|
|
3. SEPULUH FIRMAN (DECALOGUE) DAN TAURAT ------------------------------------------------------------ Akhirnya pada tahun 1230 S.M. Firaun Merneptah mengizinkan Bani Israel, di bawah pimpinan Nabi Musa a.s. dan kakaknya Nabi Harun a.s., ke luar meninggalkan Mesir. Oleh karena Nabi Musa memang berfikir dan berbicara dalam bahasa Koptik Kuna, dengan demikian tidak mahir menguasai bahasa awam Bani Israel, maka atas dasar itulah ia dibantu oleh Nabi Harun yang berbicara logat awam untuk mendampinginya dalam memimpin Bani Israel ini. Pada tahun itulah, kedua loh yang berisi kesepuluh firman diwahyukan kepada Musa selama 40 hari di puncak gunung Sinai. Menjadi pertanyaan yang besar sekali, apakah kedua loh yang berisikan Kesepuluh Firman itu ditulis dalam bahasa Ibrani sebagaimana diaku-aku? Atas dasar analisa di atas, maka tiada sangsi lagi bahwa kedua loh itu sudah pasti ditulis dalam bahasa Koptik Kuna dengan menggunakan aksara hieroglype dan bukannya dalam bahasa dan huruf Ibrani yang memang tidak pernah ada. Pengakuan para theolog Nasara yang menyatakan bahwa kedua loh batu yang aseli dan Nabi Musa tidak akan diketemukan, kiranya memperkuat argumentasi di atas tadi. Nasib kedua loh yang mengandung Kesepuluh Firman yang tersurat dalam Torah turut dibumi-ratakan dengan Heikal Suleiman, di mana Torah itu disimpan di mihrabnya, oleh tentara Raja Bukhtanasr pada tahun 586 SM. Kemudian, kira-kira antara tahun 458-444 S.M., Kelima Kitab Nabi Musa a.s. disusun kembali apa yang teringat oleh Uzair (EZRA) dalam dialek Kildani. Salinan inilah yang disimpan di mihrab Heikal Suleiman yang dibangun kembali oleh Zerubbabel. Oleh karena pada masa-masa itu orang-orang di Yerusalem sudah tidak mengerti lagi dialek Kildani, maka senantiasa didampingi oleh seorang penterjemah (TARGUM atau TARJUM) untuk menterjemahkannya ke dialek Kanaanit, satu suku bahasa Aramiya. Nasib dari Torah yang disusun oleh Uzair pun tidak mujur. Pada tahun 63 S.M. Panglima Pompeyus dari Kekaisaran Romawi merebut Yerusalem. Ketika pada tahun 70 S.M. timbul pemberontakan terhadap kekuasaan Romawi, maka Panglima Titus, putera Kaisar Verpasianus, membumiratakan kembali Yerusalem serta membakar habis Heikel Suleiman serta perpustakaan-sucinya, termasuk di antaranya Kitab Suci tulisan Ezra. |
|
|
|
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | | ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | Please direct any suggestion to Media Team |