DIALOG SEPUTAR TRINITAS
Menapaktilasi Asal-usul Dogma Ketuhanan Kristen Oleh
: H.S. Munir, SKM. MPH.
Kata Pengantar
Pertama-tama, segala puji dab syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT. Atas taufiq dan hidayahNya sehingga
tulisan ini dapat hadir kehadapan para saudaraku Muslim.
Dalam beberapa perjumpaan dan percakapan kami dengan
saudara sesama Muslim, terlontar kekhawatiran mereka atas
maraknya buku-buku dan selebaran Kristen yang seharusnya
khusus untuk mereka, tetapi ternyata banyak yang jatuh baik
disengaja maupun tidak sengaja ke tangan saudaraku
Muslim.
Buku-buku dan selebaran tersebut dikemas sedemikian rupa
dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits keluar
dari konteksnya (Armstrong,1992) untuk menunjukkan
seakan-akan umat Islam telah sesat dan umat Kristenlah yang
benar dan selamat. Buku-buka dan selebaran tersebut kalau
hanya dibaca sepintas, atau oleh mereka yang belum memahami
sejarah dan ajaran Nabi Isa (Yesus), akan mudah terhanyut
oleh argumentasi mereka.
Sudah tidak terhitung jumlahnya saudara-saudaraku Muslim
yang terjebak rayuan tulisan tersebut, ditambah lagi
iming-iming dan kemudahan serta fasilitas bagi mereka yang
murtad.
Untuk itu dorongan saudara-saudaraku Muslim untuk
menanggapi tulisan mereka yang mendiskreditkan Islam, kami
sambut dengan penuh rasa tanggung jawab. Semoga Allah SWT.
Selalu membimbing hambanya hambanya yang senantiasa berupaya
mengungkapkan fakta-fakta sejarah maupun hasil penelitian
para pakar internasional.
Salah satu buku yang saya tanggapi dalam tulisan ini
adalah "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal yang
Esa". Buku ini merupakan kumpulan tulisan Hamran Ambrie
yang diterbitkan oleh Christian Center Nehemia Jakarta.
Berikut ini kami perlihatkan beberapa pernyataan Hamran
Ambrie yang mengaitkan tulisannya dengan ajaran Islam maupun
umat Islam.
- Umat Islam apriori menolak paham Kristen.
- Kesulitan bagi saudara-saudara kita golongan Islam
untuk memahami ajaran Kristen mengenai hubungan Allah dan
Yesus.
- Firman itu tidak lagi disampaikan kepada Yesus berupa
wahyu.
- Yesus adalah Allah yang nampak. Kalimat ini pasti
mengagetkan perasan golongan Islam.
- Kesulitan pihak golongan Islam memahami hubungan
Allah dengan Yesus.
- Orang Kristen menjadikan Yesus dan Ibunya menjadi
ilah (tuhan) disamping Allah adalah tidak benar. Ajaran
Kristen tidak mengajarkan demikian.
- Surat al-Jin : 3 digunakan oleh ulama Islam untuk
menentang pengakuan orang-orang Kristen mengenai Yesus
sebagai Anak Allah.
- Penyebab utama saudara-saudara Muslim tidak menerima
Yesus sebagai Tuhan dan anak Allah disebabkab salahnya
pengertian dan tidak pernah mempelajari secara wajar dan
tuntas menurut Alkitab.
- Di peringkat Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat
inilah yang menjadi sandungan utama bagi setiap Muslim
untuk menerima Yesus jadi panutan mereka.
- Jelas dasar pengertian mereka (Muslim) memang salah,
tidak berdasarkan kebenaran yang wajar, tidak ditunjang
oleh Alkitab.
- Karena itu penyebuatan "Muhammad Utusan Allah", sudah
tidak relevan lagi, karena Yesus adalah nabi terakhir
sudah menjadi batasan yang tidak boleh dilampaui
lagi.
Kalau saudara-saudara Muslim tidak bereaksi untuk
meluruskan pernyataan-pernyataan ini, akan mudah menjadikan
dalih bahwa mereka adalah benar.
Untuk itulah buku ini kami tulis dalam bentuk tanya jawab
untuk memudahkan umat Islam memahami fakta-fakta sejarah
dari hasil penelitian para pakar Alkitab dan sejarawan
Internasional yang terangkum didalamnya.
Buku ini tidak akan mungkin sampai ketangan saudaraku
Muslim tanpa dukungan,baik moril maupun materiil dari
berbagai pihak.
Penulis ingin menyatakan utsng budi yang tak terhingga
kepada para sejarawan, pakar Alkitab dan tokoh Kristen
Internasional yang dengan jujur, berani mengungkapkan
kebenaran walaupun kenyataan pahit harus mereka hadapi.
