Persepsi dan Salah Persepsi | |
|
Tuntutan Umat IslamBegitu juga bagi kaum muslimin, apabila ingin hidup berdampingan secara damai dengan agama-agama lain, maka bagi mereka ada tugas untuk harus menghilangkan eksklusifisme. Ini berarti mengakui adanya jalan-jalan yang dapat melengkapi untuk mengungkapkan kebenaran ini, sungguhpun Islam mempunyai semua kebenaran yang diperlukan oleh semua bangsa manusia sampai akhir zaman. Begitu nampak tugas bahwa kaum muslimin hendaknya menafsiri kembali konsepsinya tentang finalitas Islam dan Muhammad sebagai nabi terakhir. Hal yang terakhir ini mensyaratkan adanya serentetan wahyu-wahyu yang turun dari Tuhan secara murni dan sempurna, namun ini tidak dibuktikan oleh apa yang sekarang kita ketahui dalam sejarah agama. Sungguh rupanya kaum muslimin seharusnya mengakui agama-agama lain seperti agama Hindu dan Buddha yang juga menerima wahyu dari Tuhan, walaupun bukan dalam bentuk yang menyerupai turunnya wahyu kepada Muhammad. Dalam hal hubungan Muslim-Kristen, ada yang esensial bahwa kaum muslimin menerima kesejarahan Bibel dan menolak ajaran korupsinya dan ketidakmurniannya. Ajaran tersebut bertentangan dengan fakta-fakta yang diketahui, misalnya keberadaan manuskrip-manuskrip yang sudah ada jauh sebelum zaman Nabi Muhammad. Seluruh abad ini dan kitab Bibel yang terakhir telah menjadi obyek penelitian literer yang kritis oleh umat Kristen dan sejumlah umat Kristen. Kajian kritis ini menjadi amat radikal dan di sana telah menjadi umat Kristen konservatif yang sedikit menerima ajaran tersebut. Walaupun demikian, sebagian terbesar umat Kristen yang memahami kritik literer itu, pasti akan mengakui poin-poin utama itu. Ini berarti mengakui bahwa sebagian kitab-kitab Bibel telah mempunyai sejarah yang kompleks akan adanya rumusan yang disusun dan diedit, namun akan dipertahankan dengan penuh semangat sehingga proses-proses susunan dan edit ini menjadi pokok masalah untuk inspirasi Ruh Kudus dan tidak mengurangi nilai keagamaan Bibel. Maka apa yang dituntut harus diterima oleh kaum muslimin adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang ada di tangan kita sekarang ini adalah sama persis dengan kitab-kitab suci yang telah mengilhami bangsa Yahudi dan umat Kristen sejak zaman-zaman terdahulu. Ada problem-problem khusus berkenaan dengan Perjanjian Baru. Kritik literer telah memperlihatkan bahwa pekabaran-pekabaran suci yang menjadi kehidupan dan ajaran Yesus sebagai dipahami oleh suatu generasi umat Kristen atau generasi-generasi umat Kristen yang lain setelah peristiwa-peristiwa itu terjadi, melainkan suatu keseluruhan luas para ilmuwan Kristen yang memegangi pandangan tersebut walaupun ada intisari bahan historis yang asli. Apa yang harus diterima oleh umat Islam dan umat Kristen di dunia ini dimana agama-agama bercampur aduk merupakan intisari fakta historis tentang ajaran prestasi yang dicapai Yesus sebagai manusia, namun tanpa penafsiran-penafsiran teologis. Apabila fakta-fakta historis manusia itu diterima, maka sampai tiap agama menafsiri fakta-fakta historis Yesus sebagai manusia itu sesuai dengan tradisi masing-masing. Dalam artikelnya yang berjudul "Menuju Kristologi Islam" (Towards an Islamic Christology), Mahmoud Ayoub mulai melakukan hal ini bagi kaum muslimin. [29] Sebagian umat Kristen barangkali merasa bahwa akan lebih baik secara langsung diwariskan dan menjadi catatan ajaran Yesus yang lebih akurat (dan mungkin juga dapat merasakan sama tentang Perjanjian Lama). Kendatipun demikian, akan lebih baik untuk berterima kasih atas semua yang telah diberikan kepada kita hingga kita mengetahui tentang Yesus dan mengakui bahwa dengan cara inilah Tuhan menghendaki kebenaran-kebenaran tersebut yang seharusnya datang kepada kita. Ini menyiratkan bahwa Tuhan memilih bertitah melalui instrumen-instrumen manusia yang tidak sempurna. Pastilah seorang nabi atau seorang pemimpin agama harus mempunyai beberapa kualitas yang baik, namun orang ini tidak perlu sempurna dalam segala hal; dan pegangan-pegangan yang sama dari para pewaris kebenaran agama. Tuhan dengan menggunakan instrumen-instrumen manusia yang tidak sempurna ini menghadirkan satu fakta historis obyektif yang tidak ingin diterima oleh banyak orang Islam. |
|
|
|
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Tentang Pengarang | | ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota | |