| |
|
PERTANYAAN (9) KEBEBASAN VS TAKDIR (1/2) WILSON: Ada suatu hal yang penting yang berhubungan dengan pengertian keadilan Tuhan, dan hal itu bertentangan baik dengan Agama maupun filsafat (pandangan hidup) yaitu kebebasan manusia. Baik filosof maupun guru-guru Agama berbeda pendapat mengenai masalah ini. Sebagian mereka menganjurkan kebebasan manusia dan bahwa apapun yang ia lakukan adalah atas kebebasan kemauannya sendiri; sebagian menolak kebebasan ini dan berfikir bahwa apa yang nampaknya menjadi suatu tindakan yang bebas atau tidak bebas dari manusia adalah tunduk pada aturan yang sudah digariskan lebih dulu. Saya telah membaca beberapa bacaan Islam bahwa Islam mempercayai Takdir dan bahwa semua yang dikerjakan manusia telah ditakdirkan oleh Tuhan, dan bahwa manusia tidak dapat merubah arah-arah yang sudah ditetapkan. Saya baca juga perbedaan pandangan Islam yang menganjurkan kebebasan manusia dan menolak pengertian Takdir pada tindakan manusia atau tidak bertindaknya manusia. Saya sekarang ingin membicarakan dengan anda masalah ini dan memeriksa apakah Islam benar-benar mengajarkan hal yang penting. CHIRRI: Untuk membatasi masalah dari pembicaraan kita, hal ini memerlukan penjelasan bahwa pembicaraan kita tidak mencakup kondisi-kondisi tertentu yang tidak disebabkan oleh keinginan manusia itu sendiri, seperti penyakit, kebutaan dan kematian. Di dalam hal ini ketidak bebasan manusia telah jelas. Tak seorangpun dapat menggugat bahwa manusia mempunyai kebebasan di dalam kondisi-kondisi demikian, sebab masalah ini tidak terjadi karena pilihan manusia. Pembicaraan kita hanya mencakup kerja manusia dan tindakannya dimana manusia bertindak oleh pilihannya sendiri dan kemauannya. Pertentangan lama masih ada dan membagi manusia menjadi dua bagian: ada yang berpegang pada kebebasan manusia, dan yang lain berpegang pada takdir. Islam, seperti yang anda ketahui, menerangkan pada kita bahwa Tuhan melahirkan firman-firman tertentu: bahwa Dia akan menghadiahi orang-orang yang patuh pada firman-firmanNya, dan bahwa Dia akan menghukum orang yang tidak patuh yaitu orang-orang yang tidak memenuhi permintaan firman-firman ini. Suatu Agama dapat kukuh hanya bila menganjurkan kebebasan manusia. Suatu Agama yang menganjurkan kedua-duanya yaitu keadilan Tuhan dan Takdir, jelas akan bertentangan bila Agama itu menerangkan bahwa Tuhan akan menghadiahi orang-orang yang patuh pada firman-firmanNya dan menghukum yang tidak patuh. Bila bertindaknya manusia atau tidak bertindaknya adalah tidak lebih dahulu ditentukan oleh Tuhan, manusia tidak akan dapat merubah tujuannya. Dia tidak akan dapat melakukan sesuatu setelah dia ditakdirkan tidak melakukan hal itu. Manusia akan seperti mesin. Sebuah mesin tidak dapat berputar dengan sendirinya, merubah tujuannya, dan mustahil mengatakan sebuah mesin memenuhi permintaan pesanan tertentu, mustahil menghadiahi mesin atau menghukum mesin. Melenyapkan kebebasan manusia akan merusak seluruh pengertian (konsep) Agama. Sebenarnya, bila kita menolak kebebasan manusia maka tidak akan perlu ilham atau wahyu. Dan tidak perlu mengirim Nabi-nabi untuk mengajarkan dan memimpin manusia. Bila seseorang ditakdirkan menjadi Atheist dia tidak akan menjadi orang yang beragama, dan tidak ada nabi vang akan dapat merubah hatinya. Seorang yang ditakdirkan jahat, tidak akan menjadi warga yang baik Kebebasan manusia sebenarnwa merupakan dasar seluruh pengertian Agama, dan Islam dengan jelas menganjurkan kebebasan manusia. WILSON: Dari pembicaraan kita yang telah lalu, saya tahu bahwa Islam menganjurkan dengan tegas azas keadilan Tuhan. Islam, karena itu diharapkan menganjurkan kebebasan manusia dan menentang pengertian takdir atau apa yang dikatakan di dalam filsafah "Determinism" (ketentuan). Saya ingin mengetahui bagaimana kitab suci Qur'an menunjukkan secara jelas mengenai kebebasan manusia. CHIRRI: Kitab Suci Qur'an telah menerangkan berulang kali bahwa manusia adalah makhluk yang bebas. Dan menyatakan bahwa manusia sanggup merubah keadaannya . "Sesungguhnya Tuhan tiada merubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri." 13:11. Bila rnanusia ditakdirkan untuk mengambil tujuan tertentu, dia tidak akan dapat merubah tujuan itu. Adapun juga yang ia lakukan atau tidak lakukan, bukan oleh pilihannya, tetapi oleh keharusan. Kitab Suci Qur'an juga menyatakan bahwa Tuhan tidak meminta individu melakukan hal yang tidak mungkin, Dia juga tidak membuat sukar pesuruh-pesuruhNya. "Tuhan tidak memikulkan kewajiban kepada seseorang, hanyalah sekedar kekuatannya." 2: 286. "Tuhan tidak hendak menyusahkan kamu, tetapi hendak menyucikan dan mencukupkan karuniaNya kepada kamu, supaya kamu bersyukur." 5:6. Bila manusia ditakdirkan untuk menjadi orang yang tidak sembahyang atau melakukan pembunuhan dan Tuhan mengatakan padanya jangan membunuh atau memerintahkannya untuk sembahyang, Dia akan memberikan kesengsaraan terbesar padanya, dan Dia akan meminta darinya untuk melakukan apa yang tidak mungkin baginya. Manusia diperintahkan sembahyang dan dilarang membunuh menunjukkan bahwa Tuhan memandang manusia sebagai makhluk bebas, dan apapun yang diperintahican untuk melakukan atau tldak melakukan adalah dalam batas kemampuannya. Kitab Suci Qur'an telah juga menjelaskan kebebasan manusia dengan menekankan pertanggungan jawab dari setiap individu untuk setiap apa yang ia lakukan: "Barangsiapa melakukan kebaikan, maka kebaikan itu untuk dirinya sendiri dan barangsiapa melakutan kesesatan, akan merugikan dirinya sendiri. Dan seorang pemikul beban tiada dapat memikul beban orang lain." "Katakan: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran dari Tuhanmu, sebab itu siapa yang menurut jalan yang benar, dia menurut jalan yang benar itu untuk (kebaikan) dirinya, dan siapa yang tersesat maka dia tersesat untuk dirinya. Dan Aku bukan penjaga kamu." 10: 108. Setiap pengertian dari pertanggungan jawab dari individu jelas menunjukkan bahwa perorangan adalah wakil yang bebas (a free agent). Wakil yang tidak bebas tidak dapat dibebani tanggungjawab untuk segala sesuatu yang mungkin dihasilkan olehnya. Pertanggungan jawab tidak dapat dipisahkan dari kebebasan. (bersambung ke-2/2) |
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |