Maryam Jamilah - Maududi |
|
Lahore, 29 September 1961Nona Maryam Jamilah, Assalamu'alaikum warahmatullah, Surat anda tertanggal 11 Juli baru sampai pada saya beberapa hari yang lalu, menunjukkan betapa lambatnya perjalanan surat biasa dari negara anda ke negara saya. Naskah novel anda Ahmad Khalil yang telah sampai ke sini lebih dari sebulan yang lalu, saat ini sedang berada di Islamic Publication Ltd. Segera setelah mereka kembalikan kepada saya, akan saya coba sempatkan waktu untuk membacanya dan memberi komentar atasnya. Anda tentu akan kaget mendengar bahwa karena Pemerintah tiba-tiba memutuskan untuk mencoret nama-nama semua negeri Afrika dan Arab dari paspor saya, saya terpaksa membatalkan perjalanan saya ke Afrika. Sejak saat itu saya terima banyak sekali surat dari negara-negara tersebut, demikian juga dari dalam negeri, yang semuanya memprotes pembatalan yang sewenang-wenang terhadap kegiatan saya di luar negeri. Yang sangat bergembira dengan adanya tindakan ini adalah para missionaris Kristen dan orang-orang Qadiani yang menganggap Mirza Ghulam Ahmad dari Qadiani sebagai Nabi baru dan menganggap setiap orang yang tidak beriman kepadanya sebagai kafir. Tanpa organisasi dan dukungan keuangan yang memadai, Islam telah memperoleh pijakan yang mantap di Afrika, meskipun terdapat usaha-usaha yang sangat intensif dan persediaan dana yang besar di pihak misi Kristen. Kenyataan ini berbicara dengan jelas mengenai perbedaan kelebihan-kelebihan bawaan dari masing-masing agama tersebut. Kekristenan itu sedemikian lemahnya, sehingga walaupun terdapat sangat banyak sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit Kristen, kegiatan-kegiatan missionaris yang terorganisasikan dengan rapi dan dukungan pemerintahan kolonial, toh sedikit sekali orang-orang Afrika yang memeluk agama Kristen dengan teguh; atau kalaupun ada, mereka akan segera sadar dan melepaskannya kembali. Di lain pihak, walaupun Islam tidak disajikan kepada mereka dengan segenap keindahannya, dan sebagian besar orang-orang Islam tidak memberikan contoh yang baik tentang perilaku Islami lagi pula kita hanya memiliki sedikit juru dakwah yang terlatih, maka Islam yang diketahui oleh orang-orang Afrika ini hanyalah dari pengaruh orang-orang muslim yang berpikiran sederhana, sebagian besar di antaranya tak terpelajar, sekedar lewat kontak pribadi belaka. Tetapi begitu saja ternyata telah cukup mampu memberi daya tarik kepada orang-orang Afrika. Karenanya saya ingin sekali mengelola suatu program terencana untuk penyebaran Islam di sana. Tetapi sayang, tangan-tangan saya telah terikat. Namun demikian tidak akan pernah saya lupakan masalah ini sehingga, Insyaallah, akan saya coba untuk berbuat sebaik-baiknya, walaupun saya berada di tempat yang jauh dari mereka. Anda tentu tidak akan terperanjat oleh adanya dukungan Islamic Review, Woking, terhadap Habib Bourguiba bila anda pahami aliran pemikiran majalah ini. Mereka adalah rekan senegara kami dan sangat kami pahami mereka dengan baik. Mereka adalah anggota kelompok Lahore pengikut Mirza Ghulam Ahmad dari Qadiani, yang berbuat lancang dengan mengaku sebagai nabi. Badan utama organisasi pengikutnya secara terbuka menyatakan bahwa Mirza adalah seorang Nabi dan bahwa orang-orang yang menolaknya adalah kafir. Putera Mirza Ghulam Ahmad, Bashiruddin Mahmud, memimpin kelompok ini. Sempalan sekta ini yang mengendalikan The Islamic Review di masjid Woking, Inggris segan mengumumkan secara terus terang bahwa Mirza adalah seorang Nabi, melainkan hanyalah sebagai "Nabi" secara metafora, yang mereka sambut sebagai Messiah Yang Dijanjikan, Majaddid (pembaharu) dan Mahdi. Kedua kelompok Qadiani ini adalah sahabat-sahabat akrab pemerintah Inggris ketika masih menguasai anak benua India-Pakistan. Mereka tidak hanya menikmati dukungan yang diberikan secara diam-diam tetapi juga mendapatkan perlindungan positif dan dorongan-dorongan dari Imperialis Inggris. Di dalam negeri mereka dianugerahi kedudukan-kedudukan penting, sedang di luar negeri mereka merupakan orang-orang yang sangat dipercaya, setia dan taat dari Kerajaan Inggris. Propaganda "Islam" mereka diizinkan hanya karena tidak berbahaya, malahan misi bertindak sebagai kedok yang etektif bagi banyak kegiatan-tanpa-nama mereka untuk kepentingan penjajahan. Maulana Muhammad Ali, yang menerjemahkan al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris, adalah pemimpin Pergerakan Ahmadiyah Lahore yang mendirikan The Woking Mission and Literary Trust di Inggris dan menerbitkan The Islamic Review. Orang-orang ini berupaya dengan sungguh-sungguh untuk memperlihatkan bahwa diri mereka "tercerahkan", maju, progresif dan liberal menurut ukuran Barat. Inilah sebabnya mengapa dengan penuh harap mereka sambut gembira setiap langkah yang diambil oleh Pakistan dan negara Islam lain untuk "memperbaharui" Islam. Baru-baru ini Undang-undang Keluarga telah diperbaharui untuk membuatnya lebih cocok dengan kriteria Barat, yang disambut oleh The Islamic Review dengan gegap gempita. Penilaian anda terhadap Universitas-universitas Kristen di Beirut dan Kairo sangatlah tepat. Pasti anda akan tertarik untuk mengetahui bahwa sekolah-sekolah Kristen di Pakistan telah menciptakan hasil serupa selama satu setengah abad. Elite sosial kami yang mendapatkan hak khusus berkat tingkat ekonominya dan pegawai-pegawai tinggi negara mempercayakan anak-anak mereka yang baru berumur empat atau lima tahun kepada lembaga pendidikan seperti ini. Mereka belajar bahasa Inggris, bukan bahasa Urdu, dan sebagian besar dari mereka benar-benar tidak bisa berbicara ataupun menulis dalam bahasa nasional sedikitpun. Mereka benar-benar terasing dari tradisi keimanan dan budaya mereka sendiri. Mereka merayakan Hari Natal dan mengabaikan Idul Fitri. Mereka sangat jahil mengenai Islam. Setelah dewasa, mereka akan jadi pemimpin, penguasa dan penentu nasib kami. Dampak dari sistem pendidikan nasional kami yang merupakan warisan dominasi Inggris tidak kurang berbahayanya. Walaupun sekolah pemerintah tidak mengubah pelajar yang beragama Islam menjadi Kristen, tetapi hasil praktis dari suasana yang materialistik-sekular membuahkan kejahilan, kemasabodohan dan ketakacuhan. Sebagian besar pemuda kami yang terpelajar tetap beragama Islam bukan karena sistem pendidikan ini, tetapi karena hal-hal lain. Karena anda adalah orang baru dalam lingkungan umat Islam, saya harap anda memahami alasan-alasan sebenarnya mengapa orang-orang Islam menjadi termodernkan dan terjauhkan dari Islam, dan mengapa lidah-lidah dan pena-pena mereka mengabdi kepada kekafiran. Saya, sangat masygul atas masalah-masalah yang anda hadapi. Saya sadar sepenuhnya cobaan-cobaan yang harus dihadapi oleh seseorang bila ia memeluk agama Islam di negeri kafir, dan seorang wanita akan menghadapi kesulitan seribu kali lebih besar daripada yang dihadapi oleh laki-laki. Melalui pengalaman pribadi yang lebih pahit, anda jadi tahu betapa toleran dan luasnya pikiran orang-orang Barat itu! Juga telah anda temui jenis orang yang mewakili negara-negara Islam di luar negerinya. Walaupun masa-masa yang amat sulit menunggu di depan anda, saya pikir pengalaman-pengalaman ini akan membekali anda dengan kesabaran dan pasti akan anda peroleh ganjaran yang kekal di Hari Kemudian. Saya yakin, jika saja anda terima undangan saya untuk datang ke Lahore, anda dapat terhindar dari masalah-masalah yang sulit ini dan pasti saya akan dapat menolong anda dengan segala cara. Tetapi, meskipun di Amerika, jika anda pikir saya dapat menolong anda dengan bantuan-bantuan praktis, segeralah beritahu saya dengan terus terang, saya pun tentu tidak akan segan-segan mengerjakan apa saja yang bisa saya perbuat. Semoga Allah Yang Maha Pengasih menolong dan mengaruniai anda kesabaran dan ketabahan. Wassalam, |
|
Hak cipta © dicadangkan. |