| |
|
12. SIAPA PEMILIK TANAH SUCI? ------------------------------------------------------------ Hampir semua pelajar tentang Bible (Al-kitab) mengetahui bahwa pohon tin (Fig Tree) itu adalah lambang Ummat Yahudi, bukannya Bani Israel. Marilah kita periksa hal ini dalam Bible, di mana Yesus mengutuk di Kitab-kitab MATIUS 21:18-19 dan di MARKUS 11:12-14, 20-21 ketika Beliau berkata: "Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya." Dalam MATIUS 21:43 Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: "Sebab itu Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buahnya." Palestina (Israel) yang kini diduduki Yahudi harus pindah tangan ke bangsa lain yang menghasilkan buah baik (bangsa Arab dari tahun 637-1967). Orang yang tak terpelajar menyalahgunakan MATIUS 24:32-33 "Ambillah ibaratnya dari pada pohon ara: pada ketika cabangnya lembut dan daunnya bertunas, memang kamu ketahui, bahwa musim panas hampir. Demikian juga kamu: pada masa kamu nampak segala sesuatu itu jadi, ketahuilah olehmu, bahwa hal itu sudah dekat di muka pintu." Ternyata pohon ara (= tin) ini hanya berdaun tapi tidak berbuah. Dari itu, hanya menghasilkan kejahatan; dan menurut Yesus dalam MATIUS 7:18-20, "Setiap pohon yang tak memberi buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Sebab itu dari pada buahnya kamu akan mengenali dia." "... tanah itu Aku punya ..." (Imamat 25:23) ... orang yang lemah lembut hatinya itu akan mempusakai tanah itu kelak (MAZMUR 37:11, MATIUS 5:5). Marilah kita meneliti dengan singkat dakwaan bahwa orang-orang Yahudilah pemilik Tanah Suci. Bagi seorang pembaca Bible yang acuh tak acuh, mungkin kelihatannya seolah-olah ada janji Tuhan untuk memberi suatu negeri bagi suatu bangsa tertentu, beribu-ribu tahun yang silam, guna dimilikinya untuk selama-lamanya. Jika benar hak itu ada, hal ini harus dipelajari betul-betul. Marilah kita teliti beberapa Tulisan Suci yang diketahui orang, dan yang telah mempengaruhi secara mendalam khususnya kawan-kawan kita ahli masa depan (futurist). Untuk pertimbangan, ambillah tiga pertanyaan penting di bawah ini, yakni: 1. Kepada siapa perjanjian itu diberikan? 2. Daerah mana sebenarnya yang dijanjikan itu? .... dan 3. Apakah janji itu tak dapat dibatalkan dan tanpa syarat? I. Janji jelas mengenai Palestina kepada keturunan Ibrahim yang diberikan di Sikhem (kini NABLUS) dalam KEJADIAN 12:7 - "Tanah ini akan Kuanugerahkan kepada anak-cucumu." Kepada Ibrahim yang sedang berdiri di atas sebuah bukit Bait-el dikatakan: "seluruh tanah yang kamu lihat kepada kau Aku akan berikan, dan kepada anak-buahmu untuk selama-lamanya." KEJADIAN 15:18 ada lebih tegas "Aku telah memberi tanah itu akan anak-buahmu, yaitu dari pada sungai Mesir sampai kepada sungai besar, yaitu sungai Furat." Janji ini diulangi kembali ke pada Ishak, dan kepada Yakub dalam ayat 28:13,14 - "maka tanah, tempat engkau berbaring atasnya, itu pun akan kuberikan kepadamu dan kepada anak buahmu. Maka anak buahmupun akan menjadi seperti debu tanah banyaknya dan engkau pun akan merambah ke timur dan ke barat, ke utara dan ke selatan, maka dalammu dan dalam benihmu segala bangsa di bumi akan memperoleh berkat." Ketika Ibrahim membuat suatu perjanjian dengan Tuhan tentang khitan (sunat) dalam fasal 17:10, maka seluruh tanah Kanaan dijanjikan kepadanya sebagai "milik yang abadi." Ada lagi lain-lain yang dapat