilayah pendudukan,
termasuk Jerusalem Timur Arab. Namun Kongres terus membiayai
Israel dengan bantuan dana yang melimpah. Israel secara
rutin berjanji tidak akan menggunakan bantuan ini untuk
wilayah-wilayah pendudukan, secara rutin pula ia mengingkari
janjinya sementara Washington hanya menutup
mata.19 Tidak
mungkin Israel dapat melanjutkan penjajahannya atas
wilayah-wilayah pendudukan tanpa bantuan AS.
OMONG KOSONG
"Dengan garis-garis pedoman yang ada, tidak
ada bantuan luar negeri AS untuk Israel yang dapat
digunakan di luar perbatasan-perbatasan Israel sebelum
1967. Israel dengan ketat mematuhi garis-garis pedoman
ini dan setiap tahun memberikan laporan lengkap dan
terinci mengenai pembelanjaan seluruh bantuan AS."
--AIPAC,199220
FAKTA
Pemerintahan Bush mendapati bahwa janji-janji Israel di
bawah Perdana Menteri Likud Yitzhak Shamir tidak dapat
dipercaya. Ini menjadi jelas setelah Gedung Putih
mengeluarkan $400 juta dalam bentuk garansi pinjaman pada
1991 dengan janji Israel bahwa ia tidak akan menggunakan
uang tersebut untuk wilayah-wilayah pendudukan. Ternyata
Israel ingkar.
Sebuah laporan tahun 1992 oleh Kantor Akunting Umum
mengenai ikrar Israel mendapati bahwa Israel telah ingkar
untuk memberikan informasi yang dijanjikan mengenai
pembelanjaan pemerintah di wilayah-wilayah pendudukan.
Laporan itu menyimpulkan: "Kami mendapati bahwa program
garansi $400 juta tidak mempunyai pengaruh yang dapat
dilihat dalam kaitan dengan kebijaksanaan perumahan Israel
dan tidak mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah Israel
mengenai tempat membangun perumahan baru atau banyaknya
aktivitas pemukiman yang harus dijalankan di wilayah-wilayah
pemukiman. Pengaruh utama dari garansi pinjaman itu adalah
memberi pemerintah Israel akses pada dana-dana pinjaman
dengan tingkat bunga rendah."21
Telaah itu juga menemukan ketidaksesuaian yang lebar
antara Israel dan Kementerian Luar Negeri menyangkut jumlah
imigran baru yang masuk ke wilayah-wilayah pedudukan.
Tercatat bahwa para pejabat Israel memperkirakan 1.500 orang
dari para imigran baru yang telah memasuki negeri itu pada
1990 telah memilih untuk tinggal di wilayah-wilayah
tersebut. Namun dikatakan, "perkiraan Kementerian Luar
Negeri jauh lebih tinggi; Kementerian percaya bahwa sekitar
8.800 orang dari 185.000 imigran Soviet yang memasuki Israel
pada 1990 tinggal di wilayah-wilayah pendudukan. Kami tidak
dapat mengakurkan perbedaan ini."22
Senator Demokrat dari Virginia Barat, Robert C. Byrd,
ketua Komite Derma Senat, mengatakan bahwa janji Israel
untuk tidak menggunakan uang itu di wilayah-wilayah
pendudukan adalah seperti "membangun sebuah bendungan
kertas. Uang yang dipinjam Israel di bawah program garansi
masuk langsung ke perbendaharaan Israel dan dengan segera
kehilangan identitasnya."23
Byrd di kemudian hari menambahkan: "Sayangnya, pengaitan ini
tidak cukup dapat mempengaruhi kebijaksanaan Israel dengan
cara apa pun... Sesungguhnyalah, jumlah pemukim di
wilayah-wilayah pendudukan telah meningkat dari 75.000 orang
pada 1989 menjadi 104.000 pada
1991."24
Pada awal 1992 ada 242.000 orang Yahudi yang tinggal di
wilayah Arab yang diduduki pada 1967, 129.000 orang Yahudi
di Jerusalem Timur Arab, 97.000 orang di 180 pemukiman di
Tepi Barat, 14.000 orang di 20 pemukiman di Dataran Tinggi
Golan, dan 5.000 orang di 16 pemukiman di Jalur Gaza.
Penduduk Palestina berjumlah 1 juta orang di Tepi Barat,
750.000 orang di Jalur Gaza, dan 150.000 orang di Jerusalem
Timur. Sebagai tambahan, ada 15.000 orang Syria di dataran
Tinggi Golan. Ariel Sharon, menteri perumahan pemerintahan
Shamir, mengatakan pada akhir 1991 bahwa rencana-rencana
pembangunan mutakhirnya mencakup pembangunan unit-unit di
wilayah-wilayah pendudukan untuk mengakomodasi antara 40.000
hingga 120.000 lebih pemukim Yahudi setiap tahun untuk masa
tiga tahun mendatang.25
Pada 22 Januari 1992, sebuah telaah oleh kelompok Peace
Now dari Israel menunjukkan bahwa Israel telah memulai
13.650 unit perumahan di wilayah-wilayah pendudukan pada
1991 dengan biaya $1 milyar. Unit-unit baru itu mewakili 65
persen pertumbuhan dalam satu tahun dari seluruh unit yang
didirikan selama lebih dari dua puluh tiga tahun sebelumnya
di wilayah-wilayah tersebut.26
Angka-angka itu tidak mencakup lebih dari 10.000 unit yang
sedang dibangun di Jerusalem Timur Arab atau di Dataran
Tinggi Golan.27
Dalam kata-kata koresponden Washington Post
Jackson Diehl pada awal 1992: "Dalam 18 bulan terakhir,
pemerintah [Perdana Menteri Yitzhak] Shamir telah
melancarkan kampanye pembangunan perumahan terbesar dalam 24
tahun sejarah pendudukan atas wilayah-wilayah
itu."28 Diehl
menambahkan: "Pemerintah Shamir telah terbukti menjalankan
kebijaksanaan yang mengaburkan skala dan biaya kampanye yang
sesungguhnya."29
Dalam suatu pidato di Senat, Senator Byrd mengatakan
bahwa biaya keseluruhan program pemukiman Israel pada 1991
di wilayah-wilayah pendudukan, termasuk Jerusalem Timur
Arab, mencapai $3 milyar.30
Francis A. Boyle, seorang ahli dalam bidang hukum
internasional, mengatakan bahwa garansi pinjaman itu
membantu dan bersekongkol dengan Israel dalam melanggar
hak-hak asasi bangsa Palestina.
