Analisis Visibilitas Hilal Penentu Awal
Ramadhan
dan Syawal 1420 H
Dr. Moedji Raharto1
Penentu Awal Ramadhan 1420 H
Menurut perhitungan astronomi, kedudukan Bulan dan
Matahari penentu awal bulan Ramadhan 1420 H di wilayah
Indonesia adalah sbb:
Ijtimak atau konjungsi akhir Sya'ban 1420 H
bertepatan dengan hari Rabu, 8 Desember 1999 jam 05:33 WIB.
Ijtimak berlangsung sebelum Matahari dan Bulan terbenam pada
tanggal 8 Desember 1999. Oleh karena itu pengamatan hilal
(rukyatul hilal) secara prosedural akan dilakukan setelah
Matahari terbenam pada tanggal 8 Desember 1999.
Sebagai ilustrasi posisi Bulan dan Matahari pada tanggal
8 Desember 1999 di Meurauke (140°.45 bujur timur dan
8°.5 lintang selatan) Matahari terbenam pada jam
15:48 WIB dan Bulan terbenam 15 menit kemudian, yaitu pada
jam 16:03 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam
+3°31' (3 derajat 31 menit busur di atas horizon).
Azimut Bulan pada saat Matahari terbenam adalah 250°46'
dan azimut Matahari pada saat terbenam adalah 246°55'.
Jadi lokasi Bulan saat Matahari terbenam adalah 3°51'
sebelah utara lokasi Matahari terbenam (arah utara adalah
arah kanan lokasi Matahari terbenam, bila pengamat menghadap
ke arah Matahari terbenam) dengan ketinggian +3°31'
dari kaki langit.
Pada tanggal 8 Desember 1999 di Sabang (95°.35 bujur
timur dan +5°.9 lintang utara) Matahari terbenam pada
jam 18:24 WIB dan Bulan terbenam 24 menit kemudian yaitu
pada jam 18:48 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam
+5°33' (5 derajat 33 menit busur diatas horizon).
Azimut Bulan pada saat Matahari terbenam adalah 249°29'
dan azimut Matahari saat terbenam adalah 247°16'. Jadi
lokasi Bulan saat Matahari terbenam adalah 2°13'
sebelah utara lokasi Matahari terbenam dengan ketinggian
+5°33' dari kaki langit.
Sedangkan pada tanggal 8 Desember 1999 di Mekah
(39°.83 bujur timur dan +21°.42 lintang utara)
Matahari terbenam pada jam 21:38 WIB dan Bulan terbenam 35
menit kemudian yaitu pada jam 22:13 WIB. Tinggi Bulan pada
saat Matahari terbenam +7°16' (7 derajat 16 menit bujur
di atas horizon). Lokasi Bulan pada saat Matahari terbenam
berazimut 245°16' atau 0°32' sebelah utara (hampir
sama dengan) lokasi Matahari terbenam dengan ketinggian
+7°16' dari kaki langit.
Menurut pengalaman pengamat hilal, kedudukan Bulan dan
Matahari setelah Matahari terbenam pada hari Rabu tanggal 8
Desember 1999 hilal masih sukar (bukan tidak mungkin) untuk
bisa disaksikan dari seluruh Indonesia. Di Mekah atau
kawasan Timur Tengah lainnya hilal lebih memungkinkan untuk
berhasil dirukyat.
Walaupun keadaan hilal awal Ramadhan 1420 H tersebut
tergolong hilal yang sangat sulit diamati dari seluruh
wilayah Indonesia, mengacu kesepakatan kriteria penentuan
awal bulan Hijriah di Indonesia bahwa pergantian bulan dapat
berlangsung bila tinggi Bulan saat Matahari terbenam lebih
besar 2° dan/atau usia hilal telah mencapai 8 jam
setelah ijtimak, maka berdasar hasil perhitungan astronomi
tentang kedudukan Bulan dan Matahari seperti yang diuraikan
diatas dapat disimpulkan bahwa awal Ramadhan 1420 H di
Indonesia bertepatan dengan hari Rabu tanggal 8 Desember
1999, dan shaum Ramadhan 1420 H dimulai pada hari Kamis
tanggal 9 Desember 1999.