Penulis juga ingin menyatakan rasa hormat terutama kepada
Uskup Agung Prof. Jenkins, Pemimpin Gereja tertinggi keempat
di Inggris, yang tidak takut kehilangan jabatan dengan
menyatakan bahwa Kebangkitan Yesus dari kubur sesungguhnya
tidak pernah terjadi; John Allegro, anggota tim penerjemah
Naskah Laut Mati, yang dipecat karena mengumumkan naskah
yang dianggap rawan dan dapat menggoncangkan keimanan umat
Kristen; Rev. Dr. Charles Francis Potter, yang membuktikan
dari Naskah Laut Mati bahwa Roh Kudus sebagai oknum yang
disembah, tidak dikenal di zaman Yesus; Dr. Robert W. Funk,
Professor Ilmu Perjanjian Baru dari Universitas Harvard
bersama 74 pakar Alkitab lainnya yang dihujat umat Kristen
Amerika dan dunia karena membuktikan bahwa hanya 18 persen
ucapan Yesus dalam Alkitab yang diangap asli; Dr. Barbara
Thierings Guru Besar Universitas Sydney Australia yang
dihujat umat Kristen Australia karena dari hasil
penelitiannya selama 20 tahun terhadap Naskah Laut Mati,
menemukan bahwa Yesus tidak mati di tiang salib; Prof.
David Friedrich Strauss, yang dipecat seumur hidup sebagai
guru besar agama Kristen, karena mengatakan bahwa Injil
dalam Alkitab adalah campuran antara fakta, dongeng dan
khayalan, dan masih ribuan lainnya yang tidak sempat
disebutkan nama meraka satu-persatu, yang ikhlas dipecat
atau dihujat umatnya hanya karena mengemukakan kenyataan
yang bertentangan dengan keimanan Kristen.
Penulis yakin, tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran dan
saran serta kritikan yang mengarah kepada kesempurnaan
tulisan ini.
Semoga tulisan ini akan bermanfaat bagi saudarku Muslim,
walaupun hanya berupa setitik embun di tengah kehausan umat
akan ilmu dan informasi yang benar.
Penulis.
CATATAN PENULIS
- Dalam buku ini penulis menyebut Yesus yang artinya
sama dengan Nabi Isa AS. Ini dimaksudkan untuk
menghindari kesan seakan-akan kedua istilah tersebut
berbeda.
- Pengertian kata Tuhan dalam tulisan ini adalah
pencipta, penguasa, dan pemelihara alam semesta
sebagaimana yang di pahami umat Islam. Pengertian kata
Tuhan dalam Alkitab maupun Gereja disesuaikan dengan apa
yang dimaksud dalam ayat Alkitab tersebut.
- Pengertian kata Gereja dalam tulisan ini adalah
Otoritas Kristen yang berhak mengeluarkan pernyataan.
- Dalam mengutip pendapat para tokoh Kristen, pakar
Alkitab maupun sejarawan internasional, penulis menganut
metoda terjemahan Al-Qur'an dengan mencantumkan
pernyataan yang di kutip dalam bahasa Inggris untuk
menjaga keasliannya, kemudian disusul dengan terjemahan
kedalam bahasa Indonesia oleh penulis. Oleh karena itu
kalau kemampuan penulis dirasakan terbatas dalam
menerjemahkan pernyataan mereka, pembaca yang memiliki
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dapat memberikan
saran perbaikan terjemahannya.
- Al-Qur'an berbahasa Indonesia yang digunakan dalam
tulisan ini adalah Al-Qur'an dan Terjemahnya, terbitan
Mujamma' Khadim al-Haramain al-Mushaf asy-Syarif, Madinah
Almunawwarah. Dalam tulisan ini ada kalanya penulis
menggunakan kata Kristus untuk Almasih yang artinya sama
saja.
- Sedangkan Alkitab berbahasa Indonesia yang digunakan
dalam tulisan ini adalah Alkitab terbitan Lembaga Alkitab
Indonesia,Jakarta,1994.
BAB I. ARTI DAN ASAL TRINITAS
Tanya
Apa arti kata Trinitas? Apa yang dimaksud dangan Trinitas
dalam ajaran Kristen? Dari mana pemimpin gereja memetik
ajaran tentang tiga Tuhan?
Jawab
Trinitas berarti kesatuan dari tiga. Trinitas dalam
Kristen adalah Tiga Tuhan yakni Tuhan Allah, Tuhan Yesus dan
Tuhan Roh Kudus dan ketiganya adlah satu.
