ALKITAB (BIBLE)

Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya
Serta Hal-hal yang Bersangkutan

oleh Prof. H.S. Tharick Chehab


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel |

 

7. NATAL
------------------------------------------------------------
 
Pada zaman purba pendewaan  matahari  lazimnya  terdapat  di
negara-negara yang kebudayaannya sudah agak tinggi. Matahari
sebagai  sumber  cahaya  dan  sumber  hidup.  Dewa  matahari
Amaterasu    di   Jepang,   dewa   matahari   di   Tiongkok,
Quetzalcoatle di Mexico dan di Peru.
 
Dewa Apollo atau Dionysus di antara  orang  Yunani  (Griek),
Hercules di antara orang Romawi, Mithra di antara orang Iran
(Persia), Adonis dan Atis di  Syria  dan  Phrygia  (Anadol),
Osiris,  Isis  dan Horus di Mesir, Baal Samus dan Astarte di
antara orang Babil (Babylonia) dan Karthago, dan seterusnya.
Semua  dewa  matahari  ini  dilahirkan  sekitar  tanggal  25
Desember dari seorang dara  di  sebuah  gua,  dan  dinamakan
Pembawa-Terang,   Perantara,   Juru-Selamat,  Pembebas,  dan
sebagainya.
 
Mithraism,  sebagai  diakui  oleh  St.  Jerome,  lambat-laun
terdesak   di   Roma   dan   Alexandna   (Iskandaria)   oleh
Christianity.   Tertullian   membenarkan   kenyataan   bahwa
Mithraism  lenyap  sesudah Gereja mengambil alih warna-warni
dari Mithraism.
 
Selanjutnya  Tertullian  berkata  bahwa  ulama  di  zamannya
menganggap  sama Mithraism dengan Christianity kecuali dalam
soal nama.
 
Padri Farrar dalam  karangannya  "Life  of  Christ"  berkata
bahwa  tidak  ada  hujah  yang  memuaskan  untuk  menetapkan
kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Bijbel diam  dalam
hal ini, walau mengkisahkan di Lukas 2:8 "Maka dijajahan itu
pun ada beberapa  orang  gembala,  yang  tinggal  di  padang
menjaga   kawan  binatangnya  pada  waktu  malam."  Hal  ini
memustahilkan   menerima   25   Desember   sebagai   tanggal
kelahirannya  Yesus  (Natal),  karena  bulan Desember adalah
puncaknya  musim  hujan  di  Palestina,  ketika  mana  tidak
terdapat  kawan  binatang  atau  gembala di waktu malam pada
padang Bethlehem.
 
Semula Natal dirayakan pada tanggal  6  January  (Epiphany),
tetapi pada tahun 353 - 354 Paus Liberius merubahnya jadi 25
Desember. Tidak ada tanda-tanda perayaan Natal  sama  sekali
hingga  abad  ke  IV. Baru pada tahun 534 oleh mahkamah Hari
Natal dan Epiphany dihitung "Dies Non."
 
Gereja Griek hingga kini  merayakan  Natal  pada  tanggal  7
Januari. Baru pada kira-kira tahun 533 seorang rahib Scythia
bernama Dionysius Exiguus, ketua biara  dan  ahli  nujum  di
Roma,   ditugaskan   untuk   menetapkan  tanggal  dan  tahun
kelahiran Yesus. Beliau  tidak  memberi  alasan-alasan  yang
menguasakan  ia  untuk  menetapkan  25 Desember sebagai hari
Natal, tetapi tanggal yang pasti  itu  adalah  tanggal  yang
diduganya dari kelahiran kebanyakan dewa-dewa matahari. Dewa
matahari Mithra dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Osiris,
dewa  matahari  orang  Mesir,  dilahirkan  pada  tanggal  27
Desember. Dewa matahari Horus dan  Apollo  pada  tanggal  28
Desember.
 
Adapun  tahun  yang  ditetapkan oleh rahib Dionysius Exiguus
tersebut, pada abad ke IX ternyata bahwa  rahib  itu  keliru
beberapa  tahun, dan diakui bahwa Herodes wafat tahun 4 S.M.
Menurut Injil  karangan  Matius  2:16  raja  Herodes,  untuk
melenyapkan   kemungkinan   Yesus   menjadi  "raja  sekalian
Yahudi," menitahkan agar dibunuh sekalian anak-anak  berumur
2  tahun  dan  di  bawah.  Jadi  tahun kelahiran Yesus harus
dimundurkan sekurang-kurangnya  sampai  4  S.M.  Kini,  para
sarjana,  memilih  tahun  5  atau 6 S.M. sebagai tarikh yang
lebih  cocok  dengan  kisah  dari  Injil-injil  yang  saling
bertentangan.  Beberapa  ahli  sejarah  mengundurkan  sampai
tahun 8 dan 10 S.M.14
 
Meskipun demikian, tiap Muslim, percaya akan Nabi  Isa  a.s.
dan Injilnya, boleh turut merayakan Maulid Isa al-Masih, dan
wajib  mengundang  setiap  orang  bukan-Muslim  untuk  turut
merayakan  maulid  Nabi Muhammad s.a.w. sebagai tabligh agar
mereka mengenal Islam.
 
