|
|
(3/3) |
|
|
PERTANYAAN (7) DIMANA LETAK PERBEDAAN & PERSAMAAN ANTARA
ISLAM DAN KRISTEN PADA YESUS
(3/3)
WILSON:
Pandangan ini berbeda jelas dengan pernyataan seluruh
Injil-Injil. Empat Injil jelas menyatakan bahwa Yesus
meninggal disalib. Bagaimana kita dapat menyesuaikan
(mendamaikan) pernyataan ini dengan pernyataan Qur'an yang
menolak dengan tegas kematian Yesus disalib?
CHIRRI:
Ada jalan untuk menyesuaikan pernyataan Qur'an dengan
pernyataan Injil-Injil:
Perbedaan antara dua pernyataan dapat dibedakan antara
munculnya dan kenyataannya. Tidak boleh tidak bahwa beberapa
kejadian yang terjadi pada saat apa yang nampaknya menjadi
penyaliban Yesus dan kematiannya disalib. Kehidupan Yesus
penuh dengan keajaiban-keajaiban, dan hal demikian dapat
terjadi pula pada kematiannya.
Itu dapat terjadi bahwa orang lain (seperti Yudas, orang
yang mengkhianatinya), disamakan dengan dia, dan dia bukan
Yesus, meninggal pada salib.
Ada jalan lain untuk menyesuaikan kedua pernyataan tersebut
tanpa berlindung di bawah dugaan setiap kejadian yang ajaib;
mengira bahwa Yesus diletakkan di salib, dan bahwa dia
pingsan, padahal dia masih hidup.
Pengandaian ini tidak tanpa bukti dari Injil-injil:
Injil-Injil mengatakan bahwa Yesus tidak berada sangat lama
pada salib. Dia diturunkan cepat-cepat, tanpa merusak
(melukai) kakinya, padahal biasanya penyaliban melukai
(merusak) kaki.
Orang-orang Yahudi menyiapkan untuk merayakan perayaannya.
Mereka tidak ingin Yesus berada di salib sampai hari
berikutnya, Sabtu, di mana mereka diwajibkan tidak melakukan
pekerjaan seperti penguburan. Karena tidak berada lama di
tiang salib, dia masih dapat hidup.
Injil-injil menyatakan juga bahwa setelah Yesus tampak
meninggal, seseorang memukul tubuhnya dengan tombak, dan
darah memancar keluar dari tubuhnya. Kita tahu bahwa darah
tidak mengalir pada tubuh yang telah meninggal. Ini
menunjukkan bahwa Yesus masih hidup.
Injil-injil mengatakan bahwa Yesus diletakkan di kuburannya,
dan batu yang berat diletakkan di atas kuburannya, dan pada
hari Minggu, tubuhnya hilang dan batu itu telah dipindahkan
dari lubang kubur tersebut.
Kita menduga bahwa beberapa dari teman-teman Yesus
memindahkan batu itu dan menolongnya
Apabila Yesus dibangkitkan secara ajaib, maka tidak akan
memerlukan memindahkan batu itu. Tuhan dapat mengangkatnya
dari kuburan tanpa memindahkan batu tsb. Pemindahan batu itu
nampaknya dilakukan oleh manusia, dan bukan Tuhan.
Selanjutnya, Injil menerangkan bahwa Yesus menampakkan
dirinya beberapa kali pada teman-temannya setelah kejadian
penyaliban. Semua penampilannya tampaknya terjadi secara
rahasia, dan bahwa Yesus tidak ingin menampakkan diri secara
terang-terangan. Apabila dia dibangkitkan secara ajaib, dia
tidak akan menyembunyikan diri dari musuh-musuhnya.
Kerahasiaan dari penampilannya menunjukkan bahwa dia masih
hidup sebelumnya, dan hidupnya tidak diputuskan dengan
kematian yang singkat, dan bahwa dia masih takut pengejaran
musuh-musuhnya.
Organisasi internasional "Holy Shroud" baru-baru ini
memutuskan bahwa noda darah pada kain kafan Yesus
menunjukkan bahwa Yesus masih hidup ketika dia diturunkan
dari salib, dengan perkataan lain, tidak akan ada darah yang
nampak pada kain yang ditutupkan ke badannya setelah itu.
Seseorang yang mempercayai Kristen di dalam penyalibannya
akan mengalami penyesuaian yang sukar dari dua
prinsip-prinsip yang dia percayai, yaitu: Yesus adalah
Tuhan, dan Yesus disalib. Seseorang yang disalib tidak dapat
menjadi Tuhan sebab dia tidak dapat melindungi dirinya
sendiri.
Seorang Muslim tidak mempunyai masalah yang demikian. Dia
hanya percaya bahwa Yesus adalah seorang Nabi, tidak lebih.
Seorang Nabi dapat dikejar-kejar dan disalib, sebab seorang
Nabi tidak diwajibkan menjadi sangat berkuasa dan sanggup
mempertahankan dirinva sendiri.
Meskipun Islam tidak mempunyai masalah yang bertentangan,
tetapi telah menyelesaikan masalah yang Islam sendiri tidak
memilikinya. Yesus tidak disalib, Tuhan telah
menyelamatkannya.
4. Islam tidak setuju dengan Kristen pada azas penebusan.
Azas Penebusan didasarkan pada azas dosa asal: bahwa manusia
telah dihukum oleh Tuhan karena dosa-dosa Adam dan Eve yang
oleh karena itu diwarisi oleh anak-anaknya.
Islam menolak seluruh azas dosa Asal, Tuhan tidak menghukum
manusia sebab dosa yang dibuat oleh nenek-moyangnya. Tidak
ada dosa asal, karena itu, tidak diperlukan penebusan dan
agar manusia keluar dari dosa yang tidak ada.
Lebih lanjut, sangkaan bahwa adanya dosa asal. Untuk
mengampuni manusia dari dosa-dosa mereka, Tuhan tidak
memerlukan seseorang yang tidak berdosa, seperti Yesus, di
salib. Dia dapat mengampuni manusia tanpa menyebabkan orang
yang tidak berdosa menderita.
Mengatakan bahwa Tuhan tidak mengampuni manusia kecuali jika
manusia menyalib Yesus, adalah meletakkan dia di dalam suatu
posisi yang memerintah yang didurhakai oleh ajarannya
sendiri.
Ketika anak-anak mereka bertanya kepadanya untuk mengampuni
mereka dari dosa-dosa orang-orang tua mereka, dia menolak
melakukan hal itu kecuali jika mereka membunuh salah seorang
dari orang yang dicintainya.
Bila mereka berbuat kejahatan yang hebat, dia akan
mengampuni mereka. Bila mereka tidak, dia tidak.
Saya tidak setuju bahwa penganjur dosa asal akan rela
meletakkan Tuhan di dalam posisi yang demikian. Tuhan yang
ter-Adil dan Pengampun, tidak menghukum manusia sebab
desa-dosa nenek moyang mereka.
Dia akan mengampuni mereka atas dosa-dosa mereka sendiri
tanpa menuntut mereka berbuat dosa yang lebih besar.
|
|
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |