Al-Washiyyat

Indeks Islam | Indeks Ahmadiyyah | Indeks Lahore | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

AL-WASHIYYAT                                           (3/3)
 
Di sini ada satu masalah yang  pantas  diingat.  Sebagaimana
saya   sebelumnya   telah   menjelaskan  bahwa  Allah  telah
memberitahu  kepadaku  tentang  kematianku.  Dia  menyatakan
kepadaku  mengenai  kehidupanku. Firman-Nya, "Sangat sedikit
hari tersisa." Firman-Nya lagi,  "Setelah  penampakan  semua
peristiwa   (musibah)  dan  keajaiban-keajaiban  alam,  akan
datang peristiwamu." Ini mengisyaratkan bahwa pasti  sebelum
kematianku  akan  datang musibah-musibah di dunia dan nampak
beberapa keajaiban alam. Supaya dunia siap untuk  menghadapi
satu   revolusi.  Setelah  terjadi  revolusi  ini  datanglah
kematianku. Aku diperlihatkan satu tempat,  bahwa  ini  akan
menjadi  tempat  kuburku.  Aku  melihat  satu  Malaikat, dia
sedang mengukur bumi. Pada waktu sampai  pada  satu  tempat,
dia berkata kepadaku, "Ini tempat kuburmu." Kemudian di satu
tempat, aku diperlihatkan sebuah kubur yang lebih  mengkilat
daripada  perak.  Seluruh  tanahnya  seperti  mutiara.  Lalu
dikatakan kepadaku bahwa ini kuburku. Aku diperlihatkan lagi
satu  tempat,  namanya  "Bahisyti  Maqbara"  (Makam penghuni
Sorga). Ditunjukkan bahwa itu kubur orang-orang Jemaat  yang
terpilih,  yang menjadi penghuni Sorga. Sejak itu aku selalu
memikirkan, perlu dibeli sebidang tanah untuk  kuburan  bagi
Jemaat.  Namun  berhubung  tanah  yang  baik lokasinya mahal
sekali harganya, karenanya  cita-cita  ini  tertunda  hingga
lama  sekali.  Sekarang,  setelah  kewafatan almarhum Maulwi
Abdul Karim, tatkala sehubungan dengan kematianku pun  turun
wahyu    Ilahi   terus   menerus,   aku   menganggap   perlu
mempersiapkan kuburan secepatnya. Karena itu aku  memutuskan
tanah  milikku  yang  dekat taman kita, yang harganya kurang
dari seribu  rupiah,  untuk  memenuhi  keperluan  ini.  Aku-
berdoa,  Tuhan!  Berikanlah berkah di sini dan jadikanlah di
tempat ini "Bahisyti Maqbara." Jadikanlah ini  tempat  tidur
(selamanya)  bagi  orang-orang Jemaat ini yang suci hatinya.
Yang  betul-betul  menjunjung  agama  melebihi  dunia.  Yang
meninggalkan  Kecintaan  pada  dunia  dan menjadikan dirinya
bagi Allah. Yang mengusahakan perubahan suci dalam  dirinya.
Serta  yang  memperlihatkan  contoh  ketulusan  seperti para
sahabat Rasulullah saw.  Amiin yaa robba-l 'aalamiin.
 
Selanjutnya  saya  berdoa.  Wahai  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa!
Jadikanlah bumi ini kubur bagi orang-orang yang berhati suci
dari antara Jemaatku. Yang sungguh-sungguh telah  menjadikan
dirinya bagi Allah, dan tidak mencampurkan motif dunia dalam
usaha mereka. Amiin yaa robba-l 'aalamiin.
 
Kemudian saya berdoa ketiga kalinya. Wahai Tuhanku Yang Maha
Kuasa  lagi  Maha  Mulia!  Wahai Tuhanku Yang Maha Pengampun
lagi Maha Pengasih! Berikanlah tempat kubur ini  hanya  pada
orang-orang  yang  benar-benar beriman pada utusan ini. Yang
di dalam dirinya tidak tersimpan  kemunafikan,  motif  nafsu
dan buruk sangka [7].
 
Sebagaimana  semestinya mereka beriman dan taat. Demi Engkau
di jalan-Mu mereka telah mengorbankan jiwanya,  yang  dengan
itu  Engkau  ridha, dan Engkau tahu bahwa mereka betul-betul
larut dalam cintaMu. Mereka setia dan  sopan  sekali  dengan
Utusan-Mu.  Dengan  iman yang terang mereka mempunyai ikatan
cinta dan rela berkorban. Amiin yaa robba-l 'alamiin.
 
Untuk makam ini, saya telah memperoleh  banyak  kabar  baik.
Allah  bukan hanya berfirman bahwa ini Makam Bahisyti (makam
penghuni Sorga), melainkan Dia juga berfirman:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Yakni: Segala macam rahmat diturunkan di  makam  ini.  Tidak
ada  suatu rahmat yang tak diterima oleh penghuni makam ini.
Karena itu, dengan wahyu khafiy-Nya  Allah  menuntun  hatiku
agar  menentukan  syarat-syarat untuk makam ini, yakni orang
yang dimungkinkan masuk di makam ini ialah yang  betul-betul
tulus.  Karena  itu  ada tiga syarat, dan semuanya hendaknya
dipatuhi:
 
1. Tanah makam yang ada sekarang, telah saya  berikan  dari
saya  pribadi sebagai sumbangan. Tetapi untuk menyempurnakan
perbatasan ini bagaimanapun akan dibeli tanah tambahan  yang
harganya  kira-kira seribu rupiah. Untuk memperindahnya akan
ditanam beberapa pohon. Akan dibuat sebuah  sumur.  Di  sisi
utara  makam  ini  yang menjadi jalan (untuk lewat) terdapat
banyak  air  menggenang.  Oleh  sebab  itu  di   sana   akan
dipersiapkan sebuah jembatan. Untuk bermacam-macam biaya ini
akan diperlukan dua ribu rupiah. Jadi seluruhnya  tiga  ribu
rupiah  yang akan dikeluarkan untuk memenuhi semua kebutuhan
ini. Maka syarat pertama adalah,  setiap  orang  yang  ingin
dikuburkan  di makam ini, dia hendaknya memasukkan sumbangan
sesuai dengan kemampuannya untuk biaya-biaya itu.  Sumbangan
ini  diminta  hanya  dari  orang-orang  itu, bukan dari yang
lain.  Pada   waktu   sekarang   hendaknya   sumbangan   ini
dikumpulkan di tempat yang terhormat Saudara Maulwi Nurudin.
Namun jika Allah Ta'ala menghendaki, silsilah ini akan tetap
berlangsung  setelah kita semua wafat. Dengan demikian perlu
sebuah Anjuman (majelis) yang akan menghimpun uang pemasukan
dari waktu ke waktu. Hendaknya uang itu dibelanjakan menurut
keperluan yang sesuai, dalam meninggikan kalimah  Islam  dan
menyiarkan Tauhid.
 
2. Syarat  kedua adalah, dari antara seluruh (warga) Jemaat
yang  akan  dikuburkan  di  makam  ini,  yaitu  orang   yang
berwasiat   bahwa   setelah  kematiannya  sepersepuluh  dari
seluruh warisan, sesuai dengan hidayat (petunjuk) Jemaat ini
akan  dibelanjakan  dalam  penyiaran  Islam  dan  penyebaran
hukum-hukum Qur'an. Setiap orang tulus yang sempurna imannya
mungkin  dalam  wasiatnya  akan memilih menulis lebih banyak
daripada itu. Tetapi  tidak  akan  kurang  dari  itu.  Harta
pemasukan  ini  akan dipercayakan pada Anjuman (yang terdiri
dari)  orang-orang  tulus  dan  para   cendekiawan.   Dengan
musyawarah  bersama  mereka  membelanjakan (harta itu) untuk
pengembangan Islam, penyiaran ilmu Al Qur'an serta buku-buku
agama  dan  untuk  para  muballigh Jemaat ini, sesuai dengan
petunjuk tersebut. Ada janji Allah  Ta'ala  bahwa  Dia  akan
mengembangkan  Jemaat ini. Oleh karena itu diharapkan, untuk
penyiaran Islam akan banyak terhimpun harta. Termasuk setiap
urusan  yang  menopang  dalam penyiaran Islam, yang sekarang
terlalu dini untuk diuraikan; semua urusan itu akan berhasil
dengan  harta.  Tatkala  sekumpulan  orang yang melaksanakan
tugas ini telah wafat, maka orang yang menjadi  penggantinya
berkewajiban   melakukan  semua  tugas  itu,  sesuai  dengan
petunjuk Jemaat Ahmadiyah. Para anak yatim, orang miskin dan
orang  yang  baru  memeluk  Islam  yang  masuk  dalam Jemaat
Ahmadiyah  dan  kurang  mampu  dalam  kehidupan  sehari-hari
berhak   juga   atas   harta   itu.  Harta  itu  boleh  pula
dikembangkan dalam perdagangan.  Janganlah  engkau  berfikir
bahwa  ini  hanya angan-angan kosong. Melainkan ini kehendak
Dia yang merajai bumi dan langit.  Saya  tidak  susah  bahwa
bagaimana  harta  ini  akan  terhimpun  dan  bagaimana  akan
terwujud  Jemaat  yang  dengan  semangat   ketulusan   dapat
memperlihatkan   pengabdian   secara   berani.  Tetapi  saya
mencemaskan bahwa sesudah  masa  kami,  jangan-jangan  orang
yang  diberi amanat untuk mengelola harta itu dengan melihat
banyaknya harta lalu menyimpang dan mencintai dunia.  Karena
itu  saya  berdoa,  semoga  Jemaat  ini mendapatkan pemegang
amanat yang bekerja demi Allah. Ya, bagi  yang  tidak  cukup
untuk  kehidupannya,  tentu  boleh diberikan dana dari harta
ini sebagai bantuan.
 
3. Syarat ketiga yaitu, orang yang dikuburkan di makam  ini
hendaknya  orang  yang  bertakwa,  meninggalkan hal-hal yang
haram, tidak berbuat syirik dan bid'ah serta sebagai  muslim
sejati dan suci.
 
4. Setiap  orang  saleh  yang  tidak  punya harta dan tidak
dapat melakukan pengabdian dengan harta, bila terbukti bahwa
dia  telah  mewakafkan  hidupnya  untuk agama dan dia saleh,
maka dia bisa dikuburkan di makam ini.
 
HIDAYAH (PETUNJUK)
 
1. Setiap orang yang sesuai dengan  syarat-syarat  tersebut
di  atas  ingin  berwasiat, maka wasiatnya akan dilaksanakan
(dipenuhi) setelah kematiannya. Namun setelah wasiat ditulis
harus diserahkan kepada orang yang bertugas sebagai pemegang
amanat  Jemaat  ini.  Kemudian  wasiat   itu   dicetak   dan
disebarluaskan.  Sebab waktu kematian kebanyakan sulit untuk
menulis wasiat. Berhubung hari tanda-tanda langit dan cobaan
telah  dekat,  maka  di  mata  Allah sangat mulia orang yang
menulis wasiat pada waktu demikian, dibanding  dengan  orang
yang  menulis  wasiat  dalam  keadaan  aman. Dalam penulisan
wasiat yang harta wasiatnya memberikan  manfaat  abadi,  itu
akan  mengandung  pahala  abadi  dan  hukumnya termasuk amal
jariah.
 
2. Setiap orang yang berada di tempat lain, yang berada  di
suatu  bagian  negara  ini  yang  jauh  dari Qadian, dan dia
mengikuti syarat-syarat yang telah  tertulis,  maka  setelah
kematiannya  ahli  waris  hendaknya menyimpan mayatnya dalam
sebuah peti, dan  mengirimnya  ke  Qadian.  Apabila  sebelum
makam  ini  sempurna,  yakni  sebelum  tersedia jembatan dan
lain-lain, ada seseorang  yang  wafat,  yang  sesuai  dengan
syarat-syarat  akan  dikuburkan di makam ini; maka hendaknya
untuk sementara ia disimpan dalam  peti  dan  dikuburkan  di
tempatnya  sendiri.  Kemudian  setelah  semua keperluan yang
berhubungan dengan makam siap, bawalah mayatnya  ke  Qadian.
Namun  orang  yang telah dikuburkan tanpa peti, tidak pantas
dikeluarkan dari dalam kuburnya [8].
 
Jelaslah bahwa menurut kehendak  Allah  Ta'ala,  orang-orang
yang mempunyai iman sempurna dikuburkan di satu tempat. Agar
anak turunnya yang akan datang, dengan melihat  satu  tempat
itu imannya menjadi segar. Dan supaya catatan perjuangannya,
yakni  pekerjaan-pekerjaan  keagamaannya  yang  demi   Allah
selalu nampak di mata ummat.
 
Akhirnya  kami  berdoa,  semoga dalam tugas ini Allah Ta'ala
menolong setiap orang  yang  ikhlas  (mukhlis),  menciptakan
gelora iman dalam diri mereka dan menjadikan akhir yang baik
bagi mereka. Amiin.
 
Sudah  sepantasnya,  setiap  orang  dari  Jemaat  kami  yang
mendapatkan   tulisan   ini  mau  menyebarluaskannya  kepada
teman-temannya. Sedapat mungkin siarkanlah ini! Jagalah  ini
untuk anak turunmu yang akan datang. Beritahukanlah pula ini
kepada  para  musuh  dengan  cara  yang  sopan.  Bersabarlah
terhadap   ucapan   buruk  dari  setiap  penutur  buruk  dan
berdoalah selalu!
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Penulis, yang lemah,
Yang membutuhkan Allah 'AsH-sHomad'
 
GHULAM AHMAD
Semoga Allah melindunginya dan menolongnya
90 Desember 1905


AL-WASHIYYAT oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Mujaddid Abad ke 14 H. Masih dan Mahdi Yang Dijanjikan Penerjemah Yatimin AS Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia (PB GAI) Kantor Sekretariat: Jalan Kemuning 14 Telp. 565695 Yogyakarta 55225

Indeks Islam | Indeks Ahmadiyyah | Indeks Lahore | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team