dikutip, tapi ini cukuplah untuk yang dimaksud. Kini umumnya diduga bahwa janji-janji tersebut dibuat untuk orang-orang Yahudi, dan semata-mata untuk orang-orang Yahudi saja. Tetapi hal itu bukan apa yang dikatakan dalam Bible. Kata-kata "kepada benihmu" tak dapat dielakkan mencakup bangsa-bangsa Arab yang juga merupakan keturunan Ibrahim melalui Ismail. Bahwa Ismail bin Ibrahim, moyangnya bangsa-bangsa Arab, dapat memiliki negeri ini, dikuatkan dalam KEJADIAN 25:18. Bangsa-bangsa Arab tetap memegang haknya tinggal di semenanjung itu hingga hari ini, dan kenyataan ini saja cukup mencegah Negara Zionist untuk memperoleh pengakuan penuh sebagai suatu bangsa antara bangsa-bangsa modern. Dibutuhkan penekanan luar biasa, melalui pemaksaan hukum yang ekstrim, untuk membalikkan tujuan kini dari program Zionist. Ramalan Nabi tentang kejadian-kejadian yang akan datang pasti akan memenuhi apa yang Nabi Zakharia (Zakariya a.s.) telah nubuatkan: " ... dan mereka itu akan memandang kepadaku, yang telah ditikamnya, dan mereka itu akan meratap akan dia, selaku peratap akan anak laki-laki yang tunggal!" (ZAKHARIA 12:10). Dalam WAHYU 1: 7, Yahya tetapkan waktunya: "Tengoklah, Ia datang dengan awan, dan Ia akan kelihatan kepada tiap-tiap mata, demikian juga kepada orang yang menikam Dia; maka segala bangsa di dunia ini akan memandang Dia serta meratap. Bahkan, Amin." KEJADIAN mencatat bahwa Ibrahim adalah juga ayah dari banyak suku-suku Arab Utara, dari gundiknya Keturah. Tak dapat (disangkal bahwa kata-kata dalam KEJADIAN 21:10-13 membatalkan janji-janji tentang benih Ibrahim sebagai suatu keseluruhan: (Sarah) berkata kepada Ibrahim: Nyahkanlah sahaya perempuan ini serta dengan anaknya, karena anak sahaya perempuan ini tiada boleh menjadi waris serta dengan anakku Ishak itu. Maka kepada pemandangan Ibrahim kata ini amat jahat adanya, oleh sebab anaknya itu. Tetapi firman Allah kepada Ibrahim: "Janganlah jahat kepada pemandanganmu barang yang telah dikatakan Sarah akan hal budak itu dan akan hal sahayamu; dengarlah olehmu akan katanya, karena dalam Ishaklah benihmu akan disebut. Maka anak sahayamu itu pun akan kujadikan suatu bangsa, karena ia pun dari pada benihmu. Memang benar bahwa selanjutnya antara anak buah Ishak, "bibit Ibrahim," mengambil arti Bani Israel; tetapi tidak demikian pada mulanya, sebab keturunan Ismail berhak pula disebut dan menganggap dirinya juga dari benih Ibrahim dalam arti yang sebetulnya . Lebih lagi, ketika perjanjian khitan dibuat dengan Ibrahim (KEJADIAN 17) dan tanah Kanaan dijanjikan sebagai "milik abadi" (yang dimaksud untuk jangka waktu lama), Ismaillah yang dikhitan: Ishak pada waktu itu belum dilahirkan. Dari studi yang ringkas ini tentang janji Tuhan bagi keturunan sejati (kandung) dari Ibrahiln, kita melihat bahwa janji yang pertama pasti mencakup anak buah Ismail; tetapi kemudian di zaman Ishak dan Ya'kub janji itu diperkecil kepada keturunan mereka, walaupun tidak dengan menyolok mengeluarkan para misan (saudara sepupu) Arab mereka; dan diketahui benar bahwa banyak orang-orang Arab mengiringi Yusak dan Kaleb masuk ke Palestina ketika sebagian dari negara tersebut diduduki. II. Soal kedua mengenai beberapa luasnya ,'negara yang dijanjikan', agak sulit ditentukan. Ada kata-kata yang menyebutkan bahwa ,'negara ini mulai dari Sikhem (Nablus) dan kemudian mencakup daerah dari "sungai di Mesir" sampai