Dogma ini berasal dari paham Platonis yang diajarkan oleh
Plato (?-347 SM), dan dianut para pemimpin Gereja sejak abat
II (Tony Lane 1984). Edward Gibbon dalam bukunya The Decline
and fall of the Roman Empire, hal 388, mengatakan:
"Plato consider the divine nature under the thee fold
modification: of the first cause, the reason, or Logos; and
the soul or spirit of the universe?the Platonic system as
three Gods, united with each other by a mysterious and
ineffable generation; and the Logos was particularly
considered under the more accessible character of the Son of
an eternal Father and the Creator and Governor of the
world".
(Plato menganggap keilahian alami terdiri dari atas tiga
bagian: Penyebab awal, Firman (Logos), dan Roh alam semesta?
Sistem Platonis sebagai tiga Tuhan, bersatu antara satu
dengan lainnya melalui kehidupan yang baka dan misterius;
dan Firman (Logos) secara khusus dianggap yang paling tepat
sebagai Anak Bapak yang baka dan sebagai pencipta dan
penguasa alam semesta).
Ajaran tiga Tuhan dalam satu ini bukan hanya dianut
masyarakat Yunani dan Romawi, tetapi juga mereka yang
mendiami wilayah Asia Barat, Tengah, Afrika Utara dan
pengaruhnya menjalar ke beberapa kawasan lainnya di
dunia.
Watch Tower and Bible Tract Society of Pennsylvania,
1984, menjelaskan:
"Throughout the ancient word, as far back as Babylonia
the worship of pagan gods grouped in triplets were common.
This practice was also prevalent, before, during, and after
Christ in Egypt, Greece and Rome. After the death of the
Apostles, such pagan beliefs began to invade
Christianity".
(Dunia di zaman purbakala, sejak masa kerajaan Babilonia,
sudah terbiasa menyembah behala, tiga Tuhan dalam satu.
Kebiasaan ini juga banyak ditemukan di Mesir, Yunani dan
Romawi, baik sebelum, selama maupun sesudah Yesus. Setelah
kematian murid-murid Yesus, kepercayaan penyembah berhala
ini kemudian merasuk ke dalam agama Kristen).
Tanya
Apa definisi Trinitas?
Jawab
1. Athanasian Creed (abad VI) mendefinisikan Trinitas
sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Ghost is
God. And yet there Gods but one God".
(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus
adalah Tuhan. Namun bukan tiga Tuhan melainkan satu
Tuhan.)
2. The Orthodox Christianity kemudian mendefinisikan lagi
Trinitas sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Spirit
is God, and together, not exclusively, the form one
God".
(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus
adalah Tuhan, dan bersama-sama, bukan sendiri-sendiri,
membentuk satu Tuhan.)
Sebelumnya sudah banyak para pemimpin Gereja yang mencoba
memasukkan ajaran Platonis dan agama Mesir tentang tiga
Tuhan dalam satu. Namun upaya tesebut baru pada tahap adanya
tiga unsur atau oknum yang memiliki ikatan satu dengan
lainnya. Ketetapan ketiga oknum: Tuhan, Anak dan Roh Kudus
masing-masing dianggap Tuhan setara dan abadi, tidak pernah
ada sebelum ditetapkananya Athanasian Creed di abad ke
IV.
Tanya
Sebutkan beberapa diantaranya.
Jawab
1. Irenaeus (125-203) menjelaskan bahwa Tuhan tidak
sendirian. Selalu ada Firman dan Hikmah bersamanya, Anak dan
Roh, yang melaluinya Tuhan menciptakan segala sesuatu secara
bebas dan spontan.
"The Church, though scattered though out the whole world
to the earth, has received from the apostles and their
disciples this faith: in one God, the Father almighty, maker
of heaven and earth and sea and all thing in them; and in
one Christ Jesus, the Son of God, who was made flesh for our
salvation, and in the Holy Spirit,?"
(Gereja, yang walaupun tersebar di seluruh dunia, sampai
ke ujung bumi, telah menerima dari para Rasul dan
murid-murid mereka keyakinan ini: (Percaya) kepada Tuhan
Yang Maha Besar, pencipta Sorga dan bumi dan laut dan segala
yang ada di dalamnya; dan dalam satu Kristus, Yesus, Anak
Tunggal Allah, yang telah menjadi daging demi keselamatan
kita, dan didalam Roh Kudus).
Dalam definisi ini jelas sekali bahwa sampai akhir abad
II, para pemimpin Gereja dan umat Kristiani masih
beranggapan bahwa Allah (Bapa) adalah satu-satunya Tuhan
yang Maha Besar. Yesus hanya dikenal sebagai Anak allah
sebagaimana yang dikampanyekan Paulus.