Penentu Awal Syawal 1420 H
Ijtimak akhir Ramadhan 1420 H bertepatan dengan hari
Jumat 7 Januari 2000 pada jam 01:15 WIB. Di Indonesia
ijtimak itu berlangsung sebelum Matahari dan Bulan terbenam
pada tanggal 7 Januari 1999. Oleh karena itu pengamatan
hilal secara prosedur baru bisa dilakukan pada hari Jumat 7
Januari 2000, bila ada pengamatan hilal pada tanggal 6
Januari 2000, jelas bahwa hilal belum ada, hilal lahir
setelah ijtimak atau konjungsi, dan pengamatan hilal
dimungkinakan setelah Matahari terbenam.
Sebagai ilustrasi posisi Bulan dan Matahari pada tanggal
7 Januari 2000 di Meurauke, Matahari terbenam pada jam 16:02
WIB dan Bulan terbenam 23 menit kemudian yaitu pada jam
16:25 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam
+5°20' (5 derajat 20 menit busur di atas horizon).
Azimut Bulan saat Matahari adalah 250°01' dan
azimutMatahari saat terbenam 247°10'. Jadi lokasi Bulan
pada saat Matahari terbenam adalah 2°51' sebelah utara
lokasi Matahari terbenam (arah utara adalah arah kanan
lokasi Matahari terbenam, bila pengamat menghadap ke arah
Matahari terbenam) dan lokasi hilal pada ketinggian
+5°20' dari kaki langit.
Di Sabang (95°.35 bujur timur dan +5°.9 lintang
utara) pada tanggal 7 Januari 2000 Matahari terbenam pada
jam 18:38 WIB dan Bulan terbenam 32 menit kemudian yaitu
pada jam 19:10 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam
tanggal 7 Januari 2000 adalah +7°10' (7 derajat 10
menit busur di atas horizon). Lokasi Bulan saat Matahari
terbenam berazimut 248°31' dan Matahari terbenam pada
azimut 247°32'. Jadi lokasi Bulan 0°59' sebelah
utara lokasi Matahari terbenam dengan ketinggian +7°10'
dari kaki langit.
Sedangkan tanggal 7 Januari 2000 di Mekah (39°.83
bujur timur dan +21°.42 lintang utara) Matahari
terbenam pada jam 21:53 WIB dan Bulan terbenam 41 menit
kemudian yaitu pada jam 22:34 WIB. Tinggi Bulan pada saat
Matahari terbenam +8°29' (8 derajat 29 menit busur di
atas horizon). Lokasi Bulan pada saat Matahari terbenam
berazimut 244°15' atau 1°54' sebelah utara (hampir
sama dengan) lokasi Matahari terbenam dengan ketinggian
+8°29' dari kaki langit.
Pada saat Matahari terbenam hari Jumat tanggal 7 Januari
2000 kedudukan Bulan di wilayah Indonesia berada diatas
horison dengan ketinggian lebih dari 5°. Menurut
pengalaman empiris pengamatan hilal dengan ketinggian
5° pada saat Matahari terbenam hari Jumat tanggal 7
Januari 2000 masih sukar (bukan tidak mungkin) untuk bisa
disaksikan melalui mata bugil. Pengamat hilal, pada tanggal
7 Januari 2000 tersebut memerlukan kondisi senja astronomi
meredup sehingga memungkinkan bisa melihat hilal dengan mata
telanjang sebelum Bulan terbenam. Di Mekah atau kawasan
Timur Tengah lainnya hilal lebih memungkinkan untuk berhasil
dirukyat.
Walaupun keadaan hilal awal bulan Syawal 1420 H tersebut
tergolong hilal yang sangat sulit diamati, mengacu
kesepakatan kriteria penentuan awal bulan Hijrah di
Indonesia bahwa pergantian bulan dapat berlangsung bila
tinggi Bulan saat Matahari terbenam lebih besar 2°
dan/atau usia hilal telah mencapai 8 jam setelah ijtimak,
maka berdasar hasil perhitungan astronomi tentang kedudukan
Bulan dan Matahari seperti yang diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa shalat tarawih berakhir tanggal 7 Januari
2000 dan shalat Idul Fitri 1420 H dilaksanakan bertepatan
dengan hari Sabtu 8 Januari 2000. Berdasarkan analisis
astronomi tersebut shaum Ramadhan 1420 H akan berlangsung 30
hari.
1Penulis adalah Staf
Akademik Jurusan Astronomi FMIPA & UPT Observatorium
Bosscha ITB
Tlp. 022 - 2509170, 2511576, 2786001
Kunjungi
Situs Aslinya
|