Persepsi dan Salah Persepsi | |
|
RefleksiGambaran yang berasal dari polemik dan literatur apologetika di atas berkenaan dengan dua umat beragama yang mempunyai tujuan tidak sama antara satu dengan yang lain. Umat Islam sungguh umat yang kolonialis, yang memperoleh basis kepuasan hidup pada agamanya dan bagi kekuasaan negara. Sementara sejumlah tulisan polemik yang mereka ketemukan menunjukkan bahwa mereka itu sesungguhnya hampir tidak enak dengan komunitas devian yang berada di tengah umat Islam. Rupanya secara proporsional tulisan-tulisan polemik Eropa itu lebih kecil jumlahnya tentang Islam. Akan tetapi hal ini akan memberi keuntungan bagi pengkajian dan penelitian lebih lanjut. Beberapa tulisan kolonialis Eropa tentang Islam bertujuan untuk memahami Islam secara lebih baik, agar dapat mengawasi umat Islam dengan lebih baik. Sementara para ilmuwan muslim tidak tertarik untuk memahami keimanan Kristen dan kajian-kajian mereka tidak membawa perubahan pada persepsi tradisional Kristiani. Hanya sebagian kecil ilmuwan saja, seperti Al-Mas'udi dan Al-Shahrastani, yang sedemikian jauh melihat secara serius kitab-kitab suci dan dokumen-dokumen Kristen. Kebanyakan isinya, menganggap Kristen sebagai merubah kebenaran kitab sucinya yang asli sehingga tidak murni lagi, yang berbahaya bagi orang muslim untuk mengeksplorasinya. Untuk itu, umat Kristen membangun sejumlah kelompok-kelompok yang satu sama lain saling terpisah di bawah kekuasaan kolonialis muslim. Ini berarti bahwa keprihatinan mereka yang terutama adalah untuk bertahan menentang tekanan-tekanan sosial dan intelektual yang telah dikembangkan. Bahkan mereka lalai menciptakan kritik-kritik serius terhadap Islam secara terbuka, atau membentuk "gambaran yang menyimpang", sebagaimana yang telah diciptakan di Eropa barat. Dengan pengecualian Abd al-Masih al-Kindi yang melakukan kritik-kritik, namun bukunya barangkali hanya cenderung beredar di sekitar umat Kristen. [28] Lebih lanjut, saya telah terkesan bahwa seorang manusia seperti Catolicus Timothy membela struktur intelektual keimanan Kristennya di luar bentuk loyalitas, dan apa yang dilakukan itu bukan karena relevan dengan kehidupan aktualnya. Ketika bertanya tentang perbedaan antara ketiga hipostases dalam Trinitas satu persatu, semua bisa dikatakan bahwa tiga hipostases itu dicirikan oleh sifat kebapakan, keanakan, dan prosesi (yakni kinerja dari bapak dan anak). Hal demikian, harus berkaitan dengan apa yang dinyatakan pada bab pertama tentang pembebanan dan tanggung jawab atas keseluruhan gereja oleh konsili-konsili ekomenikal dalam hal rumusan-rumusan ajaran yang sesuai dengan pandangan filsafat umat Kristen kerajaan Romawi Barat dalam ungkapan Yunani, bukan umat Kristen timur yang berasal dari latar belakang bahasa dan pemikiran Semit. |
|
|
|
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang | | ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | |