| |
|
------------------------------------------------------------ JUZ I: KITAB SUCI YAHUDI "PERJANJIAN LAMA" ------------------------------------------------------------ 1. BANGSA DAN BAHASA ARAB ------------------------------------------------------------ Tak perduli ras dan bahasa, menurut para sarjana dalam segala bidang, penghuni jazirah Arab dinamakan bangsa Arab; baik yang nomadic maupun yang sedentary. Para historicus mencatat, sebagai hasil riset mereka, bahwa penghuni di jazirah Arab ini dari zaman ke zaman disusul oleh gelombang-gelombang anak suku, yang akhirnya melahirkan tiga kelompok besar bangsa Arab, yaitu: (1) "ARAB ARIBA" atau "BADIA" (Les Arabes Primaires) seperti Kaum Ad, Tsamud, Amalik, Tasm, Bani Yadis, Kusyit dan lain-lain. (2) "ARAB MUTARRIBA" (Les Arabes Secondaires) seperti Bani Kahtan, atau Yoktan bin Heber (catatan: Heber berasal dari kata "Abra" atau "Ibra" yang berarti "orang seberang"), Bani Himyar dan lain-lain. (3) "ARAB MUSTA'RIBA" (Les Arabes Tertiaires) seperti misalnya Keturunan dari Nabi Ismail bin Ibrahim a.s., antara mana adalah suku-suku bangsa Koreisy pada kira-kira tahun 400 M. Sebagaimana lazimnya di mana-mana, maka yang kuatlah memerintah atas yang lemah. Demikianlah Bani Kahtan menaklukkan kaum Ad. Kemudian Raja Khozar el-Ahmar, dalam Kitab Perjanjian Lama KEDOR LAOMER, dari Elam menguasai kaum Thamud yang berdiam di gua-gua. Raja Malik el-Sadik, dalam Perjanjian Lama MELKHIZEDEK dari kaum Salem dan Jurhum dari kaum Kahtan, kemudian lambat-laun dihirup oleh keturunan dari Nabi Ismail a.s. Keturunan dari Nabi Ismail a.s. inilah yang kemudian nyaris dibasmi oleh Bukhtanasr (NEBUKADNEZAR), Raja dari Babylonia. Demikianlah suatu sketsa singkat terjadinya bangsa Arab, baik ethnic maupun linguistic. LINGUA FRANCA DI BENUA ARAB ------------------------------------------------------------ Bahasa pergaulan dan bahasa pengantar di seluruh benua Arab, yang merupakan lingua franca, adalah bahasa Aramiya (ARAMAIC) yang hidup dan berkembang dalam aneka dialek. Dikenal antara lain dialek Kildani, dielek Kanaanit, dialek Funisia (PHOENICIAN), dialek Moabit, dialek Siryani (atau Assyrian/Syrian), Syriac, Edomit dan lain-lain. Karenanya, maka lambat laun cara menulisnya pun berkembang lain-lain (gradual modification of the script). ABRAM, yang tergolong Arab Mutaarriba, bermula tinggal di kampung UR, wilayah Kildani, kini Iraq Selatan. Karenanya ia berbahasa Aramiya dengan dialek Kildani. Pada lebih kurang tahun 1.750 S.M. ia pergi hijrah (atas perintah Allah) ke Kanaan, kini Palestina/Israel. Di sini ia bertemu dengan kaum yang juga tergolong dalam rumpun Arab Mutaarriba, tetapi berbahasa Aramiya dengan dialek Kanaanit. Orang-orang Kanaan ini menamakan Abram dan pengikut-pengikutnya ABRAHAM atau IBRAHIM, yang berarti "orang seberang." Hal ini disebabkan tidak lain dan tidak bukan karena beliau "menyeberangi" sungai El-Furat (EUPHRAT). Dari tesis ini kiranya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwasanya tidak ada bahasa "orang seberang," atau lebih tegas lagi tidak ada bahasa Ibrani (Hebrew); karena perkataan "Ibrani" ini artinya "orang seberang" dalam bahasa Aramiya dialek Kanaanit. Bahwa kemudian orang-orang seberang ini (dialek Kildani) dalam proses perkembangan sejarah lambat-laun menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang berdialek Kanaanit, adalah suatu kewajaran. GELAR MENANG ATAS NAMA ASELI ------------------------------------------------------------ Adalah suatu kenyataan bahwa nama gelaran yang dijuluki oleh orang-orang Arab senantiasa menang atas nama aselinya. Demikianlah diketahui bahwa keturunan Nabi Ya'kub a.s. dinamakan Bani Israel, dan bukannya Bani Ya'kub. Lebih terkenal nama Bani Koreisy dari pada nama aseli Fihr untuk keturunannya. Selanjutnya nama-nama gelar Zulkifli, Zulkarnain, Ashabil Fil, Ahl el-Kitab lebih terkenal dari pada nama aseli mereka. Adalah menarik untuk ditambahkan di sini bahwa nama-nama individuil seringkali berbentuk theophorous. Adapun Israel, gelaran yang diberikan untuk Nabi Ya'kub a.s. berasal-usul dari suatu pertengkaran sengit antara dia dengan saudara kembarnya Isu (ESAU). Untuk menyelamatkan dirinya Ya'kub ber-"isra," yakni berjalan pada malam hari ke negeri pamannya, Laban, di kampung Ur, di distrik Kildani, Iraq. Karena berisra inilah keturunan Nabi Ya'kub a.s. kemudian dinamakan Bani Israel, gelaran mana dikukuhkan kembali dalam TORAH oleh Nabi Musa a.s. |
|
|
|
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | | ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | |