Surat Menyurat
Maryam Jamilah - Maududi


Lahore, 25 Februari 1961

Nona Marcus yth..

Assalamu'alaikum warahmatullah,

Surat anda yang panjang lebar tertanggal 31 Januari itu agak terlambat sampai di sini. Maaf, karena saya tidak bisa segera membalas sebab adanya kesibukan yang tak terhindarkan. Saya khawatir keterlambatan ini akan menyebabkan anda tidak enak hati. Oleh karena itu saya mohon maaf.

Saya mempelajari sketsa kehidupan anda dengan rasa tertarik dan perhatian yang besar. Begitu selesai membaca, segera saya menyadari bagaimana pikiran terbuka dan tanpa prasangka bisa menemukan Jalan yang Lurus, asalkan berusaha dengan sungguh-sungguh dan terus menerus.

Kisah kesulitan, kesengsaraan dan kesedihan mental anda bukan merupakan hal baru bagi saya. Bila seseorang mengalami konflik yang keras dengan lingkungan sosialnya serta tidak mendapatkan simpati atau penghargaan sedikitpun dari lingkungan mental maupun moralnya, sungguh luar biasa bila sarafnya tidak mengalami kehancuran fatal.

Ketidakmampuan anda untuk menyesuaikan adalah akibat yang alami daripada ketidak-cocokan antara anda dengan masyarakat anda. Tabiat, citarasa, gagasan, kebiasaan dan seluruh kelakuan anda secara asasi berbeda dari lingkungan masyarakat tempat anda tinggal. Pergesekan yang terus-menerus bisa lebih merusak daripada yang kenyataannya terjadi.

Anda tampak bagaikan seperti pohon muda di daerah Khatulistiwa yang ditanam di zona Arktik dan anda tak bisa tidak dipaksa menghadapinya. Tiap orang dapat tumbuh dan memancar sebaik-baiknya dalam suasana cocok. Pada iklim permusuhan, seseorang cenderung kehilangan atau dituduh sebagai telah kehilangan keseimbangan mental dan seluruh kemampuannya, seakan-akan hilang sirna.

Alasan serupalah yang menyebabkan anda masih belum menikah; masyarakat anda tidak menyukai tipe wanita seperti anda. Seluruh kelebihan anda dipandang sebagai cacat. Tidak mungkin anda temukan teman hidup sejati dalam keadaan sekarang ini. Jika anda paksakan mengikat diri kepada seseorang di sana, anda tak akan mungkin bisa menjalani kehidupan perkawinan yang baik atau berhasil.

Sejak surat anda yang pertama, telah saya pertimbangkan masalah anda dengan penuh perhatian. Saya pikir anda harus memilih salah satu dari dua pilihan. Pertama, anda harus bekerja secara terbuka untuk Islam di Amerika dengan mengumpulkan simpatisan-simpatisan dan rekan-rekan sekerja di sekitar anda, atau, yang kedua, anda pindah ke suatu negara Islam, sebaiknya Pakistan. Tidak mudah bagi saya untuk memilih salah satu alternatif yang sesuai dengan anda, karena hal ini tergantung pada lingkungan dan kemampuan anda yang tentunya anda sendiri yang memahaminya dengan baik.

Saya hanya mampu menyampaikan bahwa bila anda hendak hijrah dan tinggal di Pakistan, anda akan berada di tengah-tengah orang-orang yang sependirian, hanya saja dengan bahasa yang berbeda. Insyaallah di Pakistan akan anda dapatkan segenap dukungan serta dorongan moral dan material Lebih lagi, besar kemungkinan anda temukan orang muslim yang takwa, yang dapat menjadi teman hidup anda.

Bila anda berada di Pakistan, saya dapat memberikan segala pertolongan. Tetapi sayang sekali saya tidak dapat membantu perjalanan anda dari Amerika ke Pakistan, mengingat adanya pembatasan-pembatasan yang sangat ketat terhadap lalu-lintas luar negeri.

Saya benar-benar berharap agar orangtua anda, yang menaruh harapan baik bagi anda, tidak menghalangi pilihan anda. Mereka seharusnya menyadari kenyataan bahwa bila anak putrinya dipaksa untuk hidup dalam iklim yang buruk, akibatnya tidak hanya akan memaksa anaknya hidup dalam keputusasaan, tetapi lebih dari itu, putrinya akan mengalami goncangan-goncangan syaraf yang membahayakan.

Tetapi sebaliknya, bila ia cukup beruntung dan mendapatkan suasana beruntung dan mendapatkan suasana sosial yang cocok lagi bersahabat, pikirannya akan kembali sehat dan bersemangat, dan akan menjalani kehidupan yang produktif dan bermanfaat. Saya pikir, begitu mereka sadar akan hal ini sepenuhnya, maka tak akan anda temui halangan dari pihak mereka. Malah, ada kemungkinan akan mereka terima usulan-usulan saya.

Anda tanyakan buku Islam di Simpang Jalan. Buku tersebut sudah saya baca dan juga buku-buku karya Muhammad Asad lainnya. Saya telah berkesempatan untuk berkenalan secara pribadi dengannya tidak lama setelah ia memeluk Islam, ketika ia tinggal di anak benua Indo-Pakistan.

Mungkin menarik bagi anda untuk mengetahui, bahwa Muhammad Asad juga keturunan Yahudi (Austria). Saya sangat kagum akan pikiran-pikirannya tentang Islam, khususnya kritikan-kritikannya terhadap kebudayaan Barat dan filsafat materialistik. Namun demikian, sayang sekali, meskipun di awal keislamannya ia seorang muslim yang begitu kukuh dan taat, tetapi secara perlahan-lahan ia bergeser mendekati jalan apa yang sering disebut sebagai muslim "progresif", sebagaimana Yahudi yang "diperbaharui".

Belakangan ini, perceraian dengan istri Arabnya dan kemudian perkawinannya dengan gadis Amerika modern, dengan pasti mempercepat proses ini. Walaupun kenyataan-kenyataan yang mengharukan ini tidak bisa dipersoalkan apalagi dibenarkan, namun dalam masalah ini saya tidak bisa terlalu menyalahkannya. Ketika saya bertemu pertama kali di tahun-tahun pertama keislamannya, perubahan-perubahan yang menggembirakan terjadi dalam hidupnya.

Tetapi, sekali seseorang menjalani kehidupan sebagai orang Islam sejati, segera saja semua kemampuannya kehilangan "nilai pasar" nya. Cerita sedih yang sama juga menimpa Muhammad Asad. Sebelum itu ia sudah terbiasa hidup dengan standar tinggi lagi modern. Sesudah memeluk Islam, ia harus menghadapi kesulitan-kesulitan ekonomi yang teramat berat.

Akibatnya, ia terpaksa melakukan kompromi-kompromi. Saya selalu berharap, meskipun dengan terjadinya perubahan-perubahan ini, cita-cita dan pendirian-pendiriannya tidak berubah, walaupun kehidupan sehari-harinya telah mengalami perubahan. Nabi besar Muhammad saw pernah bersabda bahwa, akan datang suatu masa bila seseorang mengikuti jalannya, ia seolah sedang memegang bara api dalam genggamannya. Nubuatannya ini telah terbukti.

Akhir-akhir ini, bila seseorang, laki-laki maupun perempuan, hendak mencoba melaksanakan ajaran-ajaran Islam, ia akan menghadapi tantangan-tantangan yang keras dalam setiap langkahnya dari peradaban materialistik. Seluruh lingkungannya berbalik memusuhi muslim itu. Ia akan dipaksa untuk berkompromi atau tetap berada dalam suasana pertentangan dengan masyarakat. Syaraf yang paling kuat dan tahan uji mutlak diperlukan untuk perjuangan yang tidak mengenal henti ini.

Sudahkan anda berhubungan dengan Islamic Centre di Washington D.C. atau di Montreal yang mungkin bermanfaat bagi anda? Alamat Islamic Centre di montreal adalah: The Islamic Centre, 1345 Red Path Crescent, Montreal - 2, Quebeq, Canada.

Terima kasih atas perhatian yang tulus dari anda terhadap keselamatan saya sehubungan dengan kepergian saya ke Afrika yang akan datang. Alhamdulillah, negara-negara di benua Afrika yang akan saya kunjungi ada dalam keadaan yang sangat aman dan damai. Saya bermaksud mengunjungi Somalia, Kenya, Uganda, Tanganyika, Zansibar, Mauritus dan Republik Afrika Selatan. Di negara-negara tersebut terdapat banyak orang India, Pakistan dan Arab yang muslim. Dengan bantuan mereka saya berharap dapat meningkatkan dakwah Islam di sana.

Benar-benar dapat saya pahami kebingungan anda terhadap Presiden Nasser. Sebaliknya daripada seorang pembela Islam, tangan bengisnya dilumuri darah merah para syuhada. Dengan kejam ia tindas al-lkhwanul Muslimin. Dialah yang telah menghancurkan kekuatan Islam di dunia Arab. Paling sedikit ia memiliki empat lidah dalam satu mulut. Bila berbicara kepada orang Mesir, ia katakan: "kita adalah putra-putra Firaun." (ia dirikan patung raksasa Ramses II yang dikutuk sebagai Firaun sang penindas di alun-alun Kairo).

Bila berbicara kepada dunia Arab, dia katakan: "Kita adalah bagian dari satu bangsa Arab yang agung". Bila berbicara kepada masyarakat umum Afrika dia berupaya sok menjadi eksponen dan penyambung lidah mereka. Baru-barn ini ia berusaha untuk meniup terompet "Suara Islam" lewat Radio Kairo, karena hal ini sesuai dengan kepentingan dan strateginya.

Petualang-petualang jahat seperti dia tidak akan pernah mengabdi untuk perjuangan Islam. Hanyalah mujahid yang tidak kenal pamrih --ikhlas, sederhana dan tidak kenal kompromi, yang siap mengorbankan segenap kepentingan pribadinya dan menyerahkan kehidupannya ke haribaan Islam-- yang bisa melakukan hal ini.

Sungguh saya amat bahagia mengetahui bahwa anda telah menjadi orang Islam yang taat dan telah mulai melaksanakan shalat lima kali sehari, dan pula telah menjalankan ibadah puasa. Akan hal ini, saya ucapkan selamat kepada anda. Saya berdoa kepada Allah semoga Dia selalu menguatkan hati dan membantu anda di atas jalan Islam.

Hormat saya,
Abul A'la


Surat Menyurat Maryam Jamilah Maududi
Judul Asli: Correspondence between Maulana Maudoodi and Maryam Jameelah
Terbitan Mohammad Yusuf Khan, Lahore, 1978
Penterjemah: Fathul Uman
Penyunting: Haidar Bagir
Penerbit Mizan, Jln. Dipati Ukur No. 45, Bandung 40124
Cetakan 1, 1403H, 1983M
Telp.(022) 83196
dikumpulkan dari posting sdr Hamzah (hamzahtd@mweb.co.id) di milis is-lam@isnet.org

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.