Sepuluh milyar dolar dalam bentuk garansi pinjaman itu
mengkekalkan kolusi Amerika dalam pendudukan Israel.
Meskipun undang-undang pengesahnya menetapkan bahwa
pinjaman-pinjaman itu tidak boleh digunakan di luar
perbatasan-perbatasan Israel sebelum 5 Juni 1967, ketentuan
ini tidak ada artinya. Perdana Menteri Yitzhak Rabin secara
terbuka menyatakan bahwa Israel akan mengizinkan
diselesaikannya sekitar 11.000 unit perumahan yang belum
jadi di Tepi Barat dan tidak akan membatasi pembangunan
perumahan Yahudi yang baru di Jerusalem Timur Arab atau di
"pemukiman-pemukiman keamanan" yang baru di Lembah Yordania
dan Dataran Tinggi Golan.31
Dia mengatakan bahwa pemerintah Israel akan memberikan
hak untuk memutuskan pemukiman mana yang dibutuhkan untuk
"keamanan." Kebijaksanaan ini memungkinkan Israel untuk
meneruskan ekspansi perumahan Yahudi di wilayah-wilayah
pendudukan tanpa ada pembatasan serius. Sebagai bukti dari
pengaruh kepentingan-kepentingan pro Israel, pengumuman
Rabin tidak mengundang protes dari kedua ujung jalan
Pennsylvania Avenue dan hanya sedikit dari daerah
pinggiran.
Catatan kaki:
1 Keith Brasher, New
York Times, 23 September 1991. Rating kredit
Israel adalah "minus BBB rendah" --jika dibandingkan dengan
"AAA" untuk para pengutang tertinggi. Karenanya ia terpaksa
membayar premi 2 persen atas pinjaman dan dibatasi dalam
jumlah uang yang dapat dipinjamnya.
2 Near East
Report, 2 Maret 1992.
3 Hak VI di bawah
Rancangan Undang-undang Bantuan Luar Negeri 1 Oktober
1992.
4 Rowland Evans dan
Robert Novak, Washington Post, 2 September 1991.
5 Keith Brasher, New
York Times, 23 September 1991.
6 Washington
Times, 28 Februari 1992.
7 Michael Lerner, dikutip
dalam Fox Butterfield, New York Times, 16 September
1991.
8 Nehama Duek dan Gideon
Eshet, Yediot Aharonot (Tel Aviv), 10 Januari
1992.
9 Jackson Diehl,
Washington Post, 9 September 1991.
10 Ball, Passionate
Attatchment, 298.
11 Joel Brinkley,
New York Times, 19 Juni 1988; John M. Goshko,
Washington Post, 24 Oktober 1988.
12 Robert Pear, New
York Times, 24 September 1992.
13 Near East
Report, 13 Januari 1992.
14 Clyde Haberman,
New York Times, 14 Februari 1992.
15 John Asfour, "Soviet
Immigration to Israel Continues to Plummet," Washington
Report on Middle East Affairs, Juli 1992. Juga lihat
Frank Collins, "If Soviet Jews Have Stopped Coming, Does
Israel Need Loan Guarantees?" Washington Report on Middle
East Affairs, Agustus/September 1992.
16 Sheldon L. Richman,
USA Today, 11 Agustus 1992.
17 Hadashot (Tel
Aviv), 29 September 1991
18 Near East
Report, 2 Maret 1992.
19 Kantor Akunting Umum
AS, "Israel: U.S. Loan Guarantees for Immigrant Absorbtion;"
GAO/NSIAD-92-119,12 Februari 1992,5.
20 Bard dan Himelfarb,
Myths and Facts, 244.
21 Kantor Akunting
Umum, "Israel: U.S. Loan Guarantees;"4.
22 Ibid., 5.
23 John M. Goshko,
Washington Post, 20 Februari 1992.
24 Congressional
Record, Kongr. ke-102, sesi ke-2, 1 April 1992.
25 Yayasan untuk
Perdamaian Timur Tengah, Report on Israeli Settlement in
the Occupied Territories, Laporan Khusus, Musim Dingin
1991-1992.
26 Clyde Haberman,
New York Times, 23 Januari 1992. Haberman membulatkan
angka itu menjadi 13.000 namun Jackson Diehl melaporkan
angka khusus di Washington Post, 27 Januari 1992 dan
29 Januari 1992. Lihat Peace Now (Jerusalem dan Washington
D.C.), "Report Number Four of Settlements Watch Committee,"
22 Januari 1992.
27 Jackson Diehl,
Washington Post, 29 Januari 1992.
28 Jackson Diehl,
Washington Post, 27 Januari 1992.
29 Jackson Diehl,
Washington Post, 29 Januari 1992.
30 Congressional
Record, Kongr. ke-102, sesi ke-2, 1 April 1992.
31 Pidato pelantikan
Rabin tahun 1992, teks itu ada pada Pelayanan Informasi
Siaran Luar Negeri, 14 Juli 1992, 23- 27.
|