Natal yang artinya maulid, kelahiran, seperti dalam  istilah
Dies  Natalis  (Hari Kelahiran), adalah satu dari kata-kata,
misalnya: sekolah, gereja,  keju,  mentega,  dan  sebagainya
yang  bahasa  kita warisi dari bangsa Portugis yang beragama
Katolik Roma dan yang mulai datang ke negeri kita pada akhir
abad XV
 
Jelaslah  bahwa  Natal  adalah  Hari Kelahiran Yesus Kristus
yang  diperingati  dan  dirayakan   di   gereja-gereja   dan
rumah-rumah.  Diperingati  oleh  orang  Kristen  yang  salih
dengan pujaan-pujaan  dan  doa-doa,  dengan  saling  memberi
hadiah, dan sebagainya. Dirayakan di tempat-tempat dansa dan
bar-bar dengan meminum minuman-minuman keras oleh awam  yang
acuh tak acuh terhadap agamanya.
 
Sebagaimana    perayaan    kegerejaan   lain,   juga   Natal
menggantikan perayaan orang kafir (jahil). Hari  lahir  yang
sebetulnya  dari Yesus yang nama asalnya Yesyua, dan Arabnya
Isa,  tidak  ada  yang  mengetahui.  Pada  zaman  itu  bukan
kebiasaan  orang awam mencatat hari lahir atau hari wafatnya
seseorang. Keluarga Yesus adalah orang-orang sederhana,  dan
murid-muridnya  adalah  nelayan,  dan  tidak  biasanya dapat
membaca atau menulis.
 
Bani Israil, yakni  orang  Yahudi,  menggunakan  penanggalan
qamariyah  (maanjaar,  lunar year), bukannya tahun syamsiyah
(zonnejaar, solar year).
 
Semula kedatangan Yesus di muka  bumi  (Epiphany)  dirayakan
pada  tanggal  6 Januari. Di beberapa negara, diantaranya di
Armenia, kelahiran Yesus masih saja dirayakan  pada  tanggal
itu.
 
Digesernya  ke  tanggal  25  Desember adalah karena pengaruh
dari penanggalan Romawi, yang  menyebut  tanggal  itu  "dies
invicti solis" yang artinya "hari dari tuhan (dewa) matahari
(Mithras) yang telah dikalahkan." Yesus di-umpamakan sebagai
"matahari kebenaran" dan "cahaya dunia." Tanggal 25 Desember
adalah hari kelahiran Mithras, yang  asalnya  dewa  matahari
Iran  yang  kemudian  dipuja di Roma. Hari minggu disebutnya
juga Zondag, Sunday, Sonntag, hari  matahari,  hari  gereja,
pengganti hari Sabtu.
 
Juga  ada  yang berpendapat bahwa Natal itu adalah pengganti
dari hari  raya  Romawi  "Saturnalia"  (dari  17  sampai  20
Desember),  atau  pengganti dari perayaan Jerman kuna "Joel"
(biasanya 12 hari lamanya, dan pada  masa  itu  harus  damai
benar-benar  tak  boleh  diganggu),  dan pendapat ini karena
banyaknya upacara-upacara yang  bersamaan:  roti  Joel  jadi
roti Natal (kerstbrood).
 
Hari  Natal  pada  tanggal 25 Desember untuk pertama kalinya
dirayakan  di  tahun  354  di  Roma  dan  di  tahun  375  di
Konstantinopel  dan di tahun 387 di Antakia (Antiochie). Bak
makanan sapi, palungan (crib, kribbe) dengan anak Yesus yang
ditempatkan  di  gereja waktu perayaan Natal mulai pada abad
VIII, dan penempatan  kribbe  di  rumah-rumah,  sesudah  St.
Franciscus  dari  Assisia  merayakan  malam  Natal  di hutan
Grecio pada abad XIII
 
Upacara-upacara yang terbanyak berasal dari adat pada  zaman
jahiliyah  seperti  pemberian  hadiah, "hulst" semacam semak
atau pohon  yang  selama-lamanya  hijau  (ilex  aquifolium),
ranting  dari  pohon mare (viscum album) buat mengusir setan
atau arwah jahat dari istal, dan  pohon  Natal  (Kerstboom),
ialah  pohon  yang  diperelok  dengan  hiasan dan lilin atau
lampu-lampu.
 
Suasana, pada saat  Yesus  dilahirkan,  yang  dilukiskan  di
Injil  karangan  Lukas  2,  tidak  cocok dengan keadaan yang
sebenarnya,  karena  di  Palestina  dalam  musim  itu  tidak
layaknya  ada orang gembala di padang pada waktu malam. Juga
sensus yang dititah Kaisar Agustus tak  dapat  dipertanggung
jawabkan dari sudut sejarah.
 
Ringkasnya,   perayaan   Natal   adalah   suatu  syncretism,
percampuran, dimana unsur-unsur fiction (rekaan)  dan  kafir
ada lebih banyak dari unsur-unsur sejarah.


ALKITAB (BIBLE) Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta Hal-hal yang Bersangkutan   Prof. H.S. Tharick Chehab   Penerbit MUTIARA Jakarta Jln. Salemba Tengah 38, Jakarta INDONESIA


| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel |
| ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |

Please direct any suggestion to Media Team