Surat Menyurat
Maryam Jamilah - Maududi


Lahore, 19 Mei 1961

Nona Marcus yth.

Assalamu'alaikum warahmatullah,

Telah saya teriina surat anda tertanggal 12 April dan lagi-lagi saya harus nnuita maaf karena terlambat menjawabnya. Alasannya, seperti yang telah anda ketahui, adalah buruknya kesehatan saya dan kerja lembur. Setelah sakit yang berkepanjangan, saya akhirnya diberi pengobatan dengan penyinaran sinar X yang kuat dan alhamdulillah, saya sudah hampir sembuh. Tinggal rasa lemah saja yang saya rasakan.

Telah saya baca dengan penuh rasa tertarik guntingan majalah The Islamic Review yang memuat cerita-pendek dari novel anda yang anda lampirkan dalam surat yang lalu. Telah anda lukiskan dengan tepat sekali dampak materialisme Barat pada orang-orang Arab Islam. Telah saya saksikan dengan mata kepala sendiri pengaruh-pengaruh yang serupa pada kehidupan bangsa Arab ketika saya berkunjung ke sana. Dan telah saya diskusikan maasalah-masalah ini dengan para pemikir dan pembaharu yang cinta Islam.

Komentar-komentar yang anda terima tentang cerita anda tidak terlalu mengagetkan saya. Orang-orang Islam yang ikhlas sekali pun khawatir bahwa orang-orang Barat dan orang Islam modern akan memberikan reaksi berupa penolakan bila gambaran "kemunduran" Islam ditampilkan kepada mereka. Reaksi pertama anda menghadapi pendapat yang menentang ini secara alami akan bercampur dengan keputusasasaan, tetapi anda harus mencoba untuk memahami semuanya ini. Bila anda tekun lagi sabar dalam melakukan dakwah Islam, akhirnya anda sungguh akan berhasil dalam segala upaya anda dan akan menghasilkan muallaf-muallaf baru.

Saya nasehati anda agar jangan mencoba untuk meyakinkan setiap orang, khususnya orang-orang yang tidak mau mendengarkan atau yang pandangannya bertolak belakang seratus-delapan-puluh-derajat dengan anda, walaupun mereka adalah kedua orangtua anda sekalipun. Allah telah berfirman: "Berilah peringatan bila peringatan itu bermanfaat." Anda harus selalu berusaha untuk mendapatkan jiwa-jiwa yang dapat naik melampaui konsepsi-konsepsi materialistik dan menghargai nilai-nilai ruhaniah dan moral yang lebih tinggi. Jika anda tidak berhasil mendapatkan orang-orang seperti ini sejak dini, anda akan merasa sendirian dan terasing di tengah kebuasaan materialisme, persangkaan dan perdebatan terus-menerus dengan orang-orang yang bermusuhan dan apatis yang cenderung menciptakan rasa pesimis dalam benak anda.

Tentunya merupakan sesuatu yang alami, bila negara-negara yang disebut-sebut sebagai "terkebelakang" berusaha mengakhiri kemundurannya secepat-cepatnya dan mengejar negara-negara Barat dalam perlombaan meraih kemajuan material. Tetapi yang tragis adalah bahwa bantuan dari negara-negara kaya membawa bersamanya air bah kebudayaan Barat yang merupakan tantangan maut terhadap agama, moral, peradaban dan kebudayaan kita, ringkasnya, segala sesuatu yang dekat dengan kita dan membuat kehidupan kita berharga. Lagi pula kepemimpinan di negara-negara Islam masih berada di tangan orang-orang yang pikirannya telah tertaklukkan sepenuhnya dan yang secara serampangan melakukan penafsiran kembali hukum-hukum syari'ah, walaupun pengetahuan mereka masih cetek dalam hal ini.

Situasi seperti ini menimbulkan bahaya ganda. Hal ini tidak hanya merupakan tekanan bagi pola-pola pemikiran dan perilaku Islam, tetapi juga membuka kemungkinan bagi negara-negara Islam untuk jatuh ke pangkuan Komunisme. Bila umat Islam menyaksikan nilai-nilai kehidupannya yang luhur diinjak-injak sehingga hanya gagasan-gagasan materialistik saja yang tinggal sebagai wadah menjalani hidup dan mati mereka, maka pastilah dunia Islam akan menjadi tanah yang subur bagi propaganda, penyusupan dan permusuhan rahasia Komunis.

Saya pikir, politik luar negeri Amerika akan mengalami pembalikan yang tak terperbaiki lagi. Ia akan menemui nasib yang sama di sini, seperti yang pernah dialaminya di negeri Cina, dan seluruh bantuan mereka berupa uang maupun barang jatuh ke tangan musuh. Buruk sangka yang berakar dalam terhadap Islam dan kebencian terhadap muslim di antara orang-orang Amerika dan Eropa telah membutakan mereka dari akibat yang merugikan mereka sendiri.

Pertanyaan yang anda lemparkan di akhir surat anda yang lalu adalah benar-benar suatu pertanyaan yang penting, persis serupa dengan pertanyaan yang telah saya coba pecahkan sejak tiga puluh lima tahun yang lalu. Saya mulai upaya saya ketika saya masih remaja berumur dua puluh tiga tahun, dan sejak itu, saya baktikan seluruh kehidupan saya untuk tugas ini.

Saya tidak percaya dengan taktik bertahan ataupun menjaga garis belakang belaka. Telah saya lancarkan ofensif tiga cabang. Pertama, saya serang habis-habisan dasar-dasar ideologi kebudayaan Barat, kemudian saya beberkan sejelas-jelasnya pokok-pokok ideologi Islam. Mengenai hal ini, saya terangkan dengan panjang lebar apa yang dimaksud dengan pandangan hidup Islam dan betapa ia lebih unggul dalam segala hal dari kebudayaan Barat.

Ketiga, saya tawarkan jawaban Islam yang praktis terhadap masalah-masalah penting yang di zaman sebelumnya seorang Islam yang taat sekali pun tidak punya pilihan lain kecuali harus mengikuti Barat. Sebagai hasil dari upaya ini, berjuta-juta orang Islam Pakistan dan India ikut bersemangat dan mendamba suatu tatanan Islam dengan saya.

Kira-kira dua puluh lima buku saya yang berbahasa Urdu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan sebagian besar masyarakat Islam di negara berbahasa Arab menghargai dan bersimpati pada gagasan-gagasan saya. Saya tundukkan kepala di hadapan Allah dan memuji-Nya atas semua ini. Sayang sekali, baru sedikit karya-karya saya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Bila anda bisa belajar bahasa Urdu, saya pikir, buku-buku saya ini akan membantu anda dalam memperjuangkan Islam di Amerika.

Tahukah anda bahwa sejak tahun 1941, suatu organisasi Jama'at-e-Islami telah bergiat di anak benua India Pakistan. Jama'at-e-Islami berjuang untuk menyebarkan dan menerapkan ideologi yang. telah saya paparkan dalam karya-karya saya.

Setelah pemisahan Pakistan dan India di tahun 1947, organisasi ini pecah menjadi dua partai Jema'at-e-Islami Pakistan dan Jama'at-e-Islami India. Yang di Pakistan telah dilarang bersama dengan partai politik yang lain tatkala diberlakukannya Undang-undang Darurat oleh Presiden Ayub Khan tahun 1958; yang di India masih hidup di bawah kepemimpinannya sendiri yang independen.

Saya ceritakan hal ini kepada anda untuk menarik perhatian anda akan kenyataan bahwa, agar anda bisa meraih hasil yang positif, diperlukan perjuangan dengan sabar selama bertahun-tahun. Lagi pula, agar bisa meraih keberhasilan, seseorang perlu diperlengkapi dengan kemampuan intelektual yang cukup di samping kemampuan moral.

Memang sulit melakukan perjuangan habis-habisan tanpa berhenti. Anda baru mulai. Saya menyadari sepenuhnya betapa sulit dan melelahkannya bagi seorang gadis muda yang belum menikah dan baru memeluk Islam untuk melakukan perjuangan demi Islam di negara seperti Amerika. Tetapi, setelah anda peluk Islam dan pahami kewajiban yang dibebankan olehnya, mesti anda cari pertolongan Allah Yang Maha Kuasa dan berusaha memikul tanggung jawab yang telah la pilihkan untuk anda.

Makin serius dan ikhlas anda berjuang, makin bertambah banyaklah bantuan yang anda terima dari Allah, yang akan datang dari arah dan dengan cara yang tidak anda dan saya duga sebelumnya.

Harus saya akui bahwa dengan terganggunya kesehatan saya, saya harus memaksa diri untuk melakukan berbagai-bagai pekerjaan. Setiap hari saya harus banyak membaca dan menulis, dan tiap hari banyak orang menyurati dan mengunjungi saya. Karena itu, bila saya terlambat membalas surat anda, harap jangan ambil pusing dan teruslah memberi kabar kepada saya tentang kegiatan dan kesejahteraan anda. Sungguh saya sangat tertarik kepada perjuangan anda untuk menegakkan Islam. Juga ingin saya terbitkan di dalam majalah bulanan saya yang berbahasa Urdu, Turjumanul Qur'an, ikhtisar surat-surat dan esai-esai anda, tentunya dengan menghilangkan rinci-rinci masalah pribadi.

Saya harap anda tidak berkeberatan. Bolehkah saya bertanya, sudahkah anda memakai nama Islam?

Teriring salam dan harapan baik.

Hormat saya,
Abul A'la


Surat Menyurat Maryam Jamilah Maududi
Judul Asli: Correspondence between Maulana Maudoodi and Maryam Jameelah
Terbitan Mohammad Yusuf Khan, Lahore, 1978
Penterjemah: Fathul Uman
Penyunting: Haidar Bagir
Penerbit Mizan, Jln. Dipati Ukur No. 45, Bandung 40124
Cetakan 1, 1403H, 1983M
Telp.(022) 83196
dikumpulkan dari posting sdr Hamzah (hamzahtd@mweb.co.id) di milis is-lam@isnet.org

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.