ke kali Furat (di Iraq); dan fasal yang ketiga mengatakan bahwa keturunan Ibrahim akan tersebar keempat penjuru angin. Di sini sangat penting untuk diingat bahwa janji kekuasaan dari Nil sampai Furat dibuat sebelum kelahiran Ismail dan sebelum kelahiran Ishak, dan oleh karenanya daerah ini tak dapat dianggap semata-mata milik bangsa lsrael, kecuali pada masa kerajaan Soleiman yang singkat (I RAJA-RAJA 4:21); sedangkan untuk masa beratus-ratus tahun daerah ini diduduki oleh bangsa Arab. Dari KEJADIAN 13:15 nyata bahwa Transyordania termasuk dalam janji kepada Ibrahim, sebab dipandang dari bukit di Bethel; tetapi janji itu sebelum kelahiran Ismail dan Ishak dan karenanya tak dapat dikatakan bahwa di seberang sungai Yordan adalah semata-mata untuk orang Israel. Dalam ULANGAN, Musa berkata kepada Ummatnya bahwa mereka harus pergi masuk dan menduduki daerah mulai dari Laut Tengah di Barat sampai sungai Furat di Timur; dan dan Najeb di Selatan sampai ke Libanon di Utara. Tetapi perintah ini tak dapat dilaksanakan oleh Bani Israil. Mereka tidak mampu merebut daerah pesisir yang dikuasai orang-orang Filistin, dan mereka tidak pernah mampu memiliki pelabuhan-pelabuhan atau daerah pedalaman Funisia (Phoenicia). Beberapa abad kemudian di bawah pemerintahan Daud, mereka merebut Damaskus, dan Daud membuat perjanjian persahabatan dengan Hiram, raja dari Tyre, sehingga ketika Raja Soleiman mengadakan upacara peresmian Haikal dihadiri oleh utusan-utusan dari Utara (seperti dari kawasan Hama), dari Selatan sampai sejauh El-Arisj pada masa sekarang ini. Walaupun demikian, sebelum berakhirnya masa pemerintahan Soleiman, banyak dari daerah kerajaan Daud sudah direbut kembali oleh penguasa sebelumnya. Siapa saja yang telah mempelajari sejarah lama, mengetahui tentang adanya peperangan yang terus menerus sehingga pada akhirnya dari kerajaan Yudea hanya tersisa daerah seluas beberapa ratus mil persegi di sekitar kota Yerusalem (Antara lain Qudus); dan ini pun kemudian dirampas oleh Babilonia kira-kira 600 tahun sebelum Kristus. Pada akhirnya, apakah janji itu dapat diganggu-gugat? Ya, demikianlah. Perhatikanlah bahwa dua dari ayat-ayat dikutip di bawah: menggunakan kata-kata "untuk selamanya" dan "abadi." Kedua kata ini adalah saduran dari aselinya dalam logat Ibrani. Kata Ibrani "olam" artinya "waktu lama" "tumpukan kotoran dulu," "pintu gerbang dulu," "semenjak dulu," dan semua istilah yang senada diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan "untuk selamanya" atau "abadi." Misalnya, ahli MAZMUR (psalmist) berkata: "Saya akan bernyanyi untuk selama lamanya," suatu istilah yang oleh seorang ahli penafsir dari Tulisan Suci sekali pun sukar membayangkan maksud arti kata itu dengan sebenarnya. Ringkasnya, dari hal-hal yang telah dikemukakan di atas, orang terpaksa menarik kesimpulan bahwa negara Palestina pada mulanya tidak hanya dijanjikan kepada orang-orang Yahudi semata-mata, dan bahwa janji pertama adalah tidak mutlak ("negeri ini "3 dan kemudian diperluas mencakup Trans Yordania, Syria, Libanon, dan daerah penggembalaan sampai ke Furat. Akhirnya kita berkesimpulan bahwa tidak pernah ada suatu janji tanpa syarat tentang milik abadi, walaupun dengan maksud jangka panjang yang tidak terbatas.[7] |
|
|
|
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | | ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | |