|
|
231/303: Dikabarkan bahwa ketika Isa baru saja duduk, seorang lelaki tua tampak menimbun tanah dengan sekop. Isa berdoa: "Ya Allah, ambillah harapan dari dia." Lelaki tua kemudian meletakkan sekopnya, berbaring, dan dan terdiam selama satu jam. Kemudian Isa berdoa: "Ya Allah, berikanlah kembali harapan kepadanya." Lelaki tua itu berdiri dan mulai kembali bekerja. Setelah itu Isa bertanya kepadanya, dan orang itu menjawab: "Ketika aku bekerja, jiwaku berkata: 'Sampai kapan kau harus bekerja, orang tua?' Maka aku melemparkan sekopku dan berbaring. Kemudian jiwaku berkata: 'Ini adalah kebenaran dari Allah: Engkau harus mencari nafkah selama engkau hidup,' maka aku pun kembali ke sekopku." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din 4:438. Rujukan silang atas kisah di atas:
232/303: Isa berkata: "Jangan khawatir atas nafkah hari esok. Seandainya besok adalah hari yang dtakdirkan untuk kalian, maka nafkahnya akan datang sendiri kepada kalian. Jika tidak begitu, maka jangan khawatirkan masa yang ditakdirkan untuk orang lain itu." Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din 4:442.
233/303: Isa berkata kepada kaum hawariyyun: "Berdoalah kepada Allah agar Dia memudahkan untukku [dalam menerima] penderitaan ini, yaitu kematian, karena aku begitu sangat belajar menakuti kematian sehingga aku benar-benar mengenalinya." Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din 4:446. Catatan:Bandingkan Matius 26:39 dan Lukas 22:42 dst.
234/303: Diriwayatkan bahwa Isa berjalan melewati sebuah tengkorak yang ia sentuh dengan kaki dan ia ajak bicara: "Bicaralah, dengan izin Allah!" Tengkorak itu menjawab: "Ruhullah, aku adalah seorang raja dari zaman sekian. Ketika aku duduk di atas tahtaku, dengan mahkota di atas kepalaku, dikelilingi oleh para prajuritku dan para abdi dalemku, muncullah malaikat maut di depanku. Semua bagian tubuhku lepas dariku satu demi satu, dan akhirnya keluarlah nyawaku. Oh seandainya saja semua kerumunan manusia ini diganti oleh kesunyian; oh seandaianya saja semua kegembiraan ini diganti oleh kepiluan." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din 4:448.
235/303: Isa berkata: "Banyak sekali orang dengan badan yang gagah, muka yang rupawan, dan lidah yang lihai bicara merintih di dasar neraka!" Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din 4:518.
236/303: Isa berkata kepada Yahya bin Zakaria: "Jika ada orang yang berbicara tentang engkau, dan itu benar, maka berterima kasihlah kepada Allah. Jika dia berbohong, berterima kasihlah lebih banyak, karena Allah akan memperbesar daftar amalanmu, tanpa engkau harus bersusah payah untuk itu." Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk. Catatan:Ada yang memperdebatkan apakah "Al-Tibr al-Masbuk" benar-benar karya Imam Ghazali.
237/303: Isa berkata: "Di antara saat seorang manusia diusung ke penguburannya dengan saat dia diletakkan di pingir kuburannya, Allah Yang Mahakuasa dengan segala kekuasaanNya mengajukan kepadanya 40 pertanyaan. Pertama Allah berkata: 'HambaKu, engkau telah menjaga kesucian makhluk-makhlukKu selama bertahun-tahun, tetapi engkau tidak pernah menjaga kesucian namaKu hanya sekedar satu jam saja.' Setiap saat, ketika Allah Yang Mahakuasa memeriksa hatimu, Ia berkata: 'Mengapa engkau melakukan sesuatu untuk yang selain Aku, sementara engkau berada di bawah naungan kasih sayangKu? Apakah engkau tuli? Apakah engkau tidak bisa mendegar?'" Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ayyuha al-Walad.
238/303: Isa berjalan melewati seorang pemuda yang sedang menyirami sebuah kebun. Pemuda itu berkata: "Mintakanlah kepada Allah agar Ia memberikan kepadaku kecintaan kepadaNya seberat sebuah debu." Isa berkata: "Engkau tidak bisa memikul berat sebuah debu." Pemuda itu berkata: "Kalau begitu, seberat setengah debu." Isa berdoa: "Ya Allah, berikanlah kepadanya kecintaan kepadaMu seberat setengah debu." Setelah itu Isa melanjutkan perjalanannya. Beberapa waktu kemudian Isa mendatangi kembali tempat si pemuda itu biasanya berada. Ketika Isa mencari tahu tentang dia, Isa mendapat jawaban: "Pemuda itu menjadi gila, dan pergi ke pegunungan." Isa berdoa kepada Allah agar Ia memberitahukan tempat di mana pemuda itu berada, dan Allah pun menunjukkan kepadanya jalan ke daerah tinggi di pegunungan. Isa menemukan pemuda itu sedang berdiri di atas sebuah batu cadas, dengan pandangan mata tak berkedip ke atas. Isa memberinya salam, tetapi si pemuda itu tidak menjawabnya. Maka Isa berkata: "Aku Isa." Kemudian Allah mewahyukan kepada Isa: "Bagaiana mungkin seorang manusia, yang memiliki kecintaan kepadaKu seberat setengah debu, bisa mendengarkan perkataan manusia? Demi kemulianKu dan kekuasaanKu, seandainya engkau mendampingi dia, dia tidak akan merasakan keberadaanmu." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Mukasyafat al-Qulub al-Muqarrib ila Hadrat 'Allam al-Ghuyub.
239/303: Diriwayatkan bahwa Yahya dan Isa berjalan-jalan bersama di sebuah pasar. Seorang perempuan bertabrakan dengan mereka, dan Yahya berkata: "Demi Allah yang menjadi saksiku, aku sama sekali tidak menyadarinya." Isa berkata: "Alhamdulillah! Jasmanimu ada bersamaku, tetapi di mana hatimu?" Yahya menjawab: "Saudara sepupu, seadndainya saja hatiku menyadari adanya sesuatu selain Allah, meski hanya berlangsung sekejap mata saja, maka aku pikir hatiku tidak pernah mengenal Allah." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Mukasyafat al-Qulub al-Muqarrib ila Hadrat 'Allam al-Ghuyub.
240/303: Diriwayatkan bahwa Isa pada suatu hari pergi dan bertemu Setan yang di satu tangan memegang madu dan di tangan lain memegang abu. Isa berkata: "Ya musuh Allah, apa yang kau lakukan dengan madu dan abu ini?" Setan menjawab: "Madu kuoleskan pada bibir tukang fitnah, agar mereka mencapai tujuan mereka. Abu kutempatkan di muka anak yatim piatu, agar manusia tidak suka melihat mereka." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Mukasyafat al-Qulub al-Muqarrib ila Hadrat 'Allam al-Ghuyub. |
|
Sumbangan: Jajang Kurniawan [Jajang.Kurniawan@Allianz.co.id] melalui milis hikmah@isnet.org
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team |