2. Tertullian (160-230) merupakan yang pertama
menggunakan istilah Trinitas. Dia mendefinisikan Trinitas
sebagai:
"una substantia trepersonae" (satu zat dalam tiga oknum).
Dia mengatakan :
Let us preserve the mystery of the divine economy which
dispose the unity into trinity, the Father, the Son, and the
Holy Spirit, three not in essence but in grade, not in
substance but in form".
(Marilah kita menjaga misteri ikatan keilahian yang
menjelaskan kesatuan dari yang tiga, Bapa, Anak dan Roh
Kudus, tiga bukan dalam sari, tetapi dalam tingkatan, bukan
dalam zat tetapi dalam bentuk.)
Menurut Tertullian ketiga oknum, Bapa, Anak, dan Roh
Kudus memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
3. Origen (185-250's) mengajarkan tiga Tuhan dalam
Trinitas bertingkat: Bapa lebih besar dari Anak, yang lebih
besar dari Roh Kudus. Hanya Bapa satu-satunya Tuhan yang
sesungguhnya.
"First, that there is one God?.Secondly, that Jesus
Christ himself?.was born of the Father before all
creatures?.Thirdly, that the Holy Spirit was associated in
honor and dignity with the Father and Son?."
(Pertama bahwa ada satu Tuhan?.Kedua bahwa Yesus Kristus
sendiri?.lahir dari Bapa sebelum segala sesuatu
dicipta?.Ketinga, bahwa Roh Kudus berkaitan dalam kemuliaan
dan kehormatan dengan Bapak dan Anak.)
Dalam definisinya, Origen menegaskan bahwa Tuhan Allah
itu Esa. Kedudukan Yesus adalah dibawah Tuhan Allah (Bapa),
dan kedudukan Roh Kudus dibawah Yesus.
BAB II. BENARKAH YESUS MENGAJARKAN
TRINITAS?
Tanya
Apakah Allah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas
kepada Yesus?
Jawab
Berdasarkan Alkitab, Allah tidak pernah mewahyukan dan
mendefinisikan Trinitas kepada Yesus. Yesus tidak pernah
mengatakan bahwa Allah mewahyukan Trinitas Kepadanya.
Yesus sendiri tidak pernah menyebut-nyebut Trinitas,
apalagi akan mengatakan bahwa dirinya adalah anggota
Trinitas.
A.N.Wilson dalam bukunya Jesus A Life, 1992, hal XVI
mengatakan:
"I had to admit that I found it impossible to believe
that a first-century Galilean holy man (Jesus) had at any
time of this life believed himself to be the Second Person
of the Trinity) (Saya harus mengakui bahwa memang tidak
mungkin untuk mempercayai bahwa orang suci dari Galelia abad
I (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya merasa dirinya
sebagai oknum kedua dari Trinitas.)
Tanya
Apakah Allah pernah mewahyukan Trinitas kepada Para Nabi
sebelum Yesus?
Jawab
Allah tidak pernah mewahyukan maupun mendefinisikan
Trinitas kepada Nabi-nabi sebelum Yesus. Mereka semua
menerima wahyu tentang Tauhid. Tidak secuil pun ajaran
tentang Trinitas dalam Perjanjian Lama.
Buku encyclopedia of Religion mengakui:
"Theologians today are in agreement that the Hebrew Bible
does not contain a doctrine of the Trinity".
(Para ilmuwan Kristen saat ini sepakat bahwa ajaran
Trinitas tidak ada dalam Alkitab bahasa Ibrani /Perjanjian
Lama.)
Selanjutnya buku New Catholic Encyclopedia juga
mengatakan:
"The doctrine of the Holy Trinity is not taught in the
Old Testament".
(Ajaran Trinitas tidak pernah diajarkan dalam Perjanjian
Lama)
Perhatikanlah apa yang disampaikan oleh para nabi yang
diutus Allah dalam Perjanjian Lama:
"Dengarlah hai orang Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa" (Ulangan 6:4)
"Akulah Allah dan tidak ada yang lain. Akulah Allah dan
tidak ada yang seperti Aku" (Yesaya 46:9)
Andaikata Allah mewahyukan Trinitas kepada nabi-nabi
Yahudi sebelum Yesus, sudah lama orang Yahudi menyembah
Trinitas. Namun bagaimana mungkin Allah mewahyukan Trinitas
kepada umat Yahudi, sementara Yesus, salah seorang
anggotanya, baru lahir, lama setelah para nabi-nabi ternama
seperti Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan lain-lain